Rabu, 31 Agustus 2016

Jadilah seperti MATAHARI



 

Karena perhatian sang suami terhadapnya terasa menurun, seorang istri yang telah tampak satu dua ubannya di kepala semakin prihatin. Kecemasan yang tak lagi tertanggungkan olehnya ditumpahkannya kepada kedua orangtuanya dengan isak tangis yang memilukan.

Ibunya yang telah sarat muatan itu berkata, 'Kalau engkau mau merebut hati suamimu dengan cara yang pernah engkau gunakan sewaktu mudamu, sudah terang tak akan membawa hasil.'

'Sebaiknya engkau mencoba belajar kepada matahari, bagaimana caranya menampilkan diri pada waktu pagi, siang dan sore dalam kondisi yang senantiasa mengagumkan, sehingga penduduk bumi ini tak pernah ada yang bosan terhadapnya!'

Hikmah di atas mengajari kita tentang nilai-nilai keluarga sakinah mawaddah wa rahmah dengan memakai analogi matahari.

Matahari adalah lambang kerinduan. Kehadirannya tidak pernah membuat penduduk bumi bosan terhadapnya. Malah, kehadirannya selalu dirindukan, 'Kapan fajar esok menjelang ?'. Maka ayam pun ikut menabuh kendang pita suaranya, berkokok bersahut-sahutan. 'Alhamdulillah, fajar tiba!'. Pekiknya kegirangan. Lantas, jendela gelap peraduan pun dibuka lebarkan, menyongsong kehangatannya.

Sebaliknya dengan kepergian matahari, yang seolah menorehkan duka lara [sande' olo], 'Matahari telah tenggelam, ayo bertandang pulang,' ajak istri kepada suaminya; seru ibu kepada anak-anaknya.

Oh, betapa indah keluarga matahari. Suami selalu rindu matahari-istrinya. Istri selalu kangen suami-mataharinya. Anak-anak merasa kegelapan tanpa matahari-ayahbundanya.

Matahari selalu dirindukan karena matahari adalah lambang cinta yang membebaskan. Matahari tahu cara menampilkan diri pada waktu pagi, siang dan sore dalam kondisi yang senantiasa mengagumkan. Dipagi hari matahari membawa kehangatan, disaat penduduk bumi sedang mabuk kerinduan; disiang hari matahari menampakkan ketegarannya, disaat penduduk bumi sedang diburu nafsu
keputus-asaan; disore hari matahari menampilkan kelembutannya, di saat penduduk bumi sedang dibius keperkasaan.

Matahari seolah hendak bertutur, bahwa cinta tidak boleh lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan. Cinta tak sekedar tertumpu pada ornamen-ornamen [wajah[cantik-tampan], seksualitas atau status sosial] tetapi lupa pada esensi [ibadah, perpaduan dua insan dengan satu keunggulan dihadapkan satu kelemahan; satu kelembutan dihadapkan pada satu keperkasaan atau tugas pewarisan generasi unggul].

Itulah cinta yang membebaskan, yang tak tersekat oleh 'ruang dan waktu'. Maka cinta pembebasan matahari hendak meruntuhkan mitos bahwa istri hanya menarik dikala muda sedangkan suami hanya mempesona saat berharta-takhta. Maka belajarlah pada matahari yang pesonanya bersemangat abadi; pagi, siang dan sore selalu mempesona [muda menawan, tua juga; kaya mengagumkan, miskin juga; sehat penuh simpati, sakit juga]. 'Ah .., aku cemburu pada bangunan kesetiaan keluarga
matahari!'

Matahari selalu mengagumkan karena matahari adalah perlambang tebaran rahmat. Matahari selalu memberi dengan tidak pernah berharap. Sinarnya menebar manfaat bagi keseluruhan penjuru jagad. Lihatlah sinarnya yang konsisten menerobos seluruh ruang kehampaan; memberi pencerahan pada setiap celah kegelapan.

Belajar pada matahari berarti memberilah! jangan terlalu menuntut; bermanfaatlah, jangan menjadi mudharat; mengasihilah, jangan mencelakai. Jangan engkau tuntut suami diluar kewajarannya; jangan engkau minta istri melebihi kapasitasnya. Lebih dari itu, tebarkanlah kelebihan rizki keluargamu untuk mereka yang membutuhkannya. Jangan makan sendirian ditengah kubangan kelaparan; jangan menjadi borjuis-kapitalis--menikmati keindahan hidup sendirian--di tengah pergolakan perjuangan; jangan membangun istana diatas gubuk-gubuk kemiskinan.

Maka, matahari adalah contoh yang baik. Kepesonaannya tidak pudar oleh sinarnya yang luas.
Energinya tidak habis, justru karena ia selalu sebarkan ke semesta raya. 'Oh..., kapan aku bisa jadi matahari ?'.

Matahari bisa menjadi rahmat, mempesona dan membuat rasa rindu, karena matahari melakoni seluruh kausalitas yang diamanahkan Alloh. Ia taat pada nilai-nilai sunatullah. Matahari tidak pernah terbit dari barat. Ia istiqomah.

Maka keluarga matahari telah memberi contoh bagaimana bangunan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Keluarga yang taat pada nilai-nilai, istiqomah pada kebenaran, komitmen pada kausalitas pemberian Alloh.

Itulah keluarga, yang digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai baiti jannati [rumahku surgaku], yang oleh 'keluarga cemara' disyairkan dalam lirik puitis ini: harta yang paling berharga adalah keluarga / istana yang paling indah adalah keluarga / puisi yang paling bermakna adalah keluarga / mutiara tiada tara adalah keluarga.


Sabtu, 20 Agustus 2016

AKU YANG MENGAGUMIMU DENGAN SEDERHANA



 
Aku memang mengagumimu..........
namun aku bisa menyimpan rasa itu..
Karena wanita dapat menyembunyikan perasaannya.. ketika ia jatuh cinta..
Aku memang mencintaimu setulus hatiku.. namun.. aku tak ingin cinta kita ternodai..

 Sampai ada bingkai halal yang menemani kita..
          Aku tahu bahwa perasaan ini adalah fitrah yang Allah SWT berikan kepada makhluk teruniknya.. makhluk lemah dengan segenap kelebihannya.. makhluk yang mendahulukan perasaan dibandingkan logikanya..
Tak apalah.. aku mengagumi dari kejauhan.. dan aku berharap dalam do’aku.. bahwa kaulah penggenap tulang rusukku..
Luruskanlah aku ketika aku menyimpang dari arah tujuan ..
Genggamlah aku dengan segenap jiwa ragamu.. meski aku tahu bahwa seorang istri adalah milik suaminya.. dan seorang suami akan tetap menjadi milik ibunya selamanya...
Peluklah aku disaat rasa takut mengguncang jiwa ini..
Hiburlah aku.. kala kesedihan menghampiri kehidupanku.
Gemuruh dadaku membuncah rindu..
Dibalik. Dinding-dinding penjara suci ini ku mengadu..
Mecurahkan seluruh isi hatiku...
          Aku memang mengagumimu.. namun kekagumanku padamu tak mengurangi rasa cintaku kepada Rabb ku..
Terkadang aku bingung dengan perasaanku sendiri..
Terkadang aku membohongi perasaan aku sendiri..
Tapi.. kebohongan itu justru menjadikan aku semakin percaya.. bahwa rasa ini akan terus tumbuh.....
Aku berharap akulah yang mendampingi bahtera hidupmu.. dan berlayar hingga ke dermaga.. menatap masa depan dengan indah...
Merajut impian.... dan merealisasikan tujuan...
Dermaga dengan tujuan akhir yaitu syurga Al firdausy...
                        By : Aku yang mengagumimu dengan sederhana




_Resolusi_

     Menjelang akhir tahun ini setiap orang pasti memiliki resolusi, ya memang resolusi ini dianggap penting apalagi pada moment-moment saat...