Kamis, 10 November 2016

BACKGROUND WANITA DALAM DAKWAH






            Masa awal kejayaan islam, tak luput wanita ikut berperan dalam meraih kejayaan tersebut. Teringat awal mula saat Nabi SAW menerima wahyu, dengan penuh ketakutan dan gemetar yang begitu dahsyat sebab turunnya wahyu. Sebuah beban amanah yang sangat berat untuk dipikulnya, hingga langit dan gunungpun tak akan mampu menahan getaran Maha Dahsyatnya. Ya, itulah Kalamullah, pedoman Hidup manusia, titian cahaya yang mengantarkan manusia ke gerbang Syurga.
Nabi SAW segera pulang ke rumahnya untuk mencari ketenangan. Ya, ketenangan itu berada dalam rumahnya, lebih tepatnya ada dalam jiwa istrinya yang lembut dan penyayang. Ia hadir menentramkan jiwa, senyumannya menghapus kegundahan dan kegelisahan. Suara lembutnya terdengar indah dalam sanubari. Sungguh menentramkan.. menyejukkan hati...
            Dengan lembutnya Ibunda Khadijah menenangkan suaminya, dengan kata-kata yang terukir abadi dalam  sejarah, kata-kata yang mampu memberikan protector bagi jiwa yang dirundung ketakutan dan kegelisahan bahwa “ tidak. Demi Allah! Allah sama sekali tidak akan membuat anda sedih. Anda adalah seorang yang suka menyambung tali persaudaraan, membantu si lemah, menolong si papa, menghibur orang yang lagi sengsara, mmenghormati para tetamu, dan membela orang yang berpegang teguh pada kebenaran.”
            Suhanallah... kalimat agung ini tidak akan mungkin keluar kecuali dari hati yang agung, hati yang paham akan tugas yang diemban sebagai wanita shalihah, seorang istri cerdas dan berwatak daiyah.  
Wanita yang mengucapkan kalimat yang teguh, yang mengorelasikan antara amal shalih yang dikerjakan  oleh Rosulullah dengan hasil yang positif yang pasti akan diberikan balasan oleh Allah SWT.
Kalimat yang meneguhkan hati pembawa amanah terbesar umat ini dan penghulu putra Adam. Kalimat yang agung dan istimewa, yang dilontarkan dari lisan seorang wanita yang hidup di tengah-tengah Zaman kebodohan dan menjadi sempurna di zaman penuh cahaya keislaman. Kalimat yang menggemparkan zaman kebodohan yang penuh penyimpangan dan kesesatan.
Seorang wanita peneguh hati suaminya yang berada di tengah arus penuh rintangan, sebuah jalan yang sangat melelahkan bagi siapa saja yang menapakinya, sebuah jalan yang penuh dengan hembusan-hembusan permusuhan dan pengusiran. Meskipun itu semua hal yang harus dihadapi, ia tetap teguh dan meneguhkan jiwa suaminya agar tetap menapaki jalan ini.
Sungguh... keteladanan yang luar biasa dari Ibunda Khodijah, keteladanan untuk para da’iyyah, muslimat, mukminat dan murabbiyah. Keteladanan yang harus diteladani bagi setiap wanita yang mendampingi suaminya yang berada dalam jalan dakwah.  Sekelumit kiprah dakwah muslimah, yang sangat berperan dalam kelangsungan dakwah ini, untuk meninggikan kalimat-kalimat Allah di muka bumi ... memenagkan yang hak, dan melengserkan yang batil...
Itulah background muslimah dalam dakwah, meski perannya tersembunyi namun hasilnya sangat mengagumkan... mencengangkan dunia dan bagi siapa saja yang melihatnya... ibarat akar yang mencoba menembus tanah yang penuh bebatuan untuk mencari setetes air penghidupan. Ketika daun tumbuh... dan bunga-bungapun bermekaran.. orang-orang memuji atas keindahan warna dan bentuknya...
 namun akar tak pernah iri... ia terus bersembunyi di balik bumi..

Tidak ada komentar:

_Resolusi_

     Menjelang akhir tahun ini setiap orang pasti memiliki resolusi, ya memang resolusi ini dianggap penting apalagi pada moment-moment saat...