Hidup di dunia dan memiliki keluarga merupakan sebuah anugerah yang tak
ternilai, bagaimana tidak di belahan dunia lain ternyata ada yang tidak
memiliki keluarga maupun sanak saudara....
Ketika memiliki keluarga, hal terindah adalah di saat moment-moment
kebersamaan tiba, yakni saat hari Raya Iedul Fitri. Di waktu inilah kita
berkumpul bersama, saling berbahagia melepas rindu yang menyesakkan dada. Tapi,
tahukah kalian? Bahwasanya banyak yang berkumpul bersama keluarganya di dunia
namun mereka tidak berkumpul di akhirat.. bahkan sekalipun seorang anak dengan
ibunya, ataupun anak dengan ayahnya? Lalu bagaimana tips agar kita dan keluarga
senantiasa bersama di dunia juga di akhirat? Berikut kami akan menuturkan
problem solving yang Allah Subhanahuwa Ta’ala tunjukkan khusus untuk
para HambaNya dalam QS Ath Thur :21 :
“ dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka
dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya.”
Subhanallah.... Allah SWT
memberitahuakan tentang karunia-Nya, kemurahan-Nya, anugerah-Nya,
kelembutan-Nya terhadap makhluk-makhluk-Nya, juga tentang kebaikan-Nya,
bahwasanya orang-orang yang beriman itu apabila keimanan mereka itu diikuti
oleh keturunan mereka, maka Allah akan mempertemukan mereka dengan orang tua
mereka di surganya, walaupun amalan-amalan mereka itu tidak dapat menandingi amalan-amalan
orang tua mereka. Supaya mereka merasa senang dengan kehadiran anak keturunan
mereka di tempat tinggal mereka. Lalu Allah menyatukan mereka dengan
sebaik-baiknya, Dia mengangkat derajat orang yang kurang amalnya melalui orang
yang sempurna amalnya dengan tidak mengurangi amalnya atau menurunkan
kedudukannya, sehingga samalah antara orang ini dengan orang yang lebih tinggi
derajatnya itu. Subhanallah...
Imam Ats-Tsauri meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata : Sesungguhnya
Allah akan mengangkat derajat keturunan orang yang beriman menjadi sederajat
dengannnya walaupun amal mereka lebih rendah dari padanya, agar dia merasa
senang dengan kehadiran mereka.
Ibnu Abbas meriwayatkan tentang QS Ath Thur ayat 21 : yaitu orang-orang yang diikuti keimanannya oleh anak
keturunannya, dan mereka selalu dalam keta’atan, maka Allah SWT pertemukan
mereka di surga, di sebabkan keimanan mereka. Serta anak- anak kecil mereka
Kami (Allah) pertemukan mereka semua.
Abdullah Bin Imam Ahmad meriwayatkan dari Ali, dia berkata : Khadijah
bartanya kepada Nabi SAW tentang kedua putranya yang telah meninggal dunia pada
masa jahiliyyah, lalu Rosulullah SAW menjawab “keduanya berada di dalam
neraka.” Ketika Rosulullah SAW melihat ketidaksenangan di wajahnya, beliau
bersabda, “Seandainya engkau melihat tempat keduanya, maka pasti engkau
marah kepada keduanya.” Lalu Khadijah bertanya lagi, “Wahai Rosulullah,
lalu bagaimana dengan anakku darimu?” Beliau menjawab, “Di dalam surga”.
Kemudian Rosulullah SAW bersabda lagi. “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan putra-putra mereka berada di dalam surga, dan sesungguhnya
orang-orang musyrik beserta putra-putra mereka berada di dalam neraka. kemudian
Rosulullah SAW membaca QS Ath-Thur ayat 21 sampai akhir ayat.
Hal ini merupakan karunia
Allah SWT yang diberikan kepada anak-anak karena keberkahan amalan orang
tuanya, sedangkan karunia Allah SWT yang diberikan kepada orang tua karena
keberkahan dari do’a anak-anaknya, telah di riwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu
Hurairoh RA, dia berkata : Rosulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya Allah SWT
akan mengangkat derajat seorang hamba yang shaleh di surga. Hamba itu kemudian
bertanya, ‘Wahai Rabb, dari mana aku mendapatkan semua ini?’ Maka Allah
berfirman,’ Berkat permohonan ampunan dari anakmu untukmu.
Sanad hadits di atas
shahih, namun tidak diriwayatkan oleh yang lainya. Akan tetapi ada syahid (sanad
penguat) baginya di dalam kitab Shahih Muslim dari Abu Hurairah, dari
Rosulullah SAW: “ Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah
segala amalannya kecuali tiga perkara; Shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat
baginya, dan anak shalih yang selalu mendo’akannya.”
Alangkah beruntungnya... jiwa-jiwa yang telah mati namun amalannya
senantiasa mengalir tanpa terputus, tidak ada kebahagiaan di dunia dan di
akhirat selain mertambahlah timbangan kebajikannya yang menentukan masuk
tidaknya seseorang ke dalam gerbang jannatun Na’im.
Akhwati fiel iimaan...
sekecil apapun keimanan yang ada dalam hati kita, Allah SWT pasti akan
memperhitungkannya. Ya... meski sebesar dan seberat biji sawi sekalipun, Allah
tetap akan memasukkannya ke dalam surga-Nya. Untuk itu jagalah keimananmu
dengan amal keta’atanmu. Sebab iman bertambah karena keta’atan. Wallohu
musta’an
Referensi
Tafsir Ibnu
Katsir, jld 9, hal. 204
Tafsir
Ath-Thobary, jld 9, hal. 7656
Ad-Duur Al
Mantsur Fie Tafsir Al Ma’tsur, jld 6, hal. 147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar