Selasa, 17 Oktober 2017

HIDUPLAH UNTUK BERKARYA



Hiduplah didunia ini seperti orang hidup, yang setiap detiknya mengasilkan karya.

Hidup ini bukan untuk perlombaan diri, yang hanya memuaskan ego diri sendiri.

Hidup ini akan sampai pada tujuannya, apabila kita fikirkan dan lakukan bersama.

Hiduplah untuk berkarya, agar disaat kita mati tidak sia-sia, 
ada jejak-jejak yang kita tinggalkan untuk generasi masa depan, investasi untuk tunas-tunas bangsa rabbani ini.

Hiduplah untuk berkarya, agar negri ini maju dan berwarna, 
sebab sebuah negri tanpa karya ibarat rumah yang tak berpenghuni, tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Hiduplah untuk berkarya, agar seiring berjalannya waktu negri ini berubah semakin maju

Hiduplah untuk berkarya, meskipun karya kita tak dihargai, namun ada Allah yang mengamati
Hiduplah untuk berkarya, agar fikiran kita tak akan pernah mati

Hiduplah untuk berkarya, hingga ketika jasad terkubur, namun karya kita akan tetap hidup


 (Hasna Amatillah)

CAHAYA-NYA TAK AKAN DIBERIKAN KEPADA AHLI MAKSIAT


                 Sahabat muslimah.... betapa dahsyatnya pengaruh maksiat bagi hati. Ia akan senantiasa mengotori dan mengeruhkannya. Yang tadinya ceraha bersinar menjadi redup dan suram. Hati adalah raja, sedangkan anggota tubuh lainnya adalah prajuritnya. Apabila rajanya rusak maka dapat dipastikan prajuritnya pun akan ikut rusak. Hati merupakan organ vital bagi manusia, ia juga mempunyai pengaruh yang kuat bagi fikiran. Oleh karenanya ia harus benar-benar dijaga dari hal-hal yang dapat merusaknya. Ibarat raja, ia pasti memiliki prajurit-prajurit yang siap melindunginya, yaitu melindungi jasmaninya maupun ruhaninya. Karena kedua-duanya sangat penting untuk diperhatikan.
            Sahabat muslimah... dalam perjalanan menuntut ilmu selalu saja ada godaan dan cobaan di sepanjang jalannya. Dan hal itulah yang akan membentuk karakter kita dan memperkuatnya. Adanya cobaan berarti membantu kita untuk menhetahui sejauh mana posisi kita, dan ada di level berapakah keimanan kita. Bisa sahabat bayangkan jika hidup ini sebagaimana yang kita inginkan pasti tidak ada peningkatan dalam hidup. karena sifat manusia menginginkan kemudahan dan kenyamanan.
            Sahabat muslimah... ilmu Allah adalah mulia, dan Allah mensifati ilmu itu dengan cahaya. Mengapa cahaya? Sebab cahaya adalah pelita dan petunjuk bagi orang-orang yang berada di gelapnya kebodohan. Cahaya akan menyinari hatinya, juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan cahaya itu tidak akan masuk ke dalam hati yang penuh dengan dosa-dosa maksiat. Karena begitu mulianya cahaya Allah dan hanya orang-orang yang muliayang tersinari oleh cahaya-Nya.
            Sahabat muslimah... ketika seorang penuntut ilmu itu bermaksiat, maka hatinya akan tertutup oleh gelapnya dosa yang menyebabkan cahaya Allah tidak dapat masuk ke dalam hatinya. Apabila ilmu itu tidak masuk ke dalam hatinya dan hanya masuk sampai di otaknya saja, maka tunggulah kehancurannya. Sebab, hadirnya orang-orang yang memiliki ilmu namun tidak masuk ke hatinya sehingga tidak teraplikasikan ke dalam kehidupan yang nyata berupa akhlaq dan adab, sudah dapat dipastikan perlahan-lahan dunia ini akan mengalami kerusakan yang dahsyat. Sebagai contoh real hari ini, revolsi Suriah hasil buah karya para pemilik ilmu namun krisis akhlaq. Dan ilmu itu hanya sampai diotaknya kemudian di aplikasikan untuk membuat kehancuran di muka bumi ini.
            Sahabat muslimah.... lihatlah! Berapa banyak manusia yang menuai kerusakan yang dilakukan oleh para pemilik ilmu yang tak bermoral... berapa banyak bumi yang hancur oleh ulah-ulah konyol mereka dan permusuhan yang selalu mereka hembus-hembuskan. Itulah mengapa cahaya Allah tidak akan pernah diberikan kepada ahli maksiat. Ingat sahabat.. ilmu itu belum tentu cahaya.. namun setiap cahaya adalah imu yang barakah.
            Sabahat muslimah... betapa mahal dan berharganya cahaya Allah... ia tidak dapat ditebus oleh apapun itu kecuali kepada para pemilik ilmu yang senantiasa membarsihkan jiwanya dan bermanfaat bagi sesamanya. Ilmu itu bukanlah untuk saling membangga-banggakan diri satu sama lain..apalagi sampai merugikan orang lain. Sungguh ironis melihatnya.. apabila ilmu yang didapatkannya hanya menjadikan pribadi mereka brutal dan sia-sia di dunia dan akhirat. Hatinya akan semakin tertutup rapat sehingga cahaya-Nya  tidak dapat menelusup apalagi tembus ke dalam hatinya, hatinya perlahan-lahan menggelap menjadi hitam pekat kemudian mengeras. Na’udzubillahi minn dzaalik

Tetap intropeksi diri Sahabat muslimah! (Hasna Amatillah)

Minggu, 15 Oktober 2017

Be Your Self is Choice

     Ada sebuah kata-kata penyemangat jiwa yang tertuang dalam mahfudzot. Kata-kata yang mengukuhkan cita-cita dan pembangkit semangat untuk meraihnya. Tak peduli apa perkataan orang mengenai diri kita. Biarlah anjing menggonggong, tapi kafilah akan tetap berlalu. Kata-katanya seperti ini:
الإعتماد على النّفس أساس النّجاح
“ Bersandar pada diri sendiri merupakan asas (landasan) KESUKSESAN”
            Sebait kata yang tertuang begitu indah dirasa, begitu berbobot dalam makna. Kala diri ini mendapatkan statement-statement yang mengguncang cita-cita dan masa depan. Hanya kata-kata inilah yang dapat mengokohkan pendirian dan memantapkan hati untuk menentukan pilihan masa depan.
            Sahabat muslimah.... kita terlahir memiliki potensi yang Allah amanahkan pada setiap kita masing-masing. Dan potensi itu Allah buat berbeda antara satu sama lain. Karena ini merupakan seni kehidupan yang menyimpan jutaan keindahan yang sungguh sangat menakjubkan. Ya, kita pantas bersandar pada diri sendiri, karena kitalah yang paling bertanggung jawab atas pilihan yang kita pilih. Oleh karena itu Allah Yang Maha Pengasih  memberikan kita fasilitas berupa perangkat vital yang ada pada diri manusia untuk menjalankan misi kehidupannya. Dan perangkat itu berupa pendengaran, penglihatan dan hati. Perangkat-perangkat inilah yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya. Dan harus kita rawat dan senantiasa diperhatikan agar selalu berada dalam kebaikan.  Jangan sampai Allah Ta’ala mengembilnya kembali sebelum kita menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
            Sahabat muslimah.... pertanda keburukan pada menimpa diri kita di karenakan kelalaian yang kita lakukan. Ya, kita melalaikan  fasilitas-fasilitas terbaik dan gratis yang Allah berikan, yang mana hal itu tidak menjadikan diri kita lebih meningkatkan kualitas diri untuk lebih produktif lagi dan memberikan kemanfaatan kepada sesama. Jika kesuksesan kita ibaratkan seperti sebuah bangunan, maka yakin dan percaya pada diri sandiri adalah pondasinya.
Sahabat muslimah.... Sekali lagi perlu kita sadari semegah apapun bengunannya, secantik apapun warna catnya, namun jika pondasinya saja rapuh bahkan roboh dan hancur, maka tak akan ada lagi keindahan yang tersisa pada bangunan tersebut. itulah mengapa betapa pentingnya bersandar pada diri sendiri, tidak tergoyahkan oleh ucapan orang lain yang menjadikan kita patah semangat dalam menggampai cita.
Sahabat muslimah... segagah apapun diri kita menghadapi masalah, kita akan selalu butuh sandaran yang memberikan kita kekuatan dalam menjalani hidup kita. Karena kita makhluk yang dicipta oleh pencipta. Dan tanpa-Nya kita tak akan hidup. ya, tanpa Allah kita tak berarti apa-apa, tanpa Allah kita ini tiada.... tapi tanpa kita Allah akan tetap ada.
Sahabat muslimah.... sudah saatnya kita percaya diri akan potensi yang kita miliki. Karena sekecil apapun potensi yang kita miliki (sebenarnya tidak ada potensi yang kecil, hanya saja kita yang memandangnya kecil) jika kita mau menginvest-kannya kepada sesama terlebih untuk Islam, maka itu akan menjadi sebuah persembahan yang luar biasa. Kita harus yakin bahwa potensi itu akan selalu memberikan kemanfaatan  minimal bagi kehidupan kita. Yakinlah ..! Allah menciptakan segala sesuatu ada maksud dan tujuannya. Sebagaimana dalam Firman-Nya :
$tB $oYø)n=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tBur !$yJßgoYøŠt/ žwÎ) Èd,ysø9$$Î/ 9@y_r&ur wK|¡B 4
Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan..” ( QS. Al-Ahqaf : 3)
            Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan tentang ayat ini; maksudnya, tidak untuk suatu hal yang sia-sia dan bathil. Jadi... sahabat muslimah sudah fahamkan? Tinggal bagaimana cara kita mengolahnya saja.
            Jadi...  bersandar pada diri sandiri bukan berarti mutlak pada diri sendiri saja,  hal ini secara dhohir saja. namun, secara batin kita harus senantiasa bersandar kepada As-Shomad. Karena kita tidak tahu pilihan mana yang terbaik buat kita. Selalu sandarkanlah pada Allah Azza wa Jalla.  
            Coba kita simak nasihat Syeikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah yang menyentuh hati :
“ Janganlah engkau bersandar kepada kecerdasanmu atau banyaknya ilmumu. Namun, hendaknya engkau senantiasa bersandar hanya kepada Allah Azza Wa Jalla. Dan teruslah untuk meminta kepada Allah agar memberimu hidayah, tatkala manusia berselisih dari Al-Haq.” _ Syarh Ushul Tafsir : 287_
            Tetaplah semangat sahabat muslimah.... mari kita bersama-sama membangun kembali jiwa kita yang telah lama luntur dari kepribadian kita... ( Hasna Amatillah )

Wallahu A’lam bishshowab 

BERBENAHLAH...!

Perih... itulah yang ku rasa.. saat mengingat masa lalu yang ingin sekali rasanya memutar kembali... ya, memutar demi memperbaiki keadaan.. masa lalu sangat menentukan sekali pada saat ini, dan saat ini akan menentukan masa depan.
            Aku tahu.. ada banyak hal yang dapat aku pelajari dari masa lalu, tapi move on harus selalu kita lakukan. sekalipun move on dari hari kemarin maupun sejam atau bahkan 1 detik yang telah berlalu. Yang mana hal yang tidak kita inginkan itu tidak ingin kita ulang kembali dengan kesalahan yang sama.
            Aku tahu.. bahwa hidup ini adalah pilihan, dan setiap pilihan mempunyai konsekuensinya masing-masing. Dan hal itu sangat menentukan agar kita selalu cermat pada pilihan yang kita pilih. 
            Aku tahu... ada banyak hal di dunia ini yang bisa kita lakukan.. hanya saja itu semua tergantung pada kita apakah kita mau melakukannya apa tidak? lagi-lagi semuanya kembali pada kita. Maka berbenah adalah suatu hal yang sangat penting dilakukan bagi kita. Karena dengan berbenah kita akan berusaha menata kembali hidup kita, dan mengevaluasi aktifitas-aktifitas dan amalan-amalan yang telah kita lakukan. Apakah hal itu bermanfaat bagi diri kita ataupun orang lain? Atau bahkan hal itu sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain? Bahkan untuk agama ataupun umat mungkin?
Maka, berbenahlah selagi nyawa masih dalam raga...
Berbenahlah.... sebelum malaikat raqib dan atid yang membenahi diri kita...
Berbenahlah.... sebelum masa depan carut marut oleh hari ini...
Berbenahlah.... sebelum penyesalan menghampiri diri kita...
Berbenahlah.... sebelum semuanya terlambat..!

                                    (Hasna Amatillah)

BELAJAR DARI KEHIDUPAN



Aku tak pernah menyangka bahwa ternyata hidup ini adalah belajar, belajar dari orang-orang yang berada di sekitar kita,  juga belajar dari kultur lingkungan yang kita tinggali. Itulah sebuah proses yang Allah berikan kepada manusia agar manusia senantiasa terus berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya. Hanya saja kebanyakan dari kita jarang sekali mentafakkuri tentang hal ini.
Kau tahu.. bahwa ayat yang pertama kali turun adalah tentang membaca? Membaca dengan makna konteks yang luas, bukan hanya sekedar membaca tekstual maupun lembaran-lembaran yang penuh dengan coretan-coretan tinta.. ya, membaca di sini berlaku untuk semua hal, termasuk membaca setiap peristiwa-peristiwa yang kita alami. Jangan sampai peristiwa itu hanya angin lalu bagi kita yang tak berarti apa-apa, tapi coba cermati dan tafakuri disetiap episodenya, bahwa Allah senantiasa menyelipkan sebuah hikmah yang luar biasa bagi kita. Sebuah pembalajaran yang luar biasa anugrah untuk hidup ini...
Sungguh... tak ada yang lebih berharga dari pada mentafakkuri ayat-ayat kauniyyah-Nya, yang menjadikan kita semakin yakin akan keberadaan-Nya, dan semakin yakin akan ayat Qur’aniyah-Nya. Masyaallah....   

IN TECHNOLOGY ERA



Hidup di zaman serba canggih kaya akan teknologi mempunyai peran besar dalam membentuk proses kehidupan manusia. membuat manusia semakin mudah dalam menjalankan hidup. kita bisa melakukan apa saja dengan begitu mudah tanpa harus bersusah payah. Traveler keberbagai belahan dunia Allah yang lain menjadi aktifitas yang digandrungi sebagian besar kawala muda. Karena lebih mudah hemat tenaga hemat waktu dan banyak promo ataupun tawaran-tawaran menarik lainnya.
            Tidak pula ketinggalan, dunia mayapun ikut diramaikan oleh manusia-manusia dari berbagai belahan dunia. Informasi tersebar begitu luas dan tak terbendung arusnya. Juga tidak ada pemisahan antara informasi yang hak dan yang batil, hal itu menjadikan manusia sebagai pemakan informasi seluruhnya tanpa memilah dan memilih mana informasi yang layak untuk dikonsumsi dan mana yang harus kita hindari jauh-jauh.  Menjadikan yang jauh terasa dekat, dan yang dekat terasa jauh. Itulah yang dirasakan orang-orang yang hidup dalam dunia maya.
Namun dengan kemajuan teknologi saat ini, ternyata tidak merubah kualitas generasi menjadi semakin baik atau lebih baik dari pada generasi-generasi islam sebelumnya. Era teknologi ini menjujunjung tinggi akal, menurut mereka-mereka karena kemajuan akal manusialah yang menjadikan kehidupan semakin serba canggih seperti saat ini.
Namun pada kenyataannya, kondisi seperti ini tidak bisa menyelesaikan problematika-problematika yang ada, bahkan justru bertambah sulit untuk menyelesaikannya. Karena orang-orang yang lahir di era ini adalah orang-orang yang berfikir serba instant, dan ingin mareih kesuksesan yang serba instant juga. hal itu karena mereka hidup dengan fasilitas yang serba mudah dari segala sisi kehidupan. Padahal dengan adanya karunia Allah berupa teknologi ini seharusnya semakin membuat  kita lebih banyak melakukan amal shalih ketibang melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfa’at sama sekali. Karena hal itu merupakan tantangan yang terberat bagi kita-kita yang hidup di Era ini. Wallahu a’lam bishowab

Sabtu, 14 Oktober 2017

MENYIKAPI GALAU DENGAN BIJAK



        Hari gini masih galau? Gak zaman deh! Terlebih bagi para pemuda dan pemudi, harusnya banyak berkarya bukan memperbanyak kegalauan. GALAU, satu kata yang terdiri dari 5 huruf ini sudah tak asing lagi di telinga kita. Bahkan hari ini istilah  galau tengah populer di kalangan para remaja. Entahlah.. siapa yang mempopulerkannya, padahal istilah galau ini memang sudah ada sejak lama dalam kamus Besar Bahasa Indonesia.
            Kawan.. jika hari ini kita masih saja dirundung galau, dalam artian galau yang negatif, lebih baik kita kembali lagi aja ke masa kecil. Lho, memangnya kenapa? Karena masa kecil penuh ceria dan tawa dan hal itu lebih baik dibandingkan masa remaja yang dilalui penuh dengan kegalauan.
            Kawan.. rugilah kita jika masa muda kita hanya diisi  dengan kegalauan yang tidak menentu dan kesia-siaan.  Galau mikirin dia lah (padahal belum tentu dia mikirin kamu), galau tentang pertengkaran kecil dengan temanlah dan seabrek kegalauan lainnya yang menyebabkan produksi hidup kita menurun.
            Marilah kawan... mulai hari ini, tekadkan dalam hati, sahabatkan dengan nurani, kita ubah kegalauan itu menjadi suatu hal produktif bagi kita. Ya, galau dengan gaya pemikiran yang lebih modern gitu, bukan lagi galau dalam kategori primitif. Mungkin diantara kalian ada yang bertanya-tanya, memangnya seperti apa sih kategori galau yang modern? Terus galau dalam kategori primitif itu sendiri apa? Nah, untuk itu.. saya pribadi ingin mengajak kawan sekalian untuk menjelajahi istilah galau yang sedang populer di abad ke 20 ini... mari kita simak kawan...
ISTILAH GALAU
            Galau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti; ramai sekali, sibuk beramai-ramai, kacau tidak karuan (pikiran). Jika kita sesuaikan dengan kondisi psikologis, istilah galau berarti keadaan pikiran seseorang di saat kacau dan tidak karuan. Nah, bagaimana menurutmu kawan? Sudah fahamkah? Sebenarnya..saya tidak ingin memperpanjang pengertian galau ini, sebab kawan-kawan sekalian pasti sudah faham dengan apa yang saya maksud. Baiklah kawan.. insyaallah saya akan menjelaskan  satu persatu tentang galau primitif dan galau modern.
            Ketika kita mendengan kata primitif apa yang tergambar dalam benak kita? Ya.. tentunya fikiran kita akan terbang melesat jauh ke zaman dahulu sebelum kita di lahirkan. Primitif juga bisa dikatakan purba lho... kalian pasti masih ingat ketika pelajaran IPA ketika SD dulu, primitif adalah  tentang sebuah peradaban yang belum maju dan terbelakangan alias kuno. Nah, jika primitif itu disandingkan dengan kata kuno berarti modern layak disebut kekinian. Modern adalah di mana sebuah peradaban maju dan berkembang di karenakan kualitas intelektual manusia meningkat dahsyat, Sehingga dapat memajukan peradaban tersebut.  Lalu bagaimana sih contoh realnya hari ini?
            Mungkin kawan-kawan sudah banyak yang tahu bagaimana kondisi para remaja zaman sekarang yang sedang di rundung kegalauan. Kegalauan menjadikan diri mereka tak tentu arah dan menjadi pribadi yang tidak jelas visi dan misi hidupnya. Banyak di kalangan para remaja yang ketika galau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan sampai  merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai contoh hari ini; mereka mengumbar-umbar kegalauan mereka dalam postingan di dunia maya, yang membuat orang prihatin dengan kondisinya. Padahal, bukan keprihatinan yang dibutuhkan, tapi sebuah motivasi dan problem solving dalam mengatasi kehidupan. Ada lagi yang ketika dirundung galau (naudzubillahi min dzaalik) pergi ke bar, minum khamr ataupun narkoba dan aktivitas lainnya yang menjadikan hidupnya penuh dengan kerugian dan kesia-siaan. Nah, contoh-contoh yang saya paparkan tadi merupakan contoh kegalauan dengan pemikiran yang primitif, pemikiran bangsa yang terbelakang, bangsa yang purba dan kekunoan. Jika hal kondisi seperti ini di biarkan, maka negri kita ini tidak akan pernah maju selamanya.
            Kawan... miriskah hati ini melihat realita para remaja masa kini? Remaja yang seharusnya menjadi tonggak peradaban, Pemuda dengan sejuta karya dan sejuta manfaat, namun harus  lenyap karena tidak dapat mengubah kegalauannya menjadi galau yang lebih modern, lebih bermakna dan lebih banyak mendatangkan manfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Nah, kawan mulai hari ini, bahkan detik ini juga mari kita ubah mindset kita tentang  galau ini dengan kategori galau modern. Hal ini sebagaimana yang dilakukan para pemuda islam terdahulu. Mereka sangat antusias dalam menelurkan banyak karya dan banyak manfaat untuk sesama. Terus galau dengan pemikiran modern itu seperti apa sih? Mungkin diantara kalian masing ada yang kebingungan. Baiklah... sebagai contoh; ketika rasa galau itu menyerang kita.. maka langsung saja kita lampiaskan ke buku, ambil buku nih, jangan lupa ambil juga notebook atau catatan kecil serta pena. Duduk manis di tempat yang kamu suka dan jangan lupa tulis point-point penting yang ada di dalamnya. Mungkin,  kita beranggapan untuk apa sih, kayaknya gak penting banget! Jangan salah kawan, karena kita tidak tahu, suatu saat nanti point-point penting yang kita tulis akan bermanfaat bagi kita. Atau kita segera beranjak ke kamar mandi, ambil air wudhu, kemudian ambil mushaf Al-Qur’an, duduk dengan tenang di tempat yang membuat kita nyaman kemudian membaca ta’awudz dan basmalah lalu tilawah deh! Kan terlihat lebih keren kawan, keren di dunia, keren juga di akhirat. Siapa yang gak mau sih di sebut keren? Karena keren-kerenan bukan hanya style dan fashion saja, karena keren-kerenan yang  seperti itu sudah ketinggalan zaman alias kuno. Sekarang langsung saja kita up date keren-kerenan yang lebih modern, yaitu keren-kerenan dalam kebaikan. Bukan untuk apa-apa, apalagi mencari popularitas, hanya saja kita ingin memperbayak dan memperberat amalan kebaikan kita, bukan malah memperbanyak kesia-siaan dalam hidup kita. Siapa sih yang tidak mau mendapatkan nilai plus disisi Allah? Siapa sih yang tidak berharap menjadi miliyarder kebaikan? Dan menjadi manusia dengan sejuta manfaat? Pastilah semua orang menginginkannya. Tapi hanya sebagian kecil saja yang bertekad merealisasikannya.
            Kawan... coba kita renungkan! Jika kita galau dalam kesia-siaan, bernostalgia sesuatu yang tidak mungkin terjadi, berapa banyak waktu yang telah kita habiskan untuk itu? waktu yang tidak akan kembali selama-lamanya. Mari kita simak nasihat Imam Hasan Al Bashri tentang pentingnya sebuah waktu, beliau berkata: “ wahai anak Adam, sesungguhnya engkau adalah (kumpulan) hari-hari, apabila berlalu satu hari, berarti telah berlalu pula bagian darimu.” (Siyar Al A’lam An-Nubala: 4/585)
            Subhanallah ... begitu pentingnya kita menjaga waktu, agar di setiap detiknya menghasilkan kebaikan. Coba kita lampiaskan kegalauan itu dengan membaca buku, berapa lembarkah yang  telah kita baca? Sebarapa besar nutrisi yang masuk ke dalam otak kita? Pasti tidak terhingga kan? Dan hal itu akan memperluas cakrawala pengetahuan kita, mengubah mind set dan prilaku kita menjadi lebih baik. Atau dengan membaca Al-Qur’an, berapa ayat yang telah kita baca? Yang setiap ayatnya terdiri dari beberapa huruf dan setiap hurufnya Allah ganjar dengan 10 kali kebaikan. Sebagaimana dalam hadits :
“ Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ siapa yang membaca satu hurf dari Al-Qur’an, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut.  Satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya. Dan aku tidak mengatakan  alif lam mim satu huruf,  akan tetapi Alif satu huruf laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al- Jami’, no. 6469).
Wah... kita jadi miliyarder kebaikan dong! Keren kan?? Itulah yang dinamakan keren yang sesungguhnya.  Nah, mulai sekarang kita harus bertekad untuk merubah galau tersebut menjadi sesuatu yang positive bagi kehidupan kita. Dan perubahan itu harus di mulai dari diri sendiri. Bukan menunggu takdir yang akan merubahnya, karena takdir tak akan merubah arah haluan hidup kita, harus ada usaha dari diri kita sendiri. Sebagaimana hal itu tertuang dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’dz: 11)
            Di situ ada sebuah ikhtiyar yang harus diperjuangkan... yang dalam ikhtiyar tersebut Allah juga memberikan beratus-ratus ganjaran kebaikan. Oleh karena itu wahai pemuda... marilah kita sikapi Rasa Galau kita dengna Bijak! Wallahu musta’an
(Hasna Amatillah)

_Resolusi_

     Menjelang akhir tahun ini setiap orang pasti memiliki resolusi, ya memang resolusi ini dianggap penting apalagi pada moment-moment saat...