Hari gini masih galau? Gak zaman deh! Terlebih bagi para pemuda dan pemudi,
harusnya banyak berkarya bukan memperbanyak kegalauan. GALAU, satu kata yang
terdiri dari 5 huruf ini sudah tak asing lagi di telinga kita. Bahkan hari ini
istilah galau tengah populer di kalangan
para remaja. Entahlah.. siapa yang mempopulerkannya, padahal istilah galau ini
memang sudah ada sejak lama dalam kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kawan.. jika hari ini kita
masih saja dirundung galau, dalam artian galau yang negatif, lebih baik kita
kembali lagi aja ke masa kecil. Lho, memangnya kenapa? Karena masa kecil penuh
ceria dan tawa dan hal itu lebih baik dibandingkan masa remaja yang dilalui
penuh dengan kegalauan.
Kawan.. rugilah kita jika
masa muda kita hanya diisi dengan
kegalauan yang tidak menentu dan kesia-siaan.
Galau mikirin dia lah (padahal belum tentu dia mikirin kamu), galau
tentang pertengkaran kecil dengan temanlah dan seabrek kegalauan lainnya yang
menyebabkan produksi hidup kita menurun.
Marilah kawan... mulai
hari ini, tekadkan dalam hati, sahabatkan dengan nurani, kita ubah kegalauan
itu menjadi suatu hal produktif bagi kita. Ya, galau dengan gaya pemikiran yang
lebih modern gitu, bukan lagi galau dalam kategori primitif. Mungkin diantara
kalian ada yang bertanya-tanya, memangnya seperti apa sih kategori galau yang
modern? Terus galau dalam kategori primitif itu sendiri apa? Nah, untuk itu..
saya pribadi ingin mengajak kawan sekalian untuk menjelajahi istilah galau yang
sedang populer di abad ke 20 ini... mari kita simak kawan...
ISTILAH GALAU
Galau dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia mempunyai arti; ramai sekali, sibuk beramai-ramai, kacau tidak
karuan (pikiran). Jika kita sesuaikan dengan kondisi psikologis, istilah galau
berarti keadaan pikiran seseorang di saat kacau dan tidak karuan. Nah,
bagaimana menurutmu kawan? Sudah fahamkah? Sebenarnya..saya tidak ingin
memperpanjang pengertian galau ini, sebab kawan-kawan sekalian pasti sudah
faham dengan apa yang saya maksud. Baiklah kawan.. insyaallah saya akan
menjelaskan satu persatu tentang galau
primitif dan galau modern.
Ketika kita mendengan kata
primitif apa yang tergambar dalam benak kita? Ya.. tentunya fikiran kita akan
terbang melesat jauh ke zaman dahulu sebelum kita di lahirkan. Primitif juga
bisa dikatakan purba lho... kalian pasti masih ingat ketika pelajaran IPA
ketika SD dulu, primitif adalah tentang
sebuah peradaban yang belum maju dan terbelakangan alias kuno. Nah, jika
primitif itu disandingkan dengan kata kuno berarti modern layak disebut
kekinian. Modern adalah di mana sebuah peradaban maju dan berkembang di
karenakan kualitas intelektual manusia meningkat dahsyat, Sehingga dapat
memajukan peradaban tersebut. Lalu
bagaimana sih contoh realnya hari ini?
Mungkin kawan-kawan sudah
banyak yang tahu bagaimana kondisi para remaja zaman sekarang yang sedang di
rundung kegalauan. Kegalauan menjadikan diri mereka tak tentu arah dan menjadi
pribadi yang tidak jelas visi dan misi hidupnya. Banyak di kalangan para remaja
yang ketika galau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan sampai merugikan diri sendiri dan orang lain.
Sebagai contoh hari ini; mereka mengumbar-umbar kegalauan mereka dalam
postingan di dunia maya, yang membuat orang prihatin dengan kondisinya. Padahal,
bukan keprihatinan yang dibutuhkan, tapi sebuah motivasi dan problem solving
dalam mengatasi kehidupan. Ada lagi yang ketika dirundung galau (naudzubillahi
min dzaalik) pergi ke bar, minum khamr ataupun narkoba dan aktivitas
lainnya yang menjadikan hidupnya penuh dengan kerugian dan kesia-siaan. Nah,
contoh-contoh yang saya paparkan tadi merupakan contoh kegalauan dengan
pemikiran yang primitif, pemikiran bangsa yang terbelakang, bangsa yang purba
dan kekunoan. Jika hal kondisi seperti ini di biarkan, maka negri kita ini
tidak akan pernah maju selamanya.
Kawan... miriskah hati ini
melihat realita para remaja masa kini? Remaja yang seharusnya menjadi tonggak
peradaban, Pemuda dengan sejuta karya dan sejuta manfaat, namun harus lenyap karena tidak dapat mengubah
kegalauannya menjadi galau yang lebih modern, lebih bermakna dan lebih banyak
mendatangkan manfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Nah, kawan mulai hari ini, bahkan detik ini juga mari kita ubah mindset
kita tentang galau ini dengan kategori
galau modern. Hal ini sebagaimana yang dilakukan para pemuda islam terdahulu.
Mereka sangat antusias dalam menelurkan banyak karya dan banyak manfaat untuk
sesama. Terus galau dengan pemikiran modern itu seperti apa sih? Mungkin
diantara kalian masing ada yang kebingungan. Baiklah... sebagai contoh; ketika
rasa galau itu menyerang kita.. maka langsung saja kita lampiaskan ke buku,
ambil buku nih, jangan lupa ambil juga notebook atau catatan kecil serta pena.
Duduk manis di tempat yang kamu suka dan jangan lupa tulis point-point penting
yang ada di dalamnya. Mungkin, kita
beranggapan untuk apa sih, kayaknya gak penting banget! Jangan salah kawan,
karena kita tidak tahu, suatu saat nanti point-point penting yang kita tulis
akan bermanfaat bagi kita. Atau kita segera beranjak ke kamar mandi, ambil air
wudhu, kemudian ambil mushaf Al-Qur’an, duduk dengan tenang di tempat yang
membuat kita nyaman kemudian membaca ta’awudz dan basmalah lalu tilawah
deh! Kan terlihat lebih keren kawan, keren di dunia, keren juga di akhirat.
Siapa yang gak mau sih di sebut keren? Karena keren-kerenan bukan hanya style
dan fashion saja, karena keren-kerenan yang seperti itu sudah ketinggalan zaman alias
kuno. Sekarang langsung saja kita up date keren-kerenan yang lebih modern, yaitu
keren-kerenan dalam kebaikan. Bukan untuk apa-apa, apalagi mencari popularitas,
hanya saja kita ingin memperbayak dan memperberat amalan kebaikan kita, bukan
malah memperbanyak kesia-siaan dalam hidup kita. Siapa sih yang tidak mau
mendapatkan nilai plus disisi Allah? Siapa sih yang tidak berharap menjadi
miliyarder kebaikan? Dan menjadi manusia dengan sejuta manfaat? Pastilah semua
orang menginginkannya. Tapi hanya sebagian kecil saja yang bertekad merealisasikannya.
Kawan... coba kita
renungkan! Jika kita galau dalam kesia-siaan, bernostalgia sesuatu yang tidak
mungkin terjadi, berapa banyak waktu yang telah kita habiskan untuk itu? waktu
yang tidak akan kembali selama-lamanya. Mari kita simak nasihat Imam Hasan Al
Bashri tentang pentingnya sebuah waktu, beliau berkata: “ wahai anak Adam,
sesungguhnya engkau adalah (kumpulan) hari-hari, apabila berlalu satu hari,
berarti telah berlalu pula bagian darimu.” (Siyar Al A’lam An-Nubala:
4/585)
Subhanallah ... begitu
pentingnya kita menjaga waktu, agar di setiap detiknya menghasilkan kebaikan.
Coba kita lampiaskan kegalauan itu dengan membaca buku, berapa lembarkah
yang telah kita baca? Sebarapa besar
nutrisi yang masuk ke dalam otak kita? Pasti tidak terhingga kan? Dan hal itu
akan memperluas cakrawala pengetahuan kita, mengubah mind set dan prilaku kita
menjadi lebih baik. Atau dengan membaca Al-Qur’an, berapa ayat yang telah kita
baca? Yang setiap ayatnya terdiri dari beberapa huruf dan setiap hurufnya Allah
ganjar dengan 10 kali kebaikan. Sebagaimana dalam hadits :
“ Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “ siapa yang membaca satu hurf dari
Al-Qur’an, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut. Satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan
semisalnya. Dan aku tidak mengatakan
alif lam mim satu huruf, akan
tetapi Alif satu huruf laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi
dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al- Jami’, no. 6469).
Wah... kita jadi miliyarder kebaikan dong! Keren kan?? Itulah yang
dinamakan keren yang sesungguhnya. Nah,
mulai sekarang kita harus bertekad untuk merubah galau tersebut menjadi sesuatu
yang positive bagi kehidupan kita. Dan perubahan itu harus di mulai dari diri
sendiri. Bukan menunggu takdir yang akan merubahnya, karena takdir tak akan
merubah arah haluan hidup kita, harus ada usaha dari diri kita sendiri.
Sebagaimana hal itu tertuang dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’dz: 11)
Di situ ada sebuah
ikhtiyar yang harus diperjuangkan... yang dalam ikhtiyar tersebut Allah juga
memberikan beratus-ratus ganjaran kebaikan. Oleh karena itu wahai pemuda... marilah
kita sikapi Rasa Galau kita dengna Bijak! Wallahu musta’an
(Hasna Amatillah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar