Sabtu, 14 Oktober 2017

MENYIKAPI GALAU DENGAN BIJAK



        Hari gini masih galau? Gak zaman deh! Terlebih bagi para pemuda dan pemudi, harusnya banyak berkarya bukan memperbanyak kegalauan. GALAU, satu kata yang terdiri dari 5 huruf ini sudah tak asing lagi di telinga kita. Bahkan hari ini istilah  galau tengah populer di kalangan para remaja. Entahlah.. siapa yang mempopulerkannya, padahal istilah galau ini memang sudah ada sejak lama dalam kamus Besar Bahasa Indonesia.
            Kawan.. jika hari ini kita masih saja dirundung galau, dalam artian galau yang negatif, lebih baik kita kembali lagi aja ke masa kecil. Lho, memangnya kenapa? Karena masa kecil penuh ceria dan tawa dan hal itu lebih baik dibandingkan masa remaja yang dilalui penuh dengan kegalauan.
            Kawan.. rugilah kita jika masa muda kita hanya diisi  dengan kegalauan yang tidak menentu dan kesia-siaan.  Galau mikirin dia lah (padahal belum tentu dia mikirin kamu), galau tentang pertengkaran kecil dengan temanlah dan seabrek kegalauan lainnya yang menyebabkan produksi hidup kita menurun.
            Marilah kawan... mulai hari ini, tekadkan dalam hati, sahabatkan dengan nurani, kita ubah kegalauan itu menjadi suatu hal produktif bagi kita. Ya, galau dengan gaya pemikiran yang lebih modern gitu, bukan lagi galau dalam kategori primitif. Mungkin diantara kalian ada yang bertanya-tanya, memangnya seperti apa sih kategori galau yang modern? Terus galau dalam kategori primitif itu sendiri apa? Nah, untuk itu.. saya pribadi ingin mengajak kawan sekalian untuk menjelajahi istilah galau yang sedang populer di abad ke 20 ini... mari kita simak kawan...
ISTILAH GALAU
            Galau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti; ramai sekali, sibuk beramai-ramai, kacau tidak karuan (pikiran). Jika kita sesuaikan dengan kondisi psikologis, istilah galau berarti keadaan pikiran seseorang di saat kacau dan tidak karuan. Nah, bagaimana menurutmu kawan? Sudah fahamkah? Sebenarnya..saya tidak ingin memperpanjang pengertian galau ini, sebab kawan-kawan sekalian pasti sudah faham dengan apa yang saya maksud. Baiklah kawan.. insyaallah saya akan menjelaskan  satu persatu tentang galau primitif dan galau modern.
            Ketika kita mendengan kata primitif apa yang tergambar dalam benak kita? Ya.. tentunya fikiran kita akan terbang melesat jauh ke zaman dahulu sebelum kita di lahirkan. Primitif juga bisa dikatakan purba lho... kalian pasti masih ingat ketika pelajaran IPA ketika SD dulu, primitif adalah  tentang sebuah peradaban yang belum maju dan terbelakangan alias kuno. Nah, jika primitif itu disandingkan dengan kata kuno berarti modern layak disebut kekinian. Modern adalah di mana sebuah peradaban maju dan berkembang di karenakan kualitas intelektual manusia meningkat dahsyat, Sehingga dapat memajukan peradaban tersebut.  Lalu bagaimana sih contoh realnya hari ini?
            Mungkin kawan-kawan sudah banyak yang tahu bagaimana kondisi para remaja zaman sekarang yang sedang di rundung kegalauan. Kegalauan menjadikan diri mereka tak tentu arah dan menjadi pribadi yang tidak jelas visi dan misi hidupnya. Banyak di kalangan para remaja yang ketika galau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan sampai  merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai contoh hari ini; mereka mengumbar-umbar kegalauan mereka dalam postingan di dunia maya, yang membuat orang prihatin dengan kondisinya. Padahal, bukan keprihatinan yang dibutuhkan, tapi sebuah motivasi dan problem solving dalam mengatasi kehidupan. Ada lagi yang ketika dirundung galau (naudzubillahi min dzaalik) pergi ke bar, minum khamr ataupun narkoba dan aktivitas lainnya yang menjadikan hidupnya penuh dengan kerugian dan kesia-siaan. Nah, contoh-contoh yang saya paparkan tadi merupakan contoh kegalauan dengan pemikiran yang primitif, pemikiran bangsa yang terbelakang, bangsa yang purba dan kekunoan. Jika hal kondisi seperti ini di biarkan, maka negri kita ini tidak akan pernah maju selamanya.
            Kawan... miriskah hati ini melihat realita para remaja masa kini? Remaja yang seharusnya menjadi tonggak peradaban, Pemuda dengan sejuta karya dan sejuta manfaat, namun harus  lenyap karena tidak dapat mengubah kegalauannya menjadi galau yang lebih modern, lebih bermakna dan lebih banyak mendatangkan manfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Nah, kawan mulai hari ini, bahkan detik ini juga mari kita ubah mindset kita tentang  galau ini dengan kategori galau modern. Hal ini sebagaimana yang dilakukan para pemuda islam terdahulu. Mereka sangat antusias dalam menelurkan banyak karya dan banyak manfaat untuk sesama. Terus galau dengan pemikiran modern itu seperti apa sih? Mungkin diantara kalian masing ada yang kebingungan. Baiklah... sebagai contoh; ketika rasa galau itu menyerang kita.. maka langsung saja kita lampiaskan ke buku, ambil buku nih, jangan lupa ambil juga notebook atau catatan kecil serta pena. Duduk manis di tempat yang kamu suka dan jangan lupa tulis point-point penting yang ada di dalamnya. Mungkin,  kita beranggapan untuk apa sih, kayaknya gak penting banget! Jangan salah kawan, karena kita tidak tahu, suatu saat nanti point-point penting yang kita tulis akan bermanfaat bagi kita. Atau kita segera beranjak ke kamar mandi, ambil air wudhu, kemudian ambil mushaf Al-Qur’an, duduk dengan tenang di tempat yang membuat kita nyaman kemudian membaca ta’awudz dan basmalah lalu tilawah deh! Kan terlihat lebih keren kawan, keren di dunia, keren juga di akhirat. Siapa yang gak mau sih di sebut keren? Karena keren-kerenan bukan hanya style dan fashion saja, karena keren-kerenan yang  seperti itu sudah ketinggalan zaman alias kuno. Sekarang langsung saja kita up date keren-kerenan yang lebih modern, yaitu keren-kerenan dalam kebaikan. Bukan untuk apa-apa, apalagi mencari popularitas, hanya saja kita ingin memperbayak dan memperberat amalan kebaikan kita, bukan malah memperbanyak kesia-siaan dalam hidup kita. Siapa sih yang tidak mau mendapatkan nilai plus disisi Allah? Siapa sih yang tidak berharap menjadi miliyarder kebaikan? Dan menjadi manusia dengan sejuta manfaat? Pastilah semua orang menginginkannya. Tapi hanya sebagian kecil saja yang bertekad merealisasikannya.
            Kawan... coba kita renungkan! Jika kita galau dalam kesia-siaan, bernostalgia sesuatu yang tidak mungkin terjadi, berapa banyak waktu yang telah kita habiskan untuk itu? waktu yang tidak akan kembali selama-lamanya. Mari kita simak nasihat Imam Hasan Al Bashri tentang pentingnya sebuah waktu, beliau berkata: “ wahai anak Adam, sesungguhnya engkau adalah (kumpulan) hari-hari, apabila berlalu satu hari, berarti telah berlalu pula bagian darimu.” (Siyar Al A’lam An-Nubala: 4/585)
            Subhanallah ... begitu pentingnya kita menjaga waktu, agar di setiap detiknya menghasilkan kebaikan. Coba kita lampiaskan kegalauan itu dengan membaca buku, berapa lembarkah yang  telah kita baca? Sebarapa besar nutrisi yang masuk ke dalam otak kita? Pasti tidak terhingga kan? Dan hal itu akan memperluas cakrawala pengetahuan kita, mengubah mind set dan prilaku kita menjadi lebih baik. Atau dengan membaca Al-Qur’an, berapa ayat yang telah kita baca? Yang setiap ayatnya terdiri dari beberapa huruf dan setiap hurufnya Allah ganjar dengan 10 kali kebaikan. Sebagaimana dalam hadits :
“ Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ siapa yang membaca satu hurf dari Al-Qur’an, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut.  Satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya. Dan aku tidak mengatakan  alif lam mim satu huruf,  akan tetapi Alif satu huruf laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al- Jami’, no. 6469).
Wah... kita jadi miliyarder kebaikan dong! Keren kan?? Itulah yang dinamakan keren yang sesungguhnya.  Nah, mulai sekarang kita harus bertekad untuk merubah galau tersebut menjadi sesuatu yang positive bagi kehidupan kita. Dan perubahan itu harus di mulai dari diri sendiri. Bukan menunggu takdir yang akan merubahnya, karena takdir tak akan merubah arah haluan hidup kita, harus ada usaha dari diri kita sendiri. Sebagaimana hal itu tertuang dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’dz: 11)
            Di situ ada sebuah ikhtiyar yang harus diperjuangkan... yang dalam ikhtiyar tersebut Allah juga memberikan beratus-ratus ganjaran kebaikan. Oleh karena itu wahai pemuda... marilah kita sikapi Rasa Galau kita dengna Bijak! Wallahu musta’an
(Hasna Amatillah)

Tidak ada komentar:

_Resolusi_

     Menjelang akhir tahun ini setiap orang pasti memiliki resolusi, ya memang resolusi ini dianggap penting apalagi pada moment-moment saat...