Jalan dakwah
begitu luas terbentang, tiada terlihat ujungnya tidak pula terlihat jalan
akhirnya hingga bermuara pada ridha Allah Subhanahu wa ta’ala. Ya, hanya
keridhoanlah yang kita cari dalam hidup ini, sebab ridho akan menghantarkan
kita ke syurga-Nya.
Namun,
ridho Allah hanya diberikan kepada para hamba-hambaNya yang terpilih. Tentu saja
orang-orang yang tetap istiqomah di Jalan-Nya. istiqomah bukan suatu hal yang
mudah untuk dijalankan, sebab setan tidak akan pernah ridho kepada hamba-hamba
Allah yang senantiasa berada pada jalan lurusnya. Itulah yang membuat setan
merasa gerah melihatnya, tentu ia tak akan mudah begitu saja untuk menyerah
menggodanya.
Ingatkah
kita, semenjak Adam diturunkan dari syurga-Nya iblis menabuh genderang
permusuhan selamanya kepada para keturunan adam? Masihkan kita mengingat hal
itu? bahwa musuh terbesar dan utama kita adalah Iblis la’natullah ‘alaih. Jangan
pernah lengah akan hal ini, sebab apabila kita lengah akan hal ini, kita
selamanya tidak akan pernah sadar bahwa perjalanan kita menuju Allah akan terus
di selewengkan oleh iblis terlaknat.
Berapa banyak
manusia yang telah menjemput hidayah, kemabali lagi kepada jalan dholalah? Berapa
banyak manusia yang beramal namun amalannya justru membinasakan dirinya? Berapa
banyak orang yang berlelah-lelah dalam berjuang namun justru tiap tetesan
keringatnya sia-sia? Sadarlah wahai saudaraku... itu semua tidak lain
disebabkan oleh musuh utama kita yaitu IBLIS la’natullah ‘alaih.
Ketika kita
mulai sadar dan akan selalu waspada akan keberadaan iblis, maka kita tidak akan
mudah lengah. Ibarat kita mempunyai musuh yang akan memangsa dan menerkam kita,
akankah kita merasa tenang dan bersantai diri? Tidak, sekali-kali tidak akan
pernah lengah, sebab iblis akan menelus kedalam jiwa kita ketika kita tengah
lelah dan lalai mengingat Allah Subhanahu wa ta’ala.
Hanya Allah
lah tempat kita berlindung atas kejahatannya, sebab kita tidak akan pernha bisa
hanya mengandalkan diri sendiri. Ada Allah tempat kekuatan, dan hanya
kepada-Nya lah kita berserah diri. Wallahu musta’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar