Stabilitas hidup kita ada pada bagaimana cara kita mengendalikan diri kita
sendiri, mengendalikan diri berarti senantiasa menjaga kestabilan emosional,
karena dari emosional lah satbilitas akan terjaga. Namun, apakah hanya sekedar
itu saja? ternyata tidak. Mungkin orang-orang Barat mendengung-dengungkan
Kecerdasan Emosional tanpa mengetahui apa sumber kekuatan emosional itu
sendiri.
Islam adalah Diin yang sempurna, seluruh aspek kehidupan manusia diaturnya. Dari hal terkecil bahkan tidak nampakpun islam punya aturannya. Termasuk bagaimana cara-cara manusia menjalani kehidupan ini dengan sebenar-benarnya. Islam memberikan sebuah titik dahsyat bagaimana manusia menjaga kestabilan hidup, dan titik dahsyat itu bermuara pada HATI. Ya, semua urusan manusia pada hakikatnya dikendalikan oleh hati bukan akal fikiran.
Mari kita bersama renungkan! Coba untuk jujur melihat diri sendiri. Ketika kita
melakukan suatu kesalahan atau keburukan, apakah yang menitahnya akal? Ataukah hati?
Pasti akal itu didorong oleh hati, dan akal memerintahkan ke seluruh anggota
tubuh guna merealisasikan perintah sang hati. Bukankah begitu?
sahabat muslimah....Kita pasti ingat hadits tentang hati adalah raja, apabila hati itu baik
maka akan baiklah seluruh anggota tubuh lain, dan jika hati itu buruk maka
buruk jugalah anggota tubuh yang lainnya. Itulah, Allah menjadikan hati sebagai
barometer baik dan buruknya perilaku seseorang dalam menjalani kehidupannya. Berarti
Hati lebih pantas memegang stabilitas kehidupan manusia.
Maka sudah seharusnya kita prioritaskan untuk senantiasa memantau dan
memelihara hati ini. akan bermuara kemanakah hati ini? apakah akan bermuara ke
syurga-Nya atau justru terjerumus kedalam Neraka? Naudzubillah..
sahabat muslimah....Masih ingatkah hadits tentang niat? Bukankah setiap amalan itu tergantung
pada niatnya? Dan niat itu ada pada hati? Bukankah hati adalah tempat yang
paling dilihat Allah? Bukankah ketika pada hari seluruh harta dan anak-anak
tidak bermanfaat, kecuali orang yang mendatangi Allah dengan hati yang Selamat?
Hal itulah... yang harus kita sadari dari sekarang, tidak ada kata
terlambat untuk senantiasa memperbaiki hati dan meluruskan arah hati. Mintalah pada
Allah agar hatinya senantiasa terjaga selalu berada di jalan-Nya “ Yaa
muqallibal quluub, tsabbit quluubana ‘alaa diinika, wa yaa musharrifal quluub,
shorrif quluubana ‘ala tho’atika”.
Wallahu musta’an