RINGKASAN TERJEMAH KITAB AL AIMMAH
ALARBA'AH
Dr. Ahmad Syarbasy
IMAM ABU HANIFAH (80-150 H)
- Kedudukan Imam Abu Hanifah
Diantara
faktor yang menempatkan imam abu hanifah pada posisi pertama dari empat imam
madzhab fikih adalah tahun kelahiran dan wafatnya yang lebih awal dibanding
imam-imam lainnya.
Beliau
mendapat gelar yang bisa diibaratkan seperti matahari yang bergulir diantara
gugusan ufuk, yaitu gelar "Imam Besar". Juga para ulama memberi gelar
sebagai "Ahli Fikih Dari Irak" dan "Imam Ahlu Ar Ra'yi". Abdullah
bin mubarak menjulukinya sebagai "Otaknya Ilmu", sedangkan ibnu al
juraj menjulukinya sebagai "Ahli Fikih".
- Perjalanan Hidupnya
Sebagian
besar hidupnya semasa dengan kekuasaan bani umayyah. Sisanya dalam masa bani
abbasiyah. Lahir pada masa kekuasaan bani umayyah diera pemerintahan abdul
malik bin marwan, dan meninggal dunia pada masa kekuasaan bani abbasiyah
dibawah pemerintahan abu ja'far al manshur.
Kehidupan
material dan sosial semakin berkembang sehingga menjamurlah beragam pendapat
dalam khazanah fikih islam. Lahir pula berbagai madzhab dan dalam kehidupan
ilmiyah dan agama muncullah dua pendekatan metode:
1. Manhaj naql atau madzhab ahlu hadits
Metode
ini disebut al ittiba'I yang berarti membatasi pada nash-nash al quran dan
periwayatan hadits nabi saw. Metode ini lebih banyak dianut umat, sebab umat
islam selalu menjaga dan berpegang teguh terhadap apa yang diperintahkan dan
yang diperbuat rasulullah. Sebab rasulullah adalah teladan tertiggi dan figur
utama, dan penafsir pertama bagi agama islam.
2. Manhaj 'aqli atau manhaj ahli ar ra'yi
Sebuah
pendekatan yang memaksimalkan potensi akal dalam menerima dan meghargai nash,
menggali hukum dan berijtihaj dalam menafsirkan nash
- Keturunannya
Abu hanifah
lahir dikota madinah pada tahun 80 H. nama lengkapnya adalah nu'man bin tsabit bin
mah, budak dari ataimullah bin tsa'labah. Beliau adalah keturunan persia.
- Perniagaan Yang Sukses
Pekerjaan
pertama kali yang ditekuni abu hanifah adalah berdagang, sekaligus menuntut
ilmu. Beliau sangat cerdas dan jujur dalam berdagang sehingga beliau selalu
menjelaskan tentang kecacatan yang ada dalam dagangannya kepada pembeli. Dalam
suatu riwayat, beliau pernah mewakilkan urusan dagang kepada mitra kerjanya
hafs untuk menjual pakaian yang bercacat. Dia berpesan kepada hafs agar
berterus terang tentang cacat barang itu kepada pembeli. Tapi mitranya lupa
memberi tahu. Abu hanifah berusaha mencari tahu pembeli tersebut tapi tak
menemukannya. Akhirnya beliau bersedekah sebesar harga barang tersebut.
- Pengembaraan Menuntut Ilmu
Abu Hanifah
tumbuh dikufah dalam lingkungan ilmiyah yang sangat dinamis. Wajar beliau
menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas dalam menggunakan nalar dan akalnya. Beliau
pertama kali belajar ilmu nahwu kemudian berpindah untuk memahami ilmu fikih
yang mempelajari tentang qiyas. Beliau juga belajar ilmu kalam dan beliau juga
mempunya berbagai buku seperti; Al Fikh Al Akbar, Ar Rad 'Ala Al Qadariyah, Al
'Alim Wa Al Muta'alim, Risalah Li Al Busti
- Guru-gurunya
Abu
hanifah sempat bertemu dengan Anas Bin Malik, Abdullah Bin Abi Aufa, Sahl Bin
Saad, Abu Thufail, tapi beliau tak sempat belajar dengan mereka.
Abu
hanifah mempunyai sekelompok guru diantaranya adalah:
1. Hammad Bin Abu Sulaiman Al Asy'ary
2. Zaid Bin Ali Zainal Abidin
3. Muhammad Al Baqir Zainal Abidin
4. Ja'far Ash Shadiq
5. Abdullah Bin Hasan
6. Jabir Bin Yazid Bin Ja'far
7. Ibrahim An Nakhai
8. Asy Sya'bi
9. 'Ashim (salah satu dari imam qiraah as sab'ah)
Abu
Hanifah adalah peletak dasar-dasar qiyas. Ia merintisnya, mencurahkan
kesungguhannya dalam menerapkan qiyas, lalu para ulama sesudahnya
menyempurnakannya.
- Majlis Imam Abu Hanifah
Abu
hanifah ditanya sekitar 60 pertanyaan. Ia bisa menjawab semua pertanyaan
tersebut dan menulis semua jawaban yang telah diucapkannya. Ketika gurunya
datang, ia menyodorkan tulisan atas jawaban-jawabannya. Sang guru menyepakati
40 jawaban dari 60 jawaban. Tentang 20 jawaban yang tidak disepakati, gurunya
menjelaskan sebab-sebab perbedaannya.
- Murid-murid Imam Abu Hanifah
1. Abu Yusuf Ya'qub Bin Ibrahim Bin Habib Al
Anshary Al Kufi (113-182 H). Beliau adalah ahli fikih dan hafiz (hafal hadits).
Ia sempat menjadi qadhi dalam beberapa kekhalifahan Abbasiyah, mulai Almahdi,
Al Hadi, Al Rasyid. Kitab beliau yang paling terkenal adalah "al
kharaaj" yang ditulis atas permintaan Al Rasyd. Kitab ini berkenaan
tentang masalah ekonomi. Kitab yang lainnya adalah "Al Atsar, Ar Radd 'Ala
Sairi Al Auza'i Fima Mahala Fihi Abu Hanifah".
2. Abu Abdillah Muhammad Bin Hasan Asy Syaibani (132-189
H). Beliu belajar ilmu kepada abu hanifah ketika masih berumur 20 tahun. Ketika
Abu Hanifah meninggal, ia belajar kepada Abu Yusuf Dan Al Auza'i, Sufyan
Atsaury. Asy syaibani pandai dalam pemecahan masalah berhitung. Kitab-kitab
yang beliau tulis adalah; al mabsuth, az ziyadat, al jami' al kabir, al jami'
ash shaghir, as sair al kabir, as sair ash shaghir, ar rad 'ala ahli al
madinah, dan lainnya. Yang paling terkenal adalah al mabsuth.
3. Zufar Bin Huzail (110-158 H). Setelah Abu
Hanifah meninggal ia belajar kepada Abu Yusuf Dan Asy Syaibany. Beliau juga
menjabat sebagai qadhi di Bashrah.
4. Hasan Bin Ziyad Al Lu'lu'i Al Kuti (meninggal
204 H). Belia terkenal dalam periwayatan hadits dan juga sempat menjadi qadhi
dikufah pada tahun 194 H. ia memiliki berbagai kitab diantaranya; Aadab Al
Qadhi, Al Khishal, Ma'ani Al Iman, An Nafaqat, Al Kharaaj, Al Faraaidh, Al
Washaya, Al Mujarrad Dan Al Amaly.
Ibnu
Nadim berkata, "Yang menjadikan fikih Abu Hanifah tumbuh subur dan
dibutuhkan adalah karena illatnya (sebab hukum) yang jelas dan didukung oleh
hadits, sehingga dapat diterima.
- Pilar-pilar Madzhab Imam Abu Hanifah Dan Hadits Nabi Saw
Abu
hanifah menyusun madzhabnya berdasarkan:
1.
Alquran
2.
Hadits
3.
Ijma'
4.
Qiyas
5.
Istihsan,
Al Urf
Abu
hanifah berkata, "Dalam memutuskan hukum aku mengambil dari kitab Allah.
Jika tak aku teukan, maka dengan sunnah rasulullah saw. Jika aku tak
mendapatkannya dalam kitab Allah dan sunnah rasulNya, maka aku mengikuti
pendapat shahabat. Aku mengambil ucapan mereka dan meninggalkan sesuai
keinginanku. Aku tidak akan mencari pendapat lain diluar pandangan mereka".
Beliau tak mengambil pendapat tabiin karena mereka derajatnya sama.
Abu
Hanifah dalam membangun madzhabnya tetap berpijak pada hal-hal berikut:
1.
Mempermudah
dalam hal urusan ibadah dan muamalah. Seperti; jika badan atau pakaian terkena
najis maka boleh dibasuh dengan barang cair yang suci seperti air bunga wamar
dan alkohol dan tidak terbatas pada air saja.
2.
Berpihak
pada yang fakir dan lemah. Seperti, abu hanifah mewajibkan zakat pada perhiasan
emas dan perak; sehingga zakat-zakat itu dikumpulkan untuk kemaslahatan
orang-orang fakir.
3.
Pembenaran
atas tindakan manusia sesuai dengan kadar kemampuannya. Seperti, bahwa keislaman anak
kecil yang berakal tapi belum baligh dianggap sebagai islam yang benar
sebagaimana orang dewasa.
4.
Menjaga
kehormatan manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Seperti, abu hanifaf
mensyaratkan wali nikah bagi perempuan yang baligh dan dewasa atas orang yang
dicintai, baginya hak untuk menikahkan dirinya sendiri dan nikahnya sah. Begitu
juga laki-laki yang menikahkan anaknya yang sudah baligh kemudian anak itu
menolaknya dan tidak suka maka nikahnya, tidak sah.
5.
Kendali
pemerintahan ditangan seorang imam (penguasa). Maka kewajiban pemimpin untuk
mengatur kekayaan umat islam yang membentang luas diatas bumi untuk
kemaslahatan umat.
- Abu Hanifah Dan Hadits Nabi Saw
Sebagian
orang berburuk sangka terhadap abu hanifah karena mereka melihat bahwasannya ia
menggunakan akal, rasio dan ijtihaj tidak menggunakan hadits-hadits Nabi saw.
Tapi beliau meluruskan perkataan mereka dengan berkata, "Sungguh
mengherankan orang-orang itu. Mereka berkata bahwa saya berfatwa dengan akal,
padahal aku hanya berfatwa dengan menggunakan atsar. Yang dimaksud dengan atsar
adalah segala sesuatu yang bersumber dari sunnah.
Beliau
juga pernah berkata, "Demi Allah, orang yang mengatakan bahwa kami
mendahulukan qiyas daripada nash telah berdusta. Apakah masih perlu qiyas jika
ada nash?.
Beliau
berkata, "Kami tidak menggunakan qiyas kecuali dalam keadaan sangat
mendesak. Jika kami tidak menemukan dalil, kami gunakan qiyas.
"Sesungguhnya
pertama-tama, kami mengambil dalil dari al quran lalu sunnah lalu perkataan
shahabat yang sudah disepakati oleh mereka. Jika mereka berselisih, kami
mengkiyaskan (menganalogikan) hukum dengan hukum lain karena adanya persamaan illat
(sebab) antara dua masalah tersebut sehingga terdapat kejelasan makna."
Beliau juga mengambil hadits mutawatir, masyhur dan ahad.
Zufar
berkata, "Janganlah anda terpengaruh dengan perkataan orang-orang yang
tidak setuju. Sesungguhnya Abu Hanifah dan shahabat-shahabat kami tidak pernah
mengatakan tentang suatu masalah kecuali berdasarkan kepada dalil alquran,
hadits, perkataan-perkataan shahabat setelah itu baru menggunakan qiyas.
Abu Yusuf
berkata, "Aku belum pernah melihat seorangpun yang lebih mengetahui
tentang tafsir hadits dan tafsir tentang fiqih melebihi Abu Hanifah.
Abu Hanifah
tidak sombong bahkan beliau tidak memaksa orang lain untuk mengikutinya. Beliau
berkata, "Pendapat kami ini hanyalah sekedar pendapat. Itu yang terbaik
yang dapat kami usahakan. Siapa membawa pendapat yang lebih baik maka pendapat
itu lebih benar daripada pendapat kami.
Ada
riwayat yang mengatakan bahwa, Abu Hanifah pernah haji sebanyak 50 kali. Dalam
perkembangan madzhabnya terdapat pembahasan yang dikenal dengan nama "Fannu
Al Hiyal" (metode siasat). Maksudnya adalah memadukan antara realita
kehidupan dengan nash-nash agama. Metode ini muncul dikalangan fuqaha kufah
yang berasal dari madrasah Abu Hanifah.
Sebab
timbulnya metode ini adalah adanya hubungan antara fuqaha dengan para khalifah
dan keinginan para penguasa dan khalifah agar terdapat kesepakatan dan
legitimasi fuqaha terhadap masalah yang terjadi diwaktu itu. Yang pertama kali
mencetuskan metode ini adalah Abu Yusuf.
- Pandangan Politik Imam Abu Hanifah
Abu Hanifah
condong kepada kaum Alawiyyin dan tidak sepadan dengan pemerintahan Umayyah.
Dimasa Umayyah Yazid Bin Umar Bin Hubairah pernah bekerja di Irak sebagai
pegawai Marwan. Lalu ia meminta Abu Hanifah untuk menggantikannya sebagai Hakim
tapi beliau menolaknya. Lalu yazid memukulnya sebanyak 110 kali, setiap hari 10
pukulan. Beliau jumpa dengan murid-muridnya di Makkah selam kurang lebih 6
tahun. Ada riwayat yang mengatakan bahwa Abu Hanifah meninggal dipenjara ada
juga yang mengatakan bahwa ia menjabat sebagai Hakim selama dua atau tiga hari,
lalu ia sakit selama 6 hari hingga akhirnya meninggal dunia.
Menurut
Abu Hanifah, kekuasaan itu tidak diwariskan, tidak diwasiatkan, tidak
ditentukan (ditunjuk) oleh manusia. Tapi dilakukan dengan baiat yang bebas.
Beliau berkata, "Khalifah itu dibentuk dengan kesepakatan dan musyawarah
umat islam".
- Wasiat Imam Abu Hanifah
Abu Hanifah
memberikan wasiat kepada para muridnya, terutapa kepada Abu Yusuf serta pedoman
hidup, petunjuk bagi umat manusia dan pandangan kemasyarakatan. Wasiat itu
disodorkan dalam bentuk percakapan sebagai bimbingan guru terhadap murid.
Diantaranya yaitu, menunjukkan keutamaan akhlak dan perilaku yang baik,
mengingatkan tentang perbuatan jelek dan tercela, mengingatkan hal-hal yang
boleh dilakukan orang awam tapi tak patut dilakukan oleh ulama.
- Komentar Ulama-Ulama Salaf Terhadap Imam Abu Hanifah
Banyak sekali
komentar, ucapan atau pujian ulama-ulama salaf terhadap abu hanifah.
Diantaranya adalah:
1. Imam syafii berkata,"Semua orang dalam
ilmu fikih menginduk kepada abu hanifah. Dalam riwayat lain disebutkan,
"Siapa yang ingin mengerti tentang fikih maka hendaklah belajar kepada Abu
Hanifah dan shababat-shahabatnya, sebab semua orang dalam masalah fikih
menginduk kepadanya."
2. Abdullah Bin Mubarrak berkata, "Jika atsar
(riwayat) itu telah dikenal dan membutuhkan pendapat, maka diantara pendapat
Malik, Sufyan dan Abu Hanifah maka pendapat Abu Hanifahlah yang terbaik, paling
cemerlang dan menguasai fikih. Dia juga berkata, "Jika seseorang
diperkenankan untuk berkata dengan pendapatnya maka Abu Hanifahlah yang berhak
untuk berkata dengan pendapatnya.
3. Nadhir Bin Syamil berkata,
"Sesungguhnya orang-orang itu
terlalai dari fikih sehingga Abu Hanifah membangunkan mereka dengan keterangan,
penjelasan dan ilmunya.
4. Khalaf Bin Ayub berkata, "Ilmu itu datang
dari Allah swt kepada Muhammad Saw kemudian kepada shahabat-shahabatnya
kemudian kepada para tabiin kemudian kepada Abu Hanifah dan
shahabat-shahabatnya. Selanjutnya terserah bagi seseorang untuk ridha atau
tidak.
5. Sufyan Bin Uyainah, "Ada dua hal yang menurutnya
tidak akan tertandigi sebagai aset Kufah yang telah menyebar disegala penjuru
dunia, yaitu pertama, qiraah Hamzah dan pendapat Abu Hanifah.
6. Ma'mar Bin Rasyid berkata, "Aku belum
pernah tahu orang yang lebih bagus berbicara tentang fikih, mengupas tentang
fikih dan membentangkan kepada orang lain jalan bagi kemajuan fikih dan lebih
alim melebihi Abu Hanifah.
7. Al Hakam Bin Abdullah berkata, "Aku belum
pernah berjumpa dengan ahlu hadits yang lebih pandai dari Sufyan Ats Tsaury tapi
Abu Hanifah lebih pandai darinya.
8. Yazid Bin Harun berkata, "Sufyan lebih
banyak menghafal hadits tapi Abu Hanifah lebih alim.
- Pribadi Imam Abu Hanifah
Abu Hanifah
adalah orang yang berperawakan sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
pendek. Warna kulitnya hitam kemerah merahan. Beliau adalah orang yang sangat
baik dalam tutur kata, bagus suaranya selalu berpenampilan dan berpakaian rapi,
selalu memakai wangi-wangian sehingga bau aromanya sudah tercium ketika datang
atau pergi dari rumahnya. Murah tangan dalam bersedekah. Sampai-sampai Abu
Yusuf mengomentari sandal yang dipakainya, "Beliau menyambung tali
sandalnya sehingga tak ada tali yang putus.
- Ibadah Imam Abi Hanifah
Salah
seorang penyair berkata, "Alangkah indahnya ketika dunia dan agam
disatukan." Abu Hanifah adalah seorang yang tidak saja menyatukan agama
dan dunia bahkan mampu memadukan tiga hal yang menjadikan kedudukannya lebih
terhormat, memadukan antara kekayaan dan kesenggangan, antara ilmu dan fikih,
antara ibadah dan taqwa.
Abu
Hanifah melakukan shalat subuh dengan wudhu shalat isya' selama 40 tahun.
Sya'rani kelihatan agak kelebihan dalam menerangkan sifat abu hanifah. Seperti
dalam ucapannya bahwa abu hanifah telah mengkhatamkan Al Quran ditempat dimana
ia meninggal selama 700 kali. Dia shalat lima waktu dengan satu wudhu selama 40
tahun. Dalam setiap shalat tahajutnya Abu Hanifah senagn mengulangi
bacaan-bacaan ayat al quran sebanyak 10 kali.
- Wafatnya Imam Abu Hanifah
Abu
hanifah meninggal dunia pada tahun 150 H. menurut imam nawawi dia wafat didalam
penjara. Ada juga riwayat lain yang menyebutkan bahwa abu hanifah meninggal
pada tahun 151 H. riwayat lain menyebutkan bahwa ia meninggal pada tahun 153 H.
tapi yang terkuat adalah pendapat yang pertama.
IMAM MALIK BIN ANAS (93-179 H)
- Kelahiran Imam Malik
Imam Malik
Bin Anas adalah imam madzhab yang kedua. Ia lahir 13 tahun setelah lahirnya Abu
Hanifah. Beliau dikenal sebagai imam "Darul Hijrah" (madinah
munawaroh) dan "Imam Hijaz". Ia termasuk tabiin yang menjadi
referensi para ahlu fikih dimadinah. Ia hidup selama kurang lebih 70 tahun.
Beliau
lahir dimasa pemerintahan Walid Bin Abdul Malik Al Umawy dan wafat dimasa Harun
Al Rasyid Al Abbasy. Ia juga semasa dengan Abu Hanifah. Ia hidup didua era
pemerintahan, Daulah Umayyah Dan Abbasiyah.
Imam Malik
lahir disebuah desa bernama "Dzul Marwah", sebelah utara Madinah.
Nama lengkapnya adalah Malik Bin Anas Bin Abu Amir Bin Amr Bin Ghaiman Bin
Khatsil Bin Amr Bin Harits.
Ibu Imam
Malik bernama Ghaliyah Binti Syarik Bin Abdurrahman Bin Syarik Al Azdiyah.
Keluarga Imam Malik dikenal sangat memperhatikan hadits dan fatwa.
- Masa Pertumbuhan
Imam Malik
mulai menghafal Quran kemudian Hadits, karena kekuatan menghafalnya sangat
tinggi. Suatu hari ia mendengar 30 hadits dari Ibnu Syihab, semua dapat
dipahaminya kecuali satu.
Pada
mulanya Imam Malik menyukai nyanyian musik, kemudian ibunya menasihatinya,
"Anakku, jika penyanyi itu berwajah jelek maka orang-orang tak akan
tertarik. Tinggalkanlah nyanyian dan pelajarilah fikih." Sebenarnya ibunya
hanya memalingkan perhatiannya dari musik, sebab beliau memiliki wajah yang
sangat tampan.
Ilmu
yang didapati Imam Malik antara lain hadits, bantahan terhadap pengikut hawa
nafsu, fatwa-fatwa shahabat, fikih tentang pendapat. Ia lihai dalam menuntut
ilmu, sampai-sampai Ibnu Uyainah berkomentar, "Tak pernah aku lihat
seseorang yang lihai dalam mencari ilmu melebihi malik.
- Guru-guru Imam Malik
Imam Malik
sering mengunjungi para syaikh, sehingga imam nawawi mencatat dalam kitamnya
"Tahdzibul Asma' Wal Lughat" bahwa ia berguru pada 900 syaikh, 300
dari tabiin dan 600 dari tabiut tabiin. Diantara guru-gurunya adalah:
1. Rabiah Bin Abi Abdurrahman
2. Nafi', Budak Abdullah Bin Umar
3. Ja'far Muhammad Al Baqir
4. Muhammad Bin Muslim Az Zuhri
5. Abdurrahman Bin Dzakwan
6. Yahya Bin Saad Al Anshary
7. Abu Hazim Salamah Bin Dinar
8. Muhammad Bin Munkadir Abdullah Bin Dinar
- Perhatian Imam Malik Terhadap Hadits Nabi Saw
Imam Malik
adalah seorang ahli hadits, sanadnya paling shahin diantara para ulama hadits,
sehingga ia ditetapkan sebagai orang yang tsiqat (terpercaya), adil dan dzabit (cermat). Ia jeli dalam memilih
orang bahkan tidak ada seorang pun yang mencelanya dalam hal ini. Sufyanpun
berkata, "Malik sangat jeli dalam mengoreksi rawi. Ibnu Madini berkomentar,
"Saya tidak pernah tahu malik membiarkan seorangpun yang menjadi
perbincangan. Imam Syafii berkomentar, "Bila Malik ragu dalam suatu
hadits, ia tinggalkan.
Imam Malik
tidak mudah mempewroleh kedudukan ini sebab ia berkata sendiri, "Saya
menulis dengan tanganku 100.000 hadits."
- Imam Malik Mulai Mengajar
Imam Malik
banyak memahami ilmu, mengahfal hadits dan memahami agama. Beliau mulai
mengajar ketika berusia 17 tahun. Bahkan majlisnya lebih ramai daripada majlis Nafi'.
Ia tidak melakukan gerakan dalam pengajarannya dan ia tidak bersikap congkak
dan sombong. Sampai-sampai ia tidak pernah mendatangi suatu majlis sebelum
dihadiri oleh 70 syaikh yang mengakui bahwa ia ahli dibidangnya. Pernah ia
ditanya 40 soal tentang utsman, 32 dijawabnya. Selebihnya ia hanya bilang
"Aku Tidak Tahu". Suatu hari seseorang utusan dari negerinya
mengadakan perjalanan selama 6 bulan serta membawa pertanyaan agar supaya
dijawab oleh imam malik, akan tetapi Imam Malik menjawab "aku tidak
tahu". Kemudian orang tadi bingung dan berkata, "Apa yang harus aku
bilang kepada penduduk negeriku?, kemudian imam malik menjawab, "Katakanlah
bahwa malik tidak tahu".
Referensi
yang dijadikan Imam Malik sebagai penetapan hukum adalah:
1.
Al quran
2.
Sunnah
nabi saw
3.
Fatwa
shahabat dan Ijma'
4.
Amalan
penduduk madinah
Bila
beliau tak menemukan dalil dalam nash, maka merujuk kepada:
Istihsan,
Urf, Sadd Adz Dzaroi', Al Mashalih Al Mursalah dengan beberapa at:
1.
Maslahat
tersebut tidak menafikan pokok agama dan dalil qath'i
2.
Maslahat
tersebut dapat dicerna akal sehat
3.
Tidak
menimbulkan kesulitan bagi manusia
- Murid-murid Imam Malik
Murid-murid
Imam Malik sangat banyak. Diantaranya adalah:
Zuhri, Ayyub
Bin As Sahtiani, Abu Aswad, Rabiah Bin Abdurrahman, Yahya Bin Saadshari, Musa Bin
Usbah , Hisyam Bin Urwah, Nafi' Bin Abi
Nuaim, Muhammad Bin Ajalan, Salim Bin Umayyah, Abu Nadzir, Sufyan Tsaury, Al
laits Bin Saad, Hammad Bin Salamah, Hammad Bin Zaid, Sufyan Bin Uyainah , Abu Hanifah,
Abu Yusuf, Syarik Bin Luhai'ah, Ismail Bin Abi Katsir, Abdullah Bin Wahab, Abdurrahman
Bin Qasim, Asyhub Bin Abdul Aziz, Asad Bin Furat, Abdul Malik Bin Majisyur, Abdullah
Bin Abdul Hakim, Muhammad Bin Hasan Asy Syaibany murid Abu Hanifah yang
terkenal berkata, "aku tinggal dipintu rumah imam malik selama 3 tahun.
Aku mendengar darinya 700 hadits.
- Imam Malik Berhadapan Dengan Penguasa
Imam Malik
menyeru para ulama untuk mengajak puasa kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran
seraya berkata, "Seorang alim boleh mendekati sultan, hanya karena alasan
itu. Poin yang paling penting adalah Imam Malik tidak memasukkan unsur pujian
dan sanjungan bagi penguasa. Pernah Harun Al Rasyid meminta Imam Malik untuk
datang keistana sambil membawa Muwattha' tapi Imam Malik menolaknya dan
menyuruh Harun Al Rasyid untuk datang
sendiri ketempatnya. Harun pun setuju dan berkata, "Demi Allah, aku akan
mendengar Al Muwattha' dirumahmu".
- Siksa Yang Diderita Imam Malik
Imam Malik
mendapat banyak siksaan dimasa Khalifah Abu Ja'far Al Manshur. Diantara sebab
beliau disiksa adalah ketika beliau menyampaikan hadits Nabi Saw yang berbunyi,
"Tidak ada thalak bagi orang yang dipaksa." Beliau mendapat cambukan
sebanyak 70 kali
- Kitab Al Muwattha'
Kitab Al
Muwattha' adalah kitab keislaman pertama kali yang sempurna dan sampai selesai
penulisannya. Al Muwattha' adalah karya terbesar Imam Malik. Sebab beliau
menulisnya karena terdorong oleh adanya pendapat-pendapat aliran dan pengikut
hawa nafsu dan lemahnya hafalan serta periwayatan, maka dibutuhkan penulisan
dan pencatatan agar tidak dilupakan. Sebab lain adalah bahwa beliau disuruh
oleh Khalifah Abu Ja'far Al Manshur. Imam Malik menulis kitab Al Muwattha'
mulai 148 sampai 159 H, serta beliau terus mengeditnya sampai memakan waktu 40
tahun. Al Manshur wafat sebelum selesainya kitab tersebut.
- Komentar Ulama-Ulama Salaf Terhadap Imam Malik
1.
Muhammad
Bin Hakam berkata, "Kalau Imam Malik mengatakan suatu pendapat yang tak
diucapkan oleh yang lain maka pendapatnya adalah hujjah (dapat dijadikan
landasan hukum).
2.
Ibnu Mahdi
berkata, "Tak ada orang yang lebih amanat terhadap hadits Rasulullah saw
dimuka bumi ini selain Imam Malik.
3.
Imam Syafii
berkata, "Kalau ada atsar (ucapan shahabat dan tabiin) maka Imam Malik adalah
bintang.
4.
Abu Ayub
Bin Suwad berkata, "Saya tidak pernah melihat orang sebagus haditsnya
dibanding Malik Bin Anas.
5.
Abu Hatim
Al Razi berkata, "Imam Malik sangat dapat dipercaya, Imam penduduk Hijaz,
ia mengokohkan pengikut-pengikut Al Zuhri. Ketika mereka berselisih pendapat,
maka keputusan ada pada Imam Malik. Imam Malik adalah perawi yang paling takwa,
paling murni haditsnya. Ia lebih menguasai hadits dibanding Atsaury Dan Al
Auzai.
- Kata-kata Mutiara Imam Malik
1.
Ilmu ini
adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambilnya
2.
Ilmu
adalah cahaya tak akan bersemayam kecuali dalam hati yang takwa dan khusyu'
3.
Orang
yang suka menjawab tentang satu masalah maka ia menawarkan dirinya untuk surga
atau neraka. Bagaimana keselamatannya besok diakhirat?
4.
Bukanlah
ilmu dengan banyaknya periwayatan tetapi ilmu adalah cahaya yang Allah letakkan
didalam hatinya.
5.
Tidak
pantas bagi orang yang berilmu untuk mengungkapkan ilmunya kepada orang yang
tak mampu menagkap ilmunyu, karena itu pelecehan terhadap ilmu.
- Antara Imam Malik Dan Laits Bin Saad
Al Laits
Bin Saad adalah imam yang hebat. Ia bernama Kharits Bin Saad Bin Abdurrahman Al
Mishri. Ia seorang tabiut tabiin dan meriwayatkan hadits dari banyak ulama. Beliau
adalah imam penduduk Mesir pada masanya.
Imam
Syafii berkata, "Al Laits Bin Saad lebih pandai dibanding Imam Malik,
hanya saja ia disia-siakan oleh pengikutnya. Ibnu Hanbal berkata, "Al
Laits itu banyak ilmunya dan haditsnya. Tak ada diantara penduduk Mesir yang
lebih kokoh ilmunya sebanding dia, sungguh shahih haditsnya.
Beliau
dilahirkan pada tahun 93 H dan wafat pada tahun 195 H empat tahun sebelum
wafatnya Imam Malik.
- Kepribadian Imam Malik
Imam Malik
orangnya tinggi, posturnya besar, putih kulitnya, botak kepalanya, mancung
hidungnya, bagus rupanya. Ia memakai pakaian-pakaian yang bagus dan
wangi-wangian. Ia tidak suka mencukur kumis dan mencelanya. Beliau sering
memakan makanan yang enak dan sering makan daging tanpa melebihi porsinya dan
ia sangat menyukai buah pisang. Ia berkata, "Tidak ada buah yang lebih
mirip dengan buah surga kecuali pisang.
IMAM SYAFII (150-204)
- Kota Kelahiran Dan Nasabnya
Imam Syafii
dilahirkan dighaza, palestina, tahun 150 (767 M). ibu beliau membawanya
kemakkah ketika berumur 10 tahun. Nama Imam Syafii adalah Abu Abdullah Muhammad
Bin Iddris Bin Abbas Bin Utsman Bin Syafii Bin Saib Bin Ubaid Bin Abdul Yazid
Bin Hasyim Bin Muthalib Bin Abdi Manaf. Beliau berasal dari banmgsa arab suku Qurays.
Ibu Imam Syafii adalah wanita dari Azad bukan dari qurays, beliau bernama Fatimah
Binti Abdullah Al Azadiyah.
Imam Syafii
hidup dalam kemiskinan sehingga ketika menuntut ilmu beliau terpaksa
mengumpulkan potongan-potongan keramik, kulit, pelepah korma dan tulang-tulang
unta untuk menulis.
Imam Syafii
adalah imam ketiga dari empat imam madzhab menurut urutan kelahirannya. Dia
adalah "Nashirul Hadits", pembela hadits dan "Mujaddid",
pembaharu abad kedua hijriyah. Imam Ahmad berkata, "Diriwayatkan dari Nabi
saw bahwa setiap seratus tahun Allah mengutus pada umat ini seseorang yang
memperbaharui urusan agama. Terbukti Umar Bin Abdul Aziz pada abad pertama, dan
aku berharap Syafii menjadi mujaddid diabad yang lain.
- Pertumbuhan Dan Perkembangan Dalam Menuntut Ilmu
Beliau menghafal
quran dan berbagai hadits dengan sangat cepat dan juga kaidah bahasa arab.
Beliau hidup bersama suku Hudzail sekitar 10 tahun. Sebelumnya imam syafii
cenderung terhadap saatra dan syair dan belajar bahasa arab akan tetapi ia
setelah itu menekuni fikih. Imam malik terus menuntut ilmu hingga beliau
bertemu dengan imam malik dimadinah, tapi sebelumnya beliau membaca kitab
muwattha' dan menghafal sebagiannya. Ketika beliau bertemu dengan Imam Malik,
maka Imam Malik berkata, "Sesungguhnya Allah swt telah menaruh cahaya
dalam hatimu maka jangan padamkan dengan perbuatan maksiat.
- Pekerjaan Imam Syafii
Pekerjaan
imam syafii adalah belajar, membaca, menulis dan menghafal serta mempelajari
ilmu-ilmu lainnya, sehingga beliau berkata, "Siapa yang belajar alquran
maka akan tinggi nilanya. Siapa yang menulis hadits maka akan kuat
argumentasinya. Siapa yang mendalami fikih maka akan mulia derajatnya. Siapa
yang mendalami bahasa akan halus perangainya. Siapa yang mempelajari ilmu
eksakta akan banyak kreativitasnya dan siapa yang tidak menjaga diri maka tidak
akan manfaat ilmunya.
- Guru-guru Imam Syafii
Imam Syafii
berguru kepada Syaikh Muslim Bin Khalid Az Zanji dan beberapa Imam Makkah.
Ketika berumur 13 tahun beliau pergi kemadinah belajar kepada Imam Malik.
Diantara guru-guru beliau adalah:
1. Di Makkah; Muslim Bin Khalid Az Zanji, Sufyan
Bin Uyainah, Sa'id Bin Salim Al Daddah, Dawud Bin Abdurrahman Al Athar, Dan
Abdul Hamid Bin Abdul Aziz Bin Abi Dawud.
2. Di Madinah; Imam Malik Bin Anas, Ibrahim Bin
Saad Al Anshary, Abdul Aziz Bin Muhammad Al Darawardi, Ibrahi Bin Yahya Al
Asami, Muhammad Bin Said Bin Abi Fudaik Dan Abdullah Bin Nafi' Al Shani.
3. Di Yaman; Muttharrif Bin Mazin, Hisyam Bin
Yusuf, Hakim Shan'a, Umar Bin Abi Maslamah Al Auza'i Dan Yahya Hasan.
4. Di Irak; Muhammad Bin Al Hasan, Waki' Bin
Jarrah Al Kufi, Abu Usamah Hammad Bin Usamahal Kufi, Ismail Bin Athiyah Al
Bashry Dan Abdul Wahhab Bin Abdul Majid Al Bashri.
- Murid-murid Imam Syafii
Murid-murid
Imam Syafii sangat banyak, diantaranya;
1.
Di
Makkah; Abu Bakar Al Humaidi, Ibrahim Bin Muhammad Al Abbas, Abu Bakar Muhammad
Bin Idris Dan Musa Bin Abi Al Jarrud.
2.
Di
Baghdad; Al Hasan Al Shabah Al Za'farani, Al Husain Bin Ali Al Bashri,
3.
Di Mesir;
Harmalah Bin Yahya, Yusuf Bin Yahya Al Buwaili, Ismail Bin Yahya Al Muzani,
Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Hakam Dan Ar Rabi' Bin Sulaiman Al Jiizi.
4.
Murid Imam
Syafii yang paling brilian adalah Imam
Ahmad Bin Hanbal
Imam Syafii
tinggal dimakkah selama 9 tahun, beliau mampu mendalami pelajaran-pelajaran yang
berhubungan dengan al quran, sunnah, ijtihad, dasar pengambilan hukum, serta
qawaid al kulliyah dan kaidah umum fikih.
Pada
tahun 195 H, ia kembali dari makkah lalu menuju baghdad. Kemudian imam syafii
mengarang kitab "ar risalah" yang menjadi dasar ilmu ushul fikih.Dan
imam syafii kembali meneruskan mengarang kitab ar risalah setelah pergi kemesir
pada tahun 200 H.
Beliau
tinggal dimesir selama 4 tahun lebih dan telah mengarang beberapa kitab. Beliau
meletakkan madzhabnya yang baru (qaul al jadid) yang berlaku dimesir karena
adanya kondisi dan adat disana serta mengarang kitab Al Umm.
- Fikih Syafii
Masa Imam
Syafii merupakan masa cemerlangnya fikih dalam sejarah hukum islam hingga
beliau dijuluki sebagai "peletak dasar ushul fikih". Imam Syafii berkata,
"Bumi mana yang mengucilkanku, langit yang meneduhiku, jika ada hadits
yang diriwayatkan dari Rasulullah saw dan aku tidak mengatakan ya dengan
menundukkan kepala dan kedua mata? Beliau berkata, "Apapun yang aku
katakan atau aku jadikan dasar berbeda dengan apa yang bersumber dari
rasulullah, apa yang rasulullah sabdakan adalah itu pendapatku." Beliau
telah menghafal kitab al muwattha' dalam waktu 9 hari.
Karakteristik
fikih dan pengetahuan syafii yang menonjol ialah bahwa beliau telah meletakkan
kaidah-kaidah ilmu ushul fikih. Karena itu, Fakhruddin Ar Razi berkata,
"Saya tahu bahwa Imam Syafii identik dengan ilmu ushul fikih. Sebagaimana
Aristoteles identik dengan ilmu logika dan Khalil Bin Ahmad identik dengan ilmu
arrudh (ilmu tentang timbangan syair).
- Kitab-kitab Imam Syafii
Imam Syafii
banyak mengarang kitab. Diceritakan beliau telah mengarang 113 kitab dalam
bidang fikih, tafsir, ushul fikih, sastra dll. Yakut menyebutkan dalam kitabnya
"Mu'jam Al Udaba" Juz 17, puluhan kitab Imam Syafii. Yang dimaksud
adalah beberapa bab tentang masalah fikih. Diantara kitabnya yang membahas
tentang ushul fikih adalah ar risalah. Kitab ini dari permintaan dari Abdurrahman
Bin Mahdi tokoh hadits pada masanya.
Al
Muzani berkata, "saya telah membaca kitab Ar Risalah sebanyak 500
kali." Katanya juga, saya mendalami kitab ar risalah selama 50 tahun
setiap yang aku pelajari selama itu selalu memberikan pelajaran baru yang belum
aku ketahui.
Diantara
kitabnya yang terkenal adalah Al Umm. Ketika beliau di Irak beliau juga
mengarang kitab Al Qadim yang bernama Al Hujjah. Ini diceritakan oleh 4 ulama
besar yaitu; Imam Ahmad Bin Hanbal, Ibnu Tsaur, Al Za'farani Dan Al Karabisi.
Kitab Imam
Syafii yang lain adalah Al Washaya Al Kabirah, Ikhtilaf Ahli Itak, Wasyiyah As
Syafii, Jami'ul Ilmi, Ibthalu Istihsan, Jami'ul Muzani Al Kabir, Jamiul Muzani
Ash Shaghir, L Amali, Mukhtashar Ar Rabi' Wal Buwaity, Al Imla' dan sebagainya.
Sebagian kitab yang lain beliau mendiktikan kepada orang lain.
- Nasehat Imam Syafii
1.
Belajarlah
anda sebelum memegang jabatan, karena jika sudah memegang jabatan maka tak ada
lagi kesempatan untuk belajar.
2.
Ilmu utu
lebih utama dari pada shalat sunnah
3.
Persaudaraan
sejati adalah yang menerima kekurangan saudaranya, menutupi kelemahannya dan
memaafkan kesalahannya.
4.
Siapa
yang ingin menggapai dunia maka gapailah dengan ilmu, siapa yang ingin
menggapai akhirat maka gapailah juga dengan ilmu
5.
Belumlah
lengkap, jika seseorang mencari ilmu tidak mengalami kefakiran. Sungguh saya
sendiri susah mencari kertas.
6.
Kelemahan
ulama adalah kurang berusaha. Kelemahan orang bodoh adalah tidak mau bersusah
payah.
7.
Kewibawaan
seseorang terletak pada kesungguhannya
- Imam Syafii Dan Bahasa Arab
Bahasa
tempat tinggal dan masanya immam syafii adalah arab. Beliau keturunan arab
qurays, bahasanya sangat fasih sejak pertumbuhannya menjadi dewasa. Beliau
terus sibuk mempelajari bahasa arab selama 20 tahun, sehingga menjadi imam yang
fasih bahasa arab. Ibnu hisyam, imam nahwu dimesir pada masanya memandang imam
syafii sebagai hujjah (referensi) dalam bahasa dan nahwu. Begitu juga abu
ubaid, ayub bin suwaid dan abu utsman al muzini. Ibnu hisyam pernah meragukan
imam syafii dalam hal ini, tapi kemudian menyelidikinya dan mengakuinya.
- Syair-syair Imam Syafii
Imam Syafii
adalah penyair yang ungkapan-ungkapan syairnya sangat bagus, walaupun beliau
tidak mencurahkan perhatian dan mendalaminya. Sebab beliau disibukkan oleh
kajian fikih dan pengetahuan yang lain. Al mubarrid berkata, "Imam syafii
adalah penyair dan sastrawan yang paling bagus dan terkenal bacaannya. Diantara
syairnya adalah:
Ketika
hatiku keras dan madzhab (jalan-jalan) ku terus sempit
Aku
jadikan harapan maafMu sebagai penyerahan
Dosa-dosaku
amatlah besar, tetapi jika aku bandingkan dengan maafMu, ya Tuhanku
kemaafanMulah yang lebih besar
Engkau
zat maha pengampun yang selalu memaafkan
Engkau
maha mulia mengampuni dengan rahmat dan kemulianMu
Jika
engkau tidak izinkan, iblis tidak akan mampu menggada hamba
Bagaimanakah
hambaMu yang suci bernama adam dapat tergoda?
- Pandangan Politik Imam Syafii
Imam Syafii
memandang bahwa imamah adalah suatu kelaziman. Ini berlaku pada suku qurays.
Didalam kitabnya al umm beliau banyak meriwayatkan beberapa hadits tentang
kemuliaan/keutamaan suku qurays. Beliau berpendapat bahwa khalifah itu harus
lewat baiat(pernyataan). Kecuasli dala keadaan dharurat, maka boleh tanpa
baiat. Jika dengan kekuatanya seseorang mampu mengalahkan rakyat sepat (setuju)
maka imamh diperbolehkan (dianggap sah).
- Komentar Ulama Salaf Terhadap Imam Syafii
1.
Abu Bakir
Al Humaidi berkata, "Imam Syafii adalah pemimpin ahli fikih".
2.
Ahmad Bin
Hanbal, "Imam Syafii adalah filusuf dalam 4 hal; bahasa, perbedaan
manusia, spiritual, dan fikih."
3.
Sufyan Atsaury
berkata, "Imam Syafii adalah paling utama dizamannya."
4.
Yahya Bin
Said Al Qatthan berkata, "Saya tak pernah melihat orang yang lebih pandai
dan ahli dalam fikih selain dia."
5.
Ibnu
Uyainah ketika ditanya tentang tafsir dan mintai fatwanya, maka ia berkata,
"Kalian tanyakan kepada Imam Syafii."
- Kritikan Imam Syafii
Seorang
yang mulia tidak luput dari kritikan, disamping juga yang banyak memujinya.
Begitu juga imam syafii tak lepas dari keitika dari para peneliti. Seperti,
sebagian mereka mengatakan bahwa imam syafii bukanlah mujaddid karena dia tidak
bisa mengeliminasi fanatisme yang terjadi pada masanya. Ia hanyalah membatasi
imamah pada suku qurays, dia juga berfatwa bahwa imamh juga bisa berdiri tanpa
baiat dalam keadaan dharurat.
- Kepribadian Imam Syafii
Imam Syafii
sangat rupawan, tinggi badannya, panjang lehernya, kulit sawo matang, merdu
suaranya dan bagus penyampaiannya. Orang-orang menangis dengan bacaan al
qurannya. Sederhana dalam pakaiannya, memakai cincin dijari kirinya yang
bertuliskan "cukuplah Allah percaya pada Muhammad bin idris". Beliau
mengerti tentang kedokteran dan mahir dalam memanah.
Beliau
cepat berkonsentrasi, kuat ingatan, tajam pikiran, luas akalnya. Basyir al
murisy berkata, "Orang ini akalnya setengah dari akal penduduk
dunia". Beliau berpaling dari mendalami masalah-masalah kulliyah (umum)
lebih besar daripada masalah-masalah juziyah (parsial).
- Kedermawanan Imam Syafii
Beliau
datang ke shan'a menuju mekkah dengan membawa 10.000 dinar. Maka ia tidak
menyisakan sebelum membagi-bagikan semuanya. Pernah terjadi ketika beliau
dimesir mendapatkan beberapa pakaian dan perhiasan, beliau membagi-bagikan
kepada penduduk setempat.
Imam
syafii sangat tekun beribadah dan tahajjud dan cukuplah menjadi bukti bahwa
kita mengetahui beliau membagi malamnya dengan 3 bagian. Sepertiga untuk
menulis, sepertiga untuk shalat dan tahajjud dan yang sepertiganya lagi untuk
tidur.
- Sakit Dan Wafatnya Imam Syafii
Yakut
menyebutkan dalam kitabnya mu'jam al udaba, bahwa sebab imam syafii sakit
diantaranya adalah ketika murid imam malik bin anas yaitu fityan sedang
berdebat dengan imam syafii. Dalam perdebatan itu imam syafii menang. Fityan
lalu mencaci maki imam syafii.
Hal ini
didengar oleh gubernur mesir (as sirri bin al hakam al balkhi). Ia
memerintahkan untuk memukuli fityan dan mencelanya. Namun sebagian orang bodoh
fanatik terhadap fityan, lalu mereka menghadiri majlis imam syafii dan kemudian
memukulinya hingga beliau sakit dan mengakibatkan beliau wafat. Sebab lain
adalah imam syafii menderita sakit wasir yang berulang kali dan mengakibatkan
seringnya keluar darah sehingga beliau meninggal dunia.
Beliau
wafat dimesir pada kamis malam setelah shalat maghrib diakhir bulan rajab tahun
204 H. beliau berumur 54 tahun dan beliau wafat disamping abdullah bin al
hakam, seperti yang pernah beliau wasiatkan. Beliau dimakamkan pada hari jumat.
IMAM AHMAD BIN HANBAL (164-241)
- Kelahiran Dan Nasab Imam Ahmad
Ahmad Bin
Hanbal dilahirkan dibulan Rabiul Awal tahun 160 hijriyah dikota Baghdad,
setelah ibunya meninggalkan kota Marwin. Belia bernama Abu Abdillah Ahmad Bin
Muhammad Bin Hanbal Bin Hilal Bin Asad Bin Idris Bin Abdillah Bin Hayan Bin
Abdillah Bin Anas Bin Auf Bin Qasith Bin Mazin Bin Syaiban Al Maruzi Al
Baghdadi. Nasab keturunannya bertemu dengan Rasulullah saw pada nizar bin maad
bin adnan.
Ayah
beliau meninggal dunia ketika ia masih kecil. Sedangkan ibunya bernama Shafiyah
Binti Maimunah Binti Abdul Malik Asy Shaibani Dari Bani Amir. Beliau haji 5
kali dengan berjalan kaki dan membiayai salah satu hajinya dengan 30 dirham
saja.
- Perkembangan Ilmunya
Beliau
telah menghafal quran, belajar ilmu bahasa arab dan menulis serta penyuntingan
sebuah percetakan dalam usia 14 tahun. Beliau tumbuh dalam kecintaan menuntut
ilmu sehingga ibunya merasa iba melihat keletihannya dalam mencari ilmu.
- Guru Imam Ahmad Bin Hanbal
Ibnu Hanbal
mempelajari ilmu pertama kali kepada Abu Yusuf Bin Ibrahim Alqadhi. Ada yang
mengatakan beliau belajar pertama kali kepada Hasyim Bin Basyir Bin Abu Hasyim
Al Wasithy. Imam Ahmad belajar kepadanya selama 4 tahun dan mengambil hadits dari
beliau sebanyak 3000 hadits.
Beliau
juga belajar kepada Umair Bin Abdullah Bin Khalid Dan Abdurrahman Bin Mahdi
Serta Abu Bakar Bin Ilyas, Iamam Syafii, Ibrahim Bin Sa'dy, Yahya Al Qahthan,
Waki', Sufyan Bin Uyainah. Dan beliau tak sempat belajar kepada imam malik
karena belia sudah meninggal.
- Berkawan Dengan Tinta Sampai Keliang Kubur
Kehidupan
Imam Ahmad sangat giat dan rajin dalam rangka menuntut ilmu dan konsisten dalam
mencari hadits walaupun setelah beliau menjadi iamam. Orang-orang berkata
dengan nada yang heran karena kesinambungan beliau dalam menuntut ilmu meskipun
luhurnya keulamaannya dan keagungannya. Sesungguhnya engkau telah mencapai
derajat yang tinggi dan menjadi imam kaum muslimin, sampai kapan wahai Imam
Ahmad? Imam Ahmad menjawab, "Aku berkawan dengan tinta hingga keliang
kubur."
- Majlis Imam Ibnu Hanbal
Imam Ahmad
banyak belajar kepada syaikh yang fenomental. Beliau belajar dimasjid Jami'
Baghdad ketika berumur 40 tahun. Beliau mengadakan kajian majlis setelah shalat
ashar dimasjid yang khusus dilakukan dirumahnya. Studi umum beliau banyak
disaksikan dan dihadiri jamaah hingga mencapai 5000 orang. 500 diantaranya
menulis pelajaran beliau.
- Sumber-sumber Fikih Imam Ahmad Bin Hanbal
1.
Al quran
2.
As
sunnah
3.
Ijma'
4.
Qiyas
(analogi)
5.
Mashalih
al mursalah
6.
Saddu
dzarai'
7.
Dan
mengambil hadits dhaif jika tidak ada dalil lain
- Pendapat Imam Ahmad Tentang Sosial kemasyarakatan
Dalam fikih
imam ibnu hanbal, misalnya disebutkan apabila ada seseorang yang mewakafkan
tanah kepada fakir miskin, maka tidak wajib dikeluarkan zakat hasil tanah
tersebut sebesar 10 %. Tapi apabila seorang mewakafkan tanah ini kepada selain
fakir miskin maka diambil 10 % dari penghasilan itu. Ini adalah tinjauan yang
menarik tentang ekonomi dan sosial.
- Syarat-Syarat Seorang Mufti
1.
Harus
berniat dengan ikhlas
2.
Harus
mempunyai ilmu, kesabaran, kewibawaan dan ketenagan
3.
Harus
kuat terhadap rintangan-rintangan yang mengahadang serta memahaminya
4.
Harus
memiliki kecakapan yang sempurna
5.
Mengetahui
segala karakter manusia dan mengerti situasi dan kondisi mereka
6.
Memahami
berbagai segi dalam al quran, hadits-hadits nabi saw dan sanad-sanad yang
shahih
- Penegak Jalan Kebenaran Bukan Jalan Takhayul
Ibnu
hanbal sangat memahami kebenaran, mengikuti dan mengikatkan dirinya pada
kebenaran. Beliau sangat membenci penambahan dan penggantian riwayat hadits dan
membelanya. Beliau melihat bahwa banyak sudah sejarah dan hadits-hadits nabi
saw yang tercontaminasi dengan kebohongan dan israiliyat. Wajib bagi beliau
berdiri kokoh dalam pengujian sejarah dan hadits-hadits itu serta tidak
tergesa-gesa dalam menerimanya.
- Murid-murid Imam Ibnu Hanbal
Yahya Bin
Adam, Abdurrahman Bin Mahdi, Yazid Bin Harun, Ali Dimasqi, Ibrahim Al Harbi, Abu
Bakar Ahmad Bin Ahmad Bin Muhammad Bin Hani' Athai Al Atsrami, Muhammad Bin
Ishaq Ash Shaghani, Abu Hatim Al Razi, Ahmad Bin Abu Al Hiwary, Musa Bin Harun,
Hanbal Bin Ishaq
Utsman Bin
Said Ad Darimy, Hajaj Bin Asy Syair, Abdul Malik Bin Abdul Hamid Al Maimuni
Baqi' Bin
Mukhlid Al Andalusy, Ya'qub Bin Syaibah , Shaleh (anak pertama Ibnu Hanbal yang
mempelajari fikih-meninggal 266 H), Abdullah (pemerhati hadits-273 H), Ahmad Bin
Muhammad Al Marwazi 275 H, Harb Bin Ismail Al Karmani 280 H, Ahmad Bin Muhammad
Al Khalal 311
- Sifat-sifat Shahabat Ibnu Hanbal
Secara
garis besar pendukung dan pengikut Ibnu Hanbal adalah orang-orang yang tekun
dan sabar, zuhud dan wara', berpegang pada dalil naqli tanpa ta'wil. Abu Alwafa'
Bin Aqil seorang ahli fikih madzhab hanbali yang fenomental, Syaikhul Islam yang
wafat pada tahun 510 H. Beliau berkatan tentang shahabat-shahabat Ibnu Hanbal,
"Mereka adalah yang tegas, akhlak mereka terhindar dari pergaulan bebas,
watak mereka kokoh terhadap campur tangan, ketekunan telah menguasai mereka.
Mereka sedikit dalam bergurau, jiwa mereka terjauhkan dari kehinaan riya'.
- Siksaan Terhadap Imam Ibnu Hanbal
Imam Ahmad
mengahadapi cobaan yang sangat besar yaitu fitnah tentang ucapan "Al Quran
Adalah Makhluk". Padahal perkataan ini tidak pernah terjadi pada umat
sebelumnya, hingga golongan Mu'tazilah mulai berkembang. Aliran ini berpendapat
bahwa quran adalah makhluk. Peristiwa ini terjadi pada masa kekhalifahan Al
Makmun (khalifah daulah abbasiyah) yang menganut paham mu'tazilah.
Ahmad Bin
Abu Du'ad Al Mu'tazili salah seorang menteri Al Makmun menyebar luaskan paham
mu'tazilah dengan mengatakan "Alquran Adalah Makhluk" dengan
menggunakan otoritas negara dan ketakutan akan hukum. Ketika itu Abu Du'ad mengatakan
bahwa al quran itu qadim, tapi imam ahmad membantahnya dan mengatakan bahwa
alquran adalah wahyu. Atas dasar iru Imam Ahmad ditangkap dan dibawanya
kehadapan al makmun tapi almakmun keburu meninggal dikota thurats. Sedangkan
ibnu hanbal masih dipenjarakan.
Kemudian
almakmun memberi wasiat kepada al mu'tashim (khalifah berikutnya) untuk
mengatakan bahwa al quran adalah makhluk. Tapi abu du'ad masih menjabat sebagai
menteri, sehingga imam ahmad terus dipaksa untuk mengatakan bahwa quran makhluk
tapi beliau terus menolaknya. Setelah itu beliau dicambuk dan dipukul sampai
pinsan dan ditusukkan pedang pada tubuhnya kemudian dimasukkan penjara lagi. Beliau
dalam keadaan sakit karena banyak luka pada tubuhnya. Kemudian khalifah Mu'tashim
digantikan oleh Al Watsiq, tapi beliau tidak menyiksa Ibnu Hanbal. Setelahnya
khalifah Al Mutawakkil, dia berusaha menghindari fitnah ini. Setelah 5 tahun
(232 H) Imam Ahmad kembali mengajar setelah menerima siksaan selama 14 tahun.
- Risalah Imam Ibnu Hanbal Tentang Al Quran
Setelah Al
Mutawakkil megetahui tentang argumen Ibnu Hanbal lalu ia menyuruh Ubaidillah
Bin Yahya untuk menulis surat kepada Ibnu Hanbal berkaitan dengan alquran.
Kemudian Imam Ahmad membalasnya. Diantara risalah Imam Ahmad adalah, " Disebutkan
dari Abdullah Bin Abbas, "Janganlah kalian mempertentangkan kitab Allah swt
antara ayat yang satu dengan sebagian lain karena sesungguhnya itu akan
menimbulkan keraguan didalam hatimu.
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Keraguan didalam al
quran adalah kufur.
Diriwayatkan
dari Abu Jahim Ra, Rasulullah Saw bersabda, "Janganlah kalian mempertentangkan
apa yang ada didalam al quran. Sesungguhnya keraguan terhadap al quran adalah
kufur.
- Kitab-kitab Imam Ahmad Bin Hanbal
Beliau
tidak mengarang kitab kecuali hadits dan sunnah. Semua kitabnya merupakan
kumpulan dari hadits-hadits dan atsar. Diantara kitab beliau yang paling
terkenal adalah "Al Musnad" yang didalamnya terdapat hasil kumpulan
beliau dari hadits-hadits Rasul Saw. Beliau mulai mengumpulkan pada tahun 180.
Kitab Al
Musnad memuat 40.000 hadits. Imam Ahmad menyaringnya dari 700.000 hadits.
Sebagian ulama mengatakan bahwa seluruh hadits dalam musnad adalah shahih.
Tetapi penelitian menunjukkan bahwa didalamnya terdapat sebagian hadits-hadits
dhaif, walaupun kitab ini besar dan agung. Diantara kitabnya yang lain adalah
"Risalah Ar Radd 'Ala Al Mu'tazilah".
- Ungkapan-ungkapan Imam Ibnu Hanbal
1.
Dunia
adalah ladang untuk beramal dan akhirat ialah tempat pembalasan amal. Maka
barang siapa yang tidak beramal didunia dia akan menyesal diakhirat.
2.
Pokok
iman itu ada 3, yang memberi petunjuk, petunjuk dan yang diberi petunjuk. Yang
memberi petunjuk adalah Allah swt, petunjuknya adalah al quran, dan yang diberi
petunjuk adalah orang mukmin. Maka barangsiapa yang menentang satu huruf dari
al quran maka sama halnya dengan menentang Allah dan kitabnya dan rasulNya.
3.
Hindarilah
berbicara tentang masalah yang tidak ada faedahnya
4.
Ketika
kalian melihat orang yang suka berbicara, maka jauhilah dia.
5.
Manusia
itu butuh ilmu sebagaimana roti butuh air
- Imam Ibnu Hanbal Dan Syair-Syairnya
Wahai
sipenuntut ilmu yang memrangi segala kebatilan, dan segala kecondongan yang
akan datang
Amalkan
ilmumu secara diam-diam atau terang-terangan, disatu hari niscaya berguna bagi
kamu
Wahai
sipenuntut ilmu janganlah condong pada bidah, niscaya orang-orang yang bidah
nanti akan tersesat
Ambillah
segala sesuatu yang datang dari shahabat, yang bisa dijadikan argumen dan
contoh
Ingatlah,
jadilah kamu seorang monumental, dan tinggalkan pendapat sesat niscaya kamu
hidup terpuji
- Pengakuan Ulama Salaf Terhadapnya
1.
Ibrahim Bin
Al Harbi berkata, "Seakan-akan Allah telah mengumpulkan ilmu orang-orang
terdahulu pada diri imam ahmad bin hanbal dari segala bagian
2.
Abu Musab
berkata, "Saya tidak melihat seorang diantara umat ini yang menjaga urusan
agamanya kecuali pemuda yang ada dimasyriq (ibnu hanbal).
3.
Abu Ubaid
berkata, "Puncaknya ilmu itu pada 4 orang, Ahmad Bin Hanbal, beliau adalah
yang paling ahlinya, Ali Bin Al Madani, beliau yang paling ahli ilmu, Yahya Bin
Main, beliau yang paling bagus hasil tulisannya, Abu Bakar Bin Abu Syaibah,
beliau ialah yang paling hafal diantara semuanya.
- Karakteristik Imam Ibnu Hanbal
Ibnu
hanbal itu seoraorang yang berpostur tinggi, berkulit sawo matang, menghiasi
diri dengan simpati. Selalu memakai sarung dan surban dan sedikitb makannya.
Tidak memilih-milih makanan, sering makan lauk-pauk yang masam. Selalu
mengambil air wudhu dengan tangannya, tidak meminta orang lain untuk
mengambilkan air wudhu
Beliau
kuat hafalannya. Paham apa yang apa yang ia hafal, menghiasi diri dengan sabar
dan bagus, cita-citanya kokoh, berpegang teguh pada prinsip, menjauhkan diri
dari bercanda, dan riya'.
Imam
ahmad seorang yang ahli ibadah dan tahajjud. Putra beliau abdullah bercerita,
bahwa sersungguhnya imam ahmad setiap sehari semalam itu mengerjakan shalat 300
rakaat. Dan ketika sakit akibat cobaan siksa beliau shalat 150 rakaat, dan
disaat umurnya mendekati 80 tahun beliau mengkhatamkan al quran dalam waktu 7
hari.
- Keluarga Imam Ibnu Hanbal
Ibnu Hanbal
mempersunting budak perempuan yang bernama Hasan. Sedangkan anak Ibnu Hanbal adalah
Saad, Muhammad, Hasan, Zainab, Fatimah dan dua anak kembar yang diberi nama Hasan
Dan Husein. Dan keduanya mati setelah dilahirkan.
Lalu Ibnu
Hanbal menikah dengan Abasah Binti Al Fadhl. Dari wanita ini lahir putra beliau
yaitu Shaleh (Abu Fadhl_, lahir tahun 203 dan meninggal tahun 265 dan menjadi Hakim
Di Ashbihan dan menulis terjemahan kitab ayahnya. Kemudian lahir pula Abdullah
(Abu Abdurrahman) ia termasuk imam hadits wafat tahun 290. putri Ibnu Hanbal dimakamkan
disebelahnya.
- Sakit Dan Wafatnya Imam Ibnu Hanbal
Imam Ahmad
Bin Hanbal wafat pada hari jumat tanggal 12 rabiul awwal tahun 241. Acara
pemandiannya dipimpin oleh Abu Bakar Ahmad Bin Muhammad Bin Al Hajjad Al
Maruzi. Ia adalah orang yang diutamakan oleh Imam Ibnu Hanbal. Pemakamannya
dilaksanakan setelah shalat jumat. Orang yang mengatarkan jenazahnya
berdesak-desakan. Disaksikan/dihadiri oleh puluhan ribu umat manusia dan beliau
dimakmkan dibaghdad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar