AL IMAM AL
BUKHARI
Nama asli beliau adalah Muhammad Ibnu Ismail
Ibnu Ibrahim Ibnu Al Mughirah Ibnu Bardizibah. Sang Imam dilahirkan di sebuah
kota kecil bernama Bukhara. Guru Imam Bukhari banyak sekali hampir tersebar
disetiap kota diantaranya adalah:
Di kota Bukhara: Abdullah Ibnu Muhammad Ibnu
Abdillah Ibnu Ja`far Ibnul Yaman Al Ju`fi Al Msusnadi, Muhammad Ibnu salam Al
bikandi setrta ulama-ulama lain dikota balakh: Makki Ibnu Ibvrahim , ia
termasuk guru besar Imam Bukkhari
dikota ini.
Di
kota Marwah: Abdan Ibnu Usman Ali Ibnul Hasan Ibnu syaqib Sadaqah Ibnul Fadl
serta ulama-ulama lain. Di kota Naisabur: Yahya Ibnu Yahya serta ulama-ulama
lainnya.
Di kota Baghdad. Muhammad Ibnu Isa Ibnu
Khobat, Suraij Ibnu Nu`man, Muhammad Ibnu Syadi` dan Affan. Di kota basrahAbi
Asyim Annabil, Al Anshori, Abdurrahman Ibnu Hammad, Muhammad Ibnu `ar`arah,
Hajai Ibnu Minhal, Abdullah Ibnu Raja` dan Masih banyak sekali. Ulama` yang
lain.
Dikota
“kufah” : Ubaidillah Ibnu Musa, Abi Nuaim, Kholid Ibnu Makhlad, Tholq Ibnu
Ghonam, dan kholid Ibnu Yazid al Muqri,
Dikota “Makkah” : Abi Abdirrahmann Al Muqri,
kholid Ibnu yahya, hasan, Ibnu Hasan Asl basri, Abil Walid Ahmad Ibnu Muhammad
Al azrogi dan Al Humaid.
Dikota
Madinah : AbdulAziz Al uwaizy, Ayub Ibnu Sulaiman Ibnu Bilal dan Ibnu Ismail
Ibnu Abi Uwais.
Dikota
Mesir : Said Ibnu Abi Maryam, Ahmad Ibnu Isykab, Abdullah Ibnu Yusub dan
ulama-ulama lainnya.
Dikota Syam : Abul Yaman , Adam Ibnu Abi
Iyas, Ali Ibnu `Ayyas, Basar Ibnu Syu`aib, Abu Al Mughirah Abdul Kudus serta ulama-ulama
yang lainnya.
Al Imam Az Zahabi berkata :
“diantara Ulama (guru) Al Imam Bukhari yang paling senior dari kalangan tabiin
adalah : Abu Hasim, Al Anshory, Makki Ibnu Ibrahim, ubaidillahIbnu Musa,
Abul Mughirah, dll. Kemudian tingkatan
dibawah mereka seperti : Al `auza`I, Ibnu Abi Zi`ib, Syu`bah , Syu`aib, Ibnu
Abi Hamzah dan Ast Tsauri. Kemudian tingkatan mereka lagi adalah teman-teman
Imam Malik, Al laist Hammad Ibnu Yazid dan Abi Awanah. Kemudian dibawahnya lagi
adalah teman-teman Ibnul Mubarak, Ibnu Uyainah, Ibnu Wahab dan Walid Ibnul
Muslim, dan tingkatan terakhir dari guru-guru Imal Al Bukhari adalah Muhamad
Ibnu Yahya Azzuhly, Muhammad Ibnu Abdillah Al Mukhorimi dll.
Adapun para ulama yang pernah belajar dari Al
Bukhari adalah :
Abu Isa Ath
Turmuddi, Abu Hatim, Ibrahim Ibnu Ishaq Al Harbi, Abu Bakar Ibnu Abi Dunya, Abu
Bakar Ahmad Ibnu Amru Ibnu Abi Ashim, Muhammad Ibnu Yusuf Al Firob, Abu Bakar
Ibnu Abi Dawud, serta ulama-ulama yang lain dari berbagai wilayah.
Muhammad
Ibnu Tjhohir Al Maqdisi berkata : juga telah meriwayatkan “shohih Bukhari”
sekelompok ulama diantaranya : Al Fibrori, Hammad Ibnu Syakir, Ibrahim Ibnu
Ma`kil dan Thohir Ibnu Makhlad dan An Nasa Fian.
KISAH PERJALANAN AL IMAM AL BUKHARI DALAM MENCARI ILMU
Muhammad
Ibnu Abi Hatim Al Bukhari berkata : “Aku mendengar Abu Abdillah Ibnu Ismail –
Al Imam Al Bukhari – berkata : “Setelah aku selesai mmeleakasanakan haji, ibu
dan Adikku langsung kembali, Sedang aku tetap tinggal untuk mencari hadits,
maka tatkala aku terkena sakit – diusia 18 tahun -, aku gunakan waktu kosongku untuk menulis perkara-perkara dan
fatwa. Kalangan sahabat dan Tabiin, waktu itu adalah masa dimana Ubaidillah
Ibnu Musa hidup. Dan sungguh aku masih banyak berselilisih dengan para ahli
fiqih kota warwa dikala aku masih bocah, setiap aku datang aku malu untuk
berucap salam kepada mereka. Maka seorang syaikh dari mereka berkata kepadaku : “Berapa hadits yang telah
engkau tulis ?” lalu aku jawab : “dua hadits “ mereka serentak mentertawakan
aku. Maka syaikh itupun berkata :” jangan
lah kalian mentertawakan dia, bisa jadi dia akan tertawakan kalian
disuatu hari nanti.”
Al Imam Aqzzahabi berkata :” Aku
mendengar Al Bukhari Berkata :” Aku datang – bermajelis – dengan Al khumaidi
sedang umurku baru 18 tahun, dan diantara Al Khumaididengan ulama-ulama yang
lain waktu itu terjadi perselisihan. Maka tatkala Al Khumaidi melihatku ia
langsung berkata :” Telah datang orang yang akan menengahi perselisihan
diantara kita.” Lalui Ia sampaikan masalah itu kepadaku, maka aku selesaiakan
pewrselisihan antara dia dengan orang-orang itu. Meskipun orang-orang itu tidak
mau kembali dan tetap dalam keyakinannya. Lalu mereka pun mati dan masih dalam
keadaan menyimpang.”
Dari
Ahamd Ibnu Minhal Al ` Abid dari Abu Bakar
Al`Ayan berkata :”Kami menulis hadits dari Imam Al Bukhari melalui
penulisnya – Muhamad Ibnu Yusuf - , dan kami tidak melihat diwajahnya bulu
(kumis/jenggot), maka kami pun bertanya :”Berapa umurmu ?” Ia menjawab : “ 17
tahun”.
Kholaf Al Khoyan berkata :”Aku mendengar Ibrahim
Ibnu Maa`kil berkata : “Aku mendemngar Abu Abdillah (Imam Bukhari) berkata
:”Ketika aku bersama-sama dengan Abu Ishaq Ibnu Rohawaih, sebagian temanku
berkata :” Seandainya kalian ini ada yang menulis sebuah kitab yang memuat
hadits-hadits Nabi Saw,” maka terbayanglah hal itu dibenamkku untuk
menullisnya. Lalu akupun menulis kitab ini.”
Telah
menceritakan kepada kami Al Muamil Ibnu Muhammad, dari Abul Yumni Al kind, dari
Abu Mansur Al Qozas dari Abu Bakar Al Khotib dari Ali Ibnu Muhammad Al Aththori
dari Abu Al Haitsam, aku mendengar Al Fibrori berkata :”Aku mendengar Al
Bukhori berkata : “Aku tidak pernah menulis didalam kitab ini Ash Shahih –
satui hadits pun kecuali aku telah mandi besar dan sholat dua rakaat.” Dan
dalam keterangan lain Al Bukhari berkata :” Akupun tidak memasukkan satu
haditspun dalam kitab ini kecuali yang
shohih dan aku hilangkan – hadits-hadits – yang tidak shohih agar kitab ini
tidak terlalu tebal.”
Abu
Ja’far Muhammad ibnu Abi Hatim berkata : Aku pernah bertannya kapada Al Bukhori
:” Apakah telah engkau hafal semua apa
yang ada didalam kitab ini ?” Ia menjawab :” Tidak ada yang luput sedikit pun
seluruh isi buku ini dariku.”
Suatu kali Abu Ja’far juga berkata
:Aku mendengar Al Bukhori berkata :” Aku menulis semua kitabku sebvannyak 3
kali .” dan dia – Al Bukhori – juga berkata :” Kalaulah guru-guruku ditanya mereka tidak akan tahu
bagaimana aku menulis kitabku –tarikh- .” kemudian ia melanjutkan lagi :” Aku
menulis kitab ini sebannyak 3 kali.”
Suatu
hari Imam Bukhori berkata : Ishaq ibnu Rahawaih mengambil kitab “ Tarikh” yang
telah aku tulis, lalu ia tanyakan kitab itu kepada Abdullah Ibnu Thahir Ia pun langsung ta’jub seraya berkata :” Aku
tidak sanggub untuk memahami kitab yang ia karang.”
Dari
Muhammad Ibnu Yusuf Al Bukhari berkata : “Aku bersama Muhjammad Ibnu Ismail
(Imam Bukhari) Pada suatu malam dirumahnya, dan aku menghitungnya menyalakan
lilin dan mengingat-ingat sesuatu (yang ia tangguhkan sampai malam itu)
sebanyak delapan belas kali.”
Muhammad
Ibnu Abi Hatim Al Wara` berkata : “Adalah Imam Bukhari jika aku sedang bersafar
dengannya kami menginap pada suatu rumah – kecuali jika musim panas - , maka
aku melihat dai bangun sebanyak 15-20 kali semalam. Dan setiap bangun ia
mengambil korek api lalu menyalakan
lilin, kemudian ia lkeluarkan hadits-haditsnya dan mempelajarinya.”
Muhammada
Ibnu Abi Hatim berkata : “Aku sedang bersama Muhammada Inbu Yusup Di syam, dan
kami menjauhi perbuatan pemuda-pemuda Syam dan memakan buah “Firsyad” (sejenis
Anggur), sedang Imam Bukhari juga bersama-sama kami, tetapi ia tidak mau peduli
denmgan apa yang sedang kami lakukan, akan tetapi ia hanya mengurus
hadits-hadiastnya.”
Muhammad
berkata : “Aku mendengar An Najm Ibnu Fudhail berkata : “ Aku melihat nabi Saw
didalam mimpi sedang berjalan seadng Imam Bukhari berjalan dibelakang beliau.
Dan setiap kali beliau mengangkat kakinya, ia selalu meletakkan kakinya pada
bekas kaki Nabi saw.”
KECERDASAN DAN KECEPATAN AL IMAM BUKHARI DALAM
MENGHAFAL
Muhammad
Ibnu Ahmad Qhunjari didalam “Tarikh Buchari” berkata: aku mendengar Abu Amru
Ahmad Ibnu Muhammad Al Muqri’ berkata : Aku mendengar Muhib Ibnu Sulain
berkata: Aku mendengar Ja’far Muhammad Ibnu Al Qothoni-Imam Karmania-berkata:
Aku mendengar Muhammad Ibnu Ismail (Al Bukhari) berkata : Aku telah menulis
dari 1000 syaikh lebih, dan dari setiap seorang dari mereka aku menulis 10.000
hadits lebih, dan tidaklah aku mempunyai hadits kecuali aku ingat akan
sanadnya”.
Ghunjar
berkata : Telah bercerita padaku Muhammad Ibnu Imron berkata : Aku mendengar
Abdurrahman Ibnuy Muhammad Al Bukhari berkata : Aku mendengar Muhammad Ibnu
Isma’ il (Imam Bukhari) berkata : Aku telah berjumpa lebih dari 1000 orang ahli
Hijaz, ‘Iraq, Syam, Basrah berkali-kali, aku juga bertemu dengan (orang-orang)
penduduk Syam dan Mesir berkali-kali demikian juga Basrah. Dan aku tidak bisa
menghitung sudah berapa kali aku masuk kota Bagdad bersama ulama-ulama hadits
Khurosan.” Kemudian ia berkata lagi : “Aku tidak pernah melihat mereka
berselisih behwa agama itu - perlu
pembuktian – lisan dan amal, dan Al Qur’ an adalah kalimat Allah.”
Dari
Muhammad Ibnu Abi Hatim Al Warroq berkata : Aku mendengar Hasyid Ibnu Isma’il
dan temannya berkata : adalah Imam Al Bukhari, itu berselisih dengan kami,
dihadapan para ulama Basrah, padahal ia masih seorang bocah, ia tidak menulis
hadits, sampai suatu hari kami katakan kepada dia : “Engkau telah menyelisihi
kami dan kau tidak menulis (hadits), lalu apa yang akan kau perbuat ?.” ia
menjawab kami setelah 16 hari : “Kalian telah banyak (hadits) dari saya dan
kalian selalu paksasaya, kalau begitu bacakanlah kepadaku apa-apa yang telah
engkau tulis.” Maka kami pun
bacakan semua yang telah kami
tulis dan tidak kurang dari 15000 hadits. Lalu iapun membacakan semua hadits
itu diluar kepala, sehingga kami merasa bahwa apa yang telah kami tulis telah ia hafal semua. Kemudian ia
berkata : “ Apakah kalian melihatku menyelisihi kalian dalam kebatilan serta
aku sia-siakan hari-hariku ?.”
Kami baru tahu kalau
dia tidak mau mendahului orang lain.
Az Zahabi
berkata : “Aku mendengar Hazid Ibnu Ismail dan rekannya berkata :”Sungguh para
ulama dari kota Basrah berlarian dibelakang Imam Bukhari untuk mencari hadits –
padahal ia adalah masih seorang pemuda – lalu mereka terus menyusulnya,dan
mereka mendudukkanya dipinggir jalan. Lalu berkumpullah mereka
disekelilingnya.”
Abu Ahmad
Abdillah Ibnu Adi Al Hafids berkata :”Aku mendengar beberapa ulama bercerita
bahwa Muhammad Ibnu Ismail Al Bukhari telah datang dikota Bagdad, maka
terdengarlah hal itu oleh ulama-ulama hadits. Kemudian mereka bersepakat untuk
menguji Imam Bukharidengan 100 hadits, yaitu dengan cara menukar antara sanad
dengan matan haditsnya. Mereka menjadikan matan hadits ini untuk sanad hadits
yang lain, dan sanad hadits ini untuk matan hadits yang lainnya pula. Setiap
orang dari mereka harus menyodorkan 10 hadits yang telah ditukar tadi secara
acak kepada Imam Bukhari – jumlah mereka sekitar 10 orang -. Maka berkumpullah
manusia di malis Imam Bukhari, kemudian salah seorang pakar hadits tadi maju
dan membacakan 10 hadits yang telah disiapkan dihadapan Imam Bukhari hingga
habis, lalu Al Bukhari menjawab :’Aku tidak tahu.” Kemudian orang kedua pun
maju dan membacakan hadits pula, lalu Al Bukhari menjawab : “Aku tidak tahu.”
Hal itu terulang sampai hadits terulang sampai hadits yang kesepuluh. Maka para
pakar hadits itu pun saling pandang seraya berkata :”laki-laki ini paham.” Dan
barang siapa yang tidak tahu pasti ia akan mengatakan bahwa Al Bukhari tidak
bisa. Lalu majulah salah seorang dari pakar hadist itu dan membacakan dihadapan
Al Bukhari lagi sebagaimana yang pertama. Dan
Bukhari hanya menjawab : “Aku tidak tahu”. Lalu majulah orang keempat
sampai orang kesepuluh. Dan Imam Bukhari tidaklah menjawab kecuali hanya mengatakan
: Aku tidak tahu.” Lalu setelah Imam Bukhari yakin bahwa mereka telah maju
semua, maka iapun berkata kepada orang yang pertama : “Adapun hadist pertama
yang engkau baca adalah seperti ini, dan yang kedua seperti ini, ketiga sampai
kesepuluhia sebutkan semua. Kemudian Imam Bukhari membetulkan setiap hadits
yang telah dibolak-balikkan matan dan sanadnya dari hadits pertama sampai yang
terakhir. Dan hal itu ia lakukan kepada seluruh pakar hadits dari yang pertama
sampai yang terakhir. Maka manusia pun bersepakat dan menjulukinya sebagai seorang
yang hafidz dalam bidang hadits.
Dari
Abdullah Ibnu Ahmad Ibnu Ibrahim Az Zaqhuni berkata : “Aku mendengar Yusuf Ibnu
Musa Al Marwaru Dzi berkata : “ketika aku sedang berada dikeramaiain kota
Basrah ada sesweorang yang menyeru : “ Wahai ahli ilmu telah datang Muhammad
Ibnu Ismail – Al Bukhari - .” maka orang pun berdiri dan mncarinya. Dan akupun
ikut bersama-sama. Maka kamipun melihat seorang anak muda yang sedang sholat
dibelakang tiang masjid. Maka setelah ia selesai dari shalatnya orang-orangpun
langsung berkerumun dan memintanya untuk diadakan majelis Imla` (majelis
didalam dibacakan hadits), dan Imam Bukhari pun menyetujui hal itu. Maka
keesokan harinya berkumpullah manusia (± 1000 orang) untuk
bermajelis bersamanya. Kemudian Al bukhari berkata : “Wahai penduduk Basrah,
aku hannyalah seorang pemuda, dan kalian memintaku untuk membacakan hadits,
maka aku akan bacakan hadits-hadits dari negeri kalian, oleh sebab itu ambillah
faedahnya.” Kemudian ia berkata :” telah bercerita kepadaku Abdullah Ibnu Ibnu Usman
Ibnu jabalah Ibnu Abi Rawad, Berkata : “telah bercerita bapakku dari syu`bah
dan Mansyur dan lainnya, dari Salim dari Ibnu Abil ja`d dari Anas, bahwasannya
seorang arab badui datang kepada Nabi Saw dan bertanya : “Wahai Rasulullah,
seorang laki-laki cinta kepada suatu kaum…..” kemudian Al Bukhari, berkata
lagi, : “Hadist ini tidak kalian miliki, yang kalian miliki adalah hadist yang
diriwayatkan oleh selain Mansyur, dari Salim.
“Al
Bukhari membacakan hadist dihadapan mereka dengan teratur, dan ia pada setiap
hadist berkata : “Syu`bah – dalam hadist kalian – meriwayatkan hadist ini
dengan seperti ini, adapun dalam riwayatnya si Fulan hadist ini tidak ada pada
kalian.”
Az Zahabi
berkata : “Aku mendengar Al Bukhari berkata : “setiap aku datang kepada seorang
ulama`, pasti manfaat yang ia ambil dariku lebih banyak dari pada manfaat yang
aku dapatkan darinya.”
Sulaim
Ibnu Mujahid berkata : “Aku mendengar Abul Azhar berkata : “Di kota samarkandi
ada 400 ulama` yang mencari hadist, kemudian mereka berkumpul selama 7 hari,
dan bersepakat untuk menguji Imam Bukhari. Mereka menjadikan sanad-sanad negeri
Syam kepada sanad-sanad negeri Irak, dan sanad-sanad wilayah Yaman kepada
negeri Haromain – mekah dan Madinah -. Tapi mereka tidak mendapatkan kesalahan
sedikitpun dari Imam Bukhari baik dalam hal sanad maupun matannya.”
Azzahabi
berkata : “Aku mendengar Imam Bukhari berkata :”Aku tidak pernah menulis satu
kisah pun kecuali aku telah mengahafalnya.” Dalam kesempatan lain ia juga
pernah berkata :”aku menyusun kitab “Al I`tishom” dalam satu malam.”
PUJIAN ULAMA
Abu
Ja`far Ibnu Abi Hatim berkata : “Aku mendengar sebagian sahabatku berkata:
Tatkala Aku bersama Muhammad Ibnu Salam maka masuklah Muhammad Ibnu Isma`il Al
Bukhari) menemuinya, maka tatkala ia keluar, berkatalah Muhammad Ibnu Salam : “
Setiap anak ini masuk menemuiku, aku
menjadi bingung ia menjadikan aku kacu dengan dengan perkara-perkara hadist dan
lainnya. Dan aku senantiasa ketakutan sehingga dia keluar dariku.”
Abu
Ja`far berkata : “ aku mendengar Abu Umar Sulaiman Ibnu Mujahid berkata : “Aku
berada bersama Muhammad Ibnu Sulaim Al Bikandi berkata :”Seandainya kau datang
lebih awal, kau akan melihat seseorang bocah yang menghafal 70.000 hadits.”
Dia
berkata : “Lalu aku keluar mencarinya sampai kutemukan dia.” Lalu ia berkata :
“kamukah yang mengatakan kamu menghafal 70.000 hadist ?” ia menjawab :”Betul,
bahkan lebih, dan aku tidak membawakan hadist-hadist dari dari para sahabat dan
tabiin kecuali aku akan beritahu kamu kapan mereka lahir, kapan mereka mati dan
dimaa mereka tinggal, dan aku tidak meriwayatkan hadits dari sahabat dan tabiin
kecuali aku punya dasarnya dari Al qur`an dan sunnah.”
Abu
Ja`far berkata: ”Aku mendengar Yahya Ibnu Ja`far berkata: ”sekiranya aku punya
kuasa untuk menambah umur Muhammad Ibnu Ismail (Bukhari) dengan umurku, tentu
akan aku lakukan. Sebab kematianku hanyalah matinya seseorang laki-laki saja,
sedang kematiannya berarti perginya ilmu pengetahuan.”
Suatu
kali Yahya Ibnu Yusuf berkata kepada Imam Bukhari :”Kalu bukan karena kamu aku
tidak akan bersedia lama-lama tinggal di kota bukhara ini.”
Muhammad
berkata :” Aku mendengar Umr Ibnu Hafs Alasykor berkata :”Aku mendengar Abdan
berkata :”kedua mataku tidak pernah melihat seorang pemuda yang lebih
pandai dari bocah ini, seraya tangannya
mraih Muhammad Ibnu Ismail.”
Muhammad
Ibnu Abi Hatim berkata :”Aku mendengar Al Bukhari berkata :”Sahabat-sahabat
Amru Ibnu Ali Al Falasi menyewbutkan kepadaku sebuah hadist, kemudian aku
katakan : aku tidak menulis hadist ini. – kelihatannya mereka senang – dan
mereka lalu menemui Amru dan mengabarkan kejadian itu kepadanya. Mka iapun
menjawab :”Jika hadits yang Bukhari tidak mengetahuinya berarti itu bukan
hadits.”
Abdullah
Ibnu Ahmad Ibu Hambal berkata: ”Aku mendengar Ayahku mengatakan :”Negeri
Khurasan tidak pernah melahirkan seorang pemuda semisal Bukhari.”
Ibrahim
Ibnu Kholid Al Maruzi Berkata: ”Aku melihat Abu Ammar Al Husain Ibnu Hurais
memuji terhadap Imam Bukhari, ia mengatakan: ” Aku tidak pernah melihatpun
orang semisal dia, seakan-akan ia tercipta dibumi ini hanya untuk hadits.”
Muhamad
berkata :”Aku mendengar Muhammad Ibnu Yusuf berkata: ”tatkala aku masuk kota
“Basrah”, lalu aku menemui Bundar, ia berkatam kepadaku :”Darimana engkau
datang ? akupun menjawab :”Dari negeri Khurasan.” Ia brtanay lagi :”Dari
Wilayah mana ?”. Aku katakan :”Dari wilayah Bukhara.” Ia berkata :”apakah kau
kenal dengan Muhammad Ibnu Ismail – Bukhari - ?” aku termasuk kerabatnya.”
Jawabku. Maka setelah kejadian itu iapun menghormatiku melebihi orang lain.”
Abu Quraisy
Muhammad Ibnu Jam`ah Al Hafidz berkata :”aku mendengar Ibnu Basyar berkata
:”Didunia ini ada 4 orang hafidz: Abu Zur`ah, dari Royya, Ad Darimi, dari
samarkan, Al Bukhari dari Bukhar, dan Muslim dari Naisabur.”
Muhammad
berkata :”Telah bercerita kepadaku Ja`far Ibnu Muhammad Al Firbari, ia berkata
:”Seseorang laki-laki dari sahabat Abdulalh Ibnu Munir keluar ke kota Bukhara
untuk suatu keperluan. Maka tatkala ia telah pulang Ibnu Munir pun bertanya
kepadanya: ”Apakah engkau bertemu dengan Al Bukhari ?” ia menjawab: ”Tidak.”
Kemudian Ibnu Munir pun melemparnya seraya berkata: ”Sungguh engkau tidak akan
dapat kebaikan setelah ini.” Sebabnya kau telah datang kekota “Bukhara” dan
tidak _ mencari _ Al Bukhori.”
Dari Amru
Al Mustamir Ibnu `Athiq berkata: ”Aku mendengar Raja` Al Hafidz berkata:
”Keutamaan Al Bukhori dibanding dengan para ulama` adalah seperti serang
laki-laki dengan perempuan.” Dikatakan pula :”Dia adalah ayat dari ayat-ayat
Allah yang berjalan diatas bumi.”
Muhammada
Ibnu Yusuf berkata :”Kami dan Al Bukhori sedang bersama-sama dengan Muhammad
Ibnu Basyar. Lalu ia menanyakan suatu hadits kepada Imam Bukhori dan langsung
dijawab oleh Al Bukhori. Maka Ibnu Basyar pun berkata :”Dia adalah orang
yangpaling alim diantara hamba Allah.”Seraya menunjuk ke arah Al Imam Al
Bukhori.
Dari
Sulaim Ibnu Mujahid berkata :”seandainya Waki`, Ibnu Uyainah Dan Ibnul Mubarak
mereka masih hidup, sungguh mereka akan membutuhkan Muhammad Ibnu Ismail (Al
Bukhori).”
Dari Abu
Bakar Muhammad Ibnu Ishaq Ibnu Huzaimah berkata :”aku tidak melihat dibawah kolong langit ini orang yang lebih
tahu dan hafal tentang hadits –hadits Nabi Saw selain Al Bukhori.”
Muhammad
Ibnu Hamdun Ibnu Rustam Berkata :”Aku mendengar Ibnu Muslim Ibnu Hajjaj –
datang kepada bukhori - dan berkata
kepadanya :”Biarkanlah aku mencium kakimu wahai ustadz segala ustadz, tuannya
pakar hadits, dan dokter bagi pakar hadits dalam hal `ilal.”
Ishak
Ibnu Zabrok berkata :”Aku mendengar Muhammad Ibnu Idris Arrazi berkata (ditahun
247) :”Datang kepada kalian seorang laki-lakidari negeri Khurasan. Belum pernah
keluar dari negeri itu orang yang lebih hafal (hadits) selain dia, dan belum
ada yang datang ke wilayah orang iraq orang yang lebih alim dari dia. Maka
datanglah kepada kami Al Imam al Bukhori.”
Muhammad Ibnu
Ya`kub : Ibnul Akhram berkata :”Aku mendengar sahabat-sahabt kami berkata
:”Tatkala Al Bukhori datang kekota “Naisabur” ia disambut oleh 4000 laki-laki
yang menunggang kuda. Belum lagi mereka yang menunggang bighol, khimar dan
pejalan kaki.”
Muhammad Ibnu
Hammad Al Umli berkata :”Aku berharap sekali seandainya aku ini adalah sehelai
rambut yang ada didada Al Bukhori.”
Dari Abu
Sahl Muhammad Ibnu Ahmad Al Maruzi berkata :”Aku mendengar Abu Zaid Al Maruzi –
Al Faqih - berkata :”Tatkala aku tidur
diantara rukun Yamani dan Maqom Ibrahim, aku bermimpi melihat Nabi Saw,
kemudian beliau bersabda kepadaku :”Wahai Abu Zaid, sampai kapan kamu pelajari
kitab Syafi`i dan tidak mempelajari kitabku ?” aku menjawab :”Kitab apa ya
rosulullah ? beliau menjawab :”Kitab Muhammad Ibnu Ismail –Al Bukhori -.”
IBADAH, KEUTAMAAN, KEWARA`AN DAN KEBAIKAN
AL BUKHORI
Musabbih
Ibnu Said berkata :”Adalah Al Bukhori, jka di bulan Ramadhan ia selalu
mengkhatamkan Al Qur`an disiang hari pada setiap harinya dan pada malamnya satu
kali khatam ketika sholat.”
Bakar
Ibnu Munir berkata :”Aku mendengar Al Bukhori berkata :”Aku sangat berharap
jika menemui Allah, dia tidak menghisabku dengan dosa Ghibah.”
Azzahabi
berkata :”Aku mendengar Al Bukhori
berkata :”Aku tiodak pernah sama sekali berbuat ghibah. Setelah aku tahu bahwa
ghibah itu laksana racun bagi
pelakunya.”
Azzahabi
berkata :”Suatu kali Abu Abdillah (Al Bukhori) sholat diwaktu sahur sebanyak 13
rakaat, dan dia tidak pernah membanunkan aku ketika ia bangun, maka akupun
berkata kepadanya :”Aku selalu melihat engkau bersusah payah – bangun malam -,
dan tidak membangunkan aku.” ia menjawab :”kamu ini seorang pemuda, dan aku
tidak ingin mengganggu tidurmu.”
Al Khotib
meriwayatkan dari Firobri, bahwasannya ia pernah berkata :”Aku pernah melihat
Nabi Saw didalam mimpiku dan beliau bertanaya kepadaku :”Mau Kemana engkau ?”
jawabku :”Aku ingin menemui Muhammad Ibnu Ismail Al Bukhori.” Lalu beliau
bersabda :”Kalu begitu sampaikan salamku untuknya.”
Muhammad
Ibnu Abi Hatim berkata :”Aku mendengar Al Bukhori berkata kepada Abu Ma`syar
Adh Dhorir :”Maafkanlah aku wahai Abu Ma`syar.” Lalu ia menjawab:”Dari Hal apa
?” Imam Bukhori lalu berkata :”suatu kali aku pernah meriwayatkan hadits, lalu
aku melihat kearahmu, dan engkau merasa ta`ajub dengan – hadits – itu sehingga
engkau gerakkan kepala dan tanganmu, maka akupun tersenyum karenamu.” Ia
menjawab :”Aku telah memaafkan engkau dan semoga Allah merahmatimu wahai Abu
Abdillah.”
Dan dari
Abu Hatim ia berkata :”-Bukhori- suka pergi untuk memanah, dan selama aku
menemani dia, aku tidak pernah ia salah sasaran kecuali hanya dua kali saja,
dia adalah orang yang itu dan tidak pernah terkalahkan.”
Pernnah sebagian
sahabat-sahabat Al Bukhori berkata kepadanya :”Sungguh engkau engkau telah
berbuat ghibah kepada si Fulan.” Lalu ia menjawab.” Maha Suci Allah, aku tidak
[pernah menyebut seseorang dengan kejelekan kecuali jika aku sedang lalai, dan
tidak akan keluar nama si Fulan dibuku catatanku dihari kiamat nanti.”
Muhammad
Ibnu Abi Hatim berkata :”Pernah Al Bukhori menyewa sebuah rumah, lalu aku
pernah dia mendengar berucap :”Aku tidak pernah menyentuhkan kemaluankupada
dinding atau lantai rumah ini (kencing).” Lau dia pun ditanya :”Mengapa begitu
?” ia menjawab :”Karena ini bukanlah rumahku.”
Ghunbar
berkata :” Telah menceritakan kepadaku Ibrahim Ibnu Ahmad Al Mulahimi, dia
berkata :”Aku mendengar Muhammad Ibnu Shobir Ibnu Katib, berkata :”Aku mendngar
Umar Ibnu Hafs Al asykor, berkata :”Kami bersama-sama Al Bukhori dikota
“Basrah” menulis hadits, maka pada suatu hari kami kehilangan dia, lalu setelah
itu kami dapatkan dia disuatu rumah tanpa busana, karena semua yang ia miliki
telah hilang. Maka kamipun kumpulkan uang dan kami belikan busana unutknya.”
Muhammad
Ibnu Abi Hatim berkata :”Aku mendengar Al Bukhori mengatakan :”Suatu hari aku
keluar menemui Adam Ibnu Abi Iyas, namun semua perbekalanku tertinggal,
sehingga aku hanya memakan rerumputan, dan aku tidak mengkabarkan hal itu
kepada siapapun maka pada hari yang ketiga, ada sseorang yang tidak aku kenal
mendatangiku seraya menyerahkan sekantong uang dinar, lalu ia berkata
:”Gunakanlah ini untuk nafkahmu.”
Al Husain
Ibu Muhammad As samarkondi berkata :”Muhammad Ibnu Ismail mempunyai 3 hal
kekhususan, yang mana tiga hal ini adalah sesuatu yang mulia, yaitu :”Dia
sedikit bicara, tidak rakus dengan apa-apa yang ada pada manusia, tidak pernah
menyibukkan dirinya terhadap urusan manusia, tapi ia hanya menyibukkan dirinya
untuk ilmu.”
Dari
Sulaim ia pernah berkata :”Kedua mataku tidak pernah melhat orang yang lebih alim,
wara`, dan zuhud terhadap dunia selama selama 60 tahun selain Muhammad Ibnu
Ismail (Al Bukhori).”
KEDERMAWANAN AL IMAM AL BUKHORI
Muhammad ibnu abi hatim berkata : “
Al bukhori mempunyai sepetak tanh yang ia sewakan kepada orang lain dengan
harga 700 dirham pertahun dan orang ynag menyewaa tanahnya itu sering kali
membawakan untuknay buah gisa’ ( sejenis mentimun ) , karena ia memnga
menuyukai buah itu , tapi memng kadang
ia juga suka makan buah semngaka , oleh karena itu imam Bukhori selalunya memberikan
kepada laki-laki tersebut uawng senilai 100 dirham setiap tahun , lantaran
beliau sering membawaakan buah giso’ kepadanya .”
Ibnu Abi Hatim berkaata : “kami
berada di “Fibrori“ dan imam Albukhori sedang membangun sebuah bengunan
disamping kaata “ Al bukhori, “ Maka berkumpullah orang banyak untuk membantunya kemudian Albukhori
membaawakan susu . Maka aku berkata kepadanya : “engkau telaah berkecukupan
wahaai Abu abdillah . “ lalu ia pun menjawaab : “ ini yang bisa bermanfaat bagi
kita : “ kemudian ia membawa sekeeranjang buah dan memotong seekor sapi untuk
merka . Dan ketikaa makanan telah sedia , ia pun memanggil mereka untuk makan ,
dan merekakira –kira 100 orang atau lebih . Akan tetapi Al bukhori tidak
mengetahui – jumalah – orang yang telah berkmpul bersamanya itu .Dan kami
bersama Al Bukhori hanya memberikan roti kepada mereka senilai 3 dirham atau
bahkan kurang dari itu , lalu semua oarang yang hadir disitu pun makan semuadan
meraih sisa satu potong roti . “
Dan dari Abu Hatim ia berkata : Aku
mendengar Abdullah ibnu Muhammad Ash – shorfi
berkata : “ Aku sedang bersama Al bukhori didalam rumahnya , lalu
datanglah seorang budak wanita dan ia ingin masuk kedalam rumahnya , namun
budak itu jatuh tergilincir lantaaran menginjak tempat tintang yang ada
yangaada didepannya . lalu Albkhori berkaata kepadanya : “ Bagaimana engkau
jalan / ‘ lalu ia menjawab : “ jika tidak ada jalan , bagiamana aku bisa lewat.
“Kemudian Al Bukhori membentnagkan tangganya seraya berkata kepadanya : “ Pergilah sana , aku telah bebaskan engkau
. “ Abdullah ibnu Muhammad ash Shofi
berkata : “ lalu imam bukhori ditanya
lagi ; wahai imam apakah dia telah menjadiakan engkau marah , “ Ia pun mennjawab
: “ jika ia menjadiakan aku marah , mak aku ridho dengan perbuatannya , “
Muhammad
ibnu abi hatim berkata : “ saya membeli rumah dengan harga 920 dirham , maka
albukhori berkata kepadaku : ‘ aku perlu bantuan dari engkau, “Laluaku pun
menjawab . “ Ya itu suatu kebajikan bagiku . “ lalu ia berkata : “ Hendaknya
engkau pergi kepada Nuh Ibnu abi Syahdad Ash Shro pi , dan kau minta darinya
uang 1000dirham dan bawalah kemari , “ Maka perintah itupun akukerjakan , “
kemudian ia berkata kepadaku : “ Ambillah uang itu sebagai ganti bunga runah
yang telah engkau beli . “ Aku lalu berkaata
: “aku teriamitudarimu dan aku ucapkan syukur atasmu . ‘ kemudian setelah itu
kami melanjutka menulis – yaitu : pembukuan dengan penyusunan kitab Aljamik dan
setelah satu jam , lalu aku berkata kepadanya : sesungguhnya aku punya problem
yang akumalu untuk meyampaikannya kepada anda , “ Dan ia mengira bahwa aku
masih kurang dengan uanga yanga telah ia berikan kepdaku, makaa ia pun berkata
“ janganlah kamu malu beritahukanlah kepadaaku apa yanga menjadi kebutuhanmu
aku tidak ingin diambil siksa gara –gara kamu , “ lalu aku bertanya : “
Bagaiman hal itu bisa , “ Ia pun menjawab : “ karena Nabi saw menjadiak sahabat
–sahabatnya teman –seraya membacakan sebuah hadist – lalu aku katakanpadanya ;
“ telah aku jadikan engkau terbebas dari
hal itu dan telah aku hibahkan uanga yang engkau berikan itu kepadaku agar kita
sama-sama seimbang , “ lalu ia berkata : “ Aku mempunyai istri dan tetangga ,
sedang engkau masih bujang , mak suatu keharusan bagiku untuk menjadiak antara
engkau dan aku seimbang dalam harta ataupun yang lainnya , “ mak aku pun
berkaata padanya . “ engkau telah lakukan yang lebih dari itu, kau berikan
kepadaku apa-apa yang yang tidak kau berikan kepada orang lain.” Kemudian ia
berkata lagi kepadaku: “apa kebutuhanmu?” aku menjawab: apakah engkau menyesaikannya ? “ ia pun menjawab : “ Ya dan
aku suka dengan itu , gunakannlah untuk keperluan anda . “ lalu aku katakan . “
ini uang 1000dirham yang engkau berikan itu gunakanlah untuk keperluan anda , “
lalu ia terima uang itu , hal itu karena ia telah memenuhi kebutuhanku . “
kemudian kami berdiam selam dua hari untuk menerusakan menulis kitab “ Al jamik
“ Pada hari itu kami telah banyaqk sekalimenulis , sehingga datang waktu dhuhur
, kemudian kami sholat dhuhur , lalu kami terusakan lagi untuk menulis tanpa
makan siang -, dan tatkal telah mendekati waqktu ashar ia melihatku merasa
gelisah , sehingga ia mengira aku telah bosan , pada hal saat itu aku merasakan
sesak didadaku sehingga aku kesusahan untuk bangun , dan aku membungkuk
–bungkuk menahan sakit itu . Maka imam Albukhori masuk rumah seraya
mengeluarkan buntalan yang didalmnya uang sebesar 300 dirham , lalu ia berkaata
: “jika anda tidak mau menrima uang – kemarin – sebagai gantinya harga rumah
mak terimalah ini untuk keperluanmu . “
ia pun memaksaku , dan aku tetap tidak menerimanya . Kemudian keesokan harinya
kami menulis lagi . sehingga datang waktu dhuhur , lalu aku belikan dengan uang
itu apa –apa yangaku ketahui ia menyukainya , lalu aku datanga dan kuberikan
kepadanya , mak ia pun berkata : “Semoga Allah memutihkan wajahmu , ini
bukanlah akal-akalanmu , dan tidak selayaknya
kita memberatkan diri kita . “ aku berkata kepadanya : “ sungguh teelah
engkau kumpulkan kebaqikan dunia dan akhirat .Siapakah orang yang berbuaat baik
kepada pembantunya seperti apa yang kau lakukakan hal ini kepadaku . Sungguh
jika hal ini tidak aku ketahui , aku tidak akan tahu yanga lebih dari itu .
KISAH AL IMAM AL BUKHORI BERSAMA MUHAMMAD
IBNU YAHYA
Abu Ahmad Ibnu ‘Adi berkata”
Beberapa ulama’ menyebutkan kepadaku bahwa, ketika Buchari datang ke kota
Naisabur, berkumpullah manusia kepadanya, sehingga sebagian ‘ulama iri
kepadanya disebabkan ia telah menarik semua perhatian orang, kemudian ia
berkata kepada para ahli hadist : sesungguhnya Al Bukhari telah berkata “
pelafalan dengan Al Qur’an adalah makhluk” maka mereka menguju imam Bukhari di
suatu majlis. Dan tatkala menusia telah berkumpul dimajlis Imam Bukhari berdirilah seorang
laki-laki dan berkata” Wahai Abu Abdillah, apa pendapatmu pelafalan dengan Al
Qur’an, apakah ia makhluk atau tidak? “. Maka Bukhari pun tak menjawab, lalu
laki-laki itu bertanya lagi sehingga tiga kali berulang-ulang soal yang sam,
dan Al Bukhori tetap tidak menjawab. Kemudian Al Bukhori berkata: “Al Qur’an
adalah kalam Allah, dan bukanlah makhluk, sedang perbuatan perbuatan manusia
adalah malhluk, dan menguji –seseorang- adalah suatu kebid’ahan.” Maka
laki-laki itu kaget (ribut), sehingga orang-orang ikut kacau manjauhi Al
Bukhori, kemudian Al Bukhori berdiam di rumahnya.”
Muhammad Ibnu Muslim Khosynan
berkata: “di kota Naisabur Al Bukhori ditanya tentang lafadz, lalu ia berkata:
“telah berkata kepadaku Ubaidah Ibnu Sa’id dari Yahya Ibnu Said berkata:
“seliruh perbuatang manusia adalh makhluk,” maka seakan manusia tidak terima,
kemudian mereka berkata kepadanya: “kembalilah engkau dari perkataan ini,
sesungguhnya kami datang kepada anda.” Lalu Al Bukhori menjawab: “aku tidak
akan melakukannya sehingga engkau membawakan kepadaku hujjah yang lebih kuat
dari apa yang aku katakan.” Maka akupun ta’ajub dengan kemantapan Al Bukhori.”
dalam suatu kesempatan Al Bukhori pernah berkata: “gerak-gerik mereka,
suara,usaha dan tulisan-tulisan mereka adalah makhluk. Adapun Al Qur’an yang
dibaca, yang dijelaskan, dan ditetapkan dalam mushaf, yang tertulis, terukir,
yang tertambat di dalam hati adalahkalam Allah dan bukan sebagai makhluk.”
Abu Hamid Asy Syarqi berkata: “aku
mendengar Ibnu Yahya Az Zuhi berkata: “Al Qur’an adalah kalam Allah dan bukan
makhluk, dari segala isinya dan segala perubahannya, maka barang siapa yang
meyakini akan hal ini, maka ia tidak akan banyak bertanya tentang (pelafadzan)
Al Qur’an, dan barang siapa yang berkeyakina bahwa Al Qur’an adalah makhkuk
maka ia telah kafir, dan telah keluar dari keimanan, harus dipisahkan dari istrinya,
lalu diberi kesempatan untuk bertaubat (jika mau) dan jika tidak maka ia harus
dibunuh. Harta bendanya menjadi fa’I bagi kaum muslimin, dan jika mati ia tidak
dikuburkan dalam pekuburan kaum muslimin. Adapun bagi orang yang diam, tidak
mengatakan Al Qur’an itu makhluk atau bukan makhluk , dia telah menyerupai
orang-orang kafir. Dan barang siapa yang mengatakan bahwa pelafadzan Al Qur’an
adalah makhluk, berarti dia adalh ahlul bid’ah yang kita tidak boleh
duduk-duduk bersamanya. Maka barang siapa yang pergi bermajelis bersama Al
Bukhori setelah hari ini maka berhati-hatilah engkau dengannya, karena
sesungguhnya tidaklah akan menghadiri majelisnya kecuali ia seperti madzhabnya
–Al Bukhori-.”
Thohi Ibnu Muhamamd Al Waroq
berkata, aku mendengar Ibnu Syadzil berkata: tatkala terjadi perselisihan
antara Yahya dan Al Bukhori, aku menemui Al Bukhori, kemudian aku berkata:
wahai Abu Abdillah (alasan) apakah yang harus saya pegang terhadap perselisihan
yang terjadi antara anda dengan Muhammad Ibnu Yahya, setiap orang yang
bersamamu pasti ditolak.” Lalu ia menjawab: “berapa banyak (parah) hasad yang
menimpa Muhammad Ibnu Yahya didalam hal ilmu. Ilmu adalah rizki yang Allah
berikan kepada siapa saja yang ia kehendaki.” Lalu aku bertanya: “inikah
masalah yang disebar-sebarkan dari anda?” ia menjawab: “wahai anakku, ini
adalah perkara yang sial, aku melihat Ahmad Ibnu Hambal dan apa-apa yang
menimpanya-gara-gara- masalah ini juga, sehingga aku ingin menjauhkan diriku
dari berbicara tentang hal itu.”
Muhammad Ibnu Syadzi berkat : “yang
menjadi perkara adalah bahwa lafadz itu adalah makhluk, Al Bukhori pernah
ditanya, kemudian dia diam tidak memberikan komentar apapun, dan tatkala ia
diam ia berhujjah bahwa tingkah ;laku kita itu makhluk, dengan berdalil seperti
itu Muhammad Ibnu Yahya memperkarakan terhadapnya masalah lafadz, kemudian
iaberkomentar dan menghukumi –Al Bukhori- sesuai dengan apa yang dikatakan
kepadanya. Dan Al Bukhori telah beromentardi dalam “Al Hikayah” yang
diriwayatkan oleh ghundar* di dalam kitab “tarikh”,telah bercerita
kepada kami Kholaf Ibnu Muhammad Ibnu Isma’il, aku mendengar Abu Amru Ahmad
Inbu Nasr An Naisabur Al Kholaf di kota “Bukhoro”. Ia berkata: “suatu hari kami
berada bersama Abu Ishaq Al Qolsi dan bersama kami juga Muhammad Ibnu Nasr Almaruzi,
kemudian terjadilah cerita (pembincangan) masalah Al Bukhoti, Muhammad Ibnu
Nasr berkata: “ aku mendengar dia (Al Bukhori) berkata: “barang siapa yang
mengatakan bahwa aku mengatakan: pelafadzan Al Qur’an adalah makhluk, maka ia
adalah seorang pendusta,karena aku tidak pernah mengatakanhal itu.” Maka akupun
bertanya: “wahai Abu Abdillah,
manusiatelah banyak memperbincangkan hal itu.” Lalu ia menjawab: “aku tidak
mengatan kecuali apa yang telah aku katakan saja.” Abu Amru berkata: “maka
akupun mendatangi Al Bukhori, dan aku berdiskysi dengan dia masalah hadits,
sehimgga ia menjelaskan dan menanganinya, kemudian aku berkata: “wahai Abu
Abdillah, dalam hal inilah manusia banyak berbicara tentang anda, bahwa engkau
yang mengatakan tentang perkataan ini.” Lalu iapun menjawab: “Wahai Abu Amru,
ingat dan hafal baik-baik apa yang saya katakan, bahwa barang siapa yang
berkeyakinan dari penduduk Naisabur, Qumis, Hamadan, halawan, Baqdad, Kuffah,
Basroh, Makkah, atau Madinah bahwa aku (penah mengatakan: pelafadzan dengan Al
Qur’an adalah makhluk maka ia adalah seorang pembi\ohing. Aku tidak pernah
mengatakan hal itu, kecuali aku anya mengatakan: gerak-gerik (perbuatan)
manusia adalah makhluk.
Al Hakim berkata: aku mendengar
Muhammad Ibnu Sholih Ibnu Hani’, aku mendengar Ahmad Ibnu Salamah berkata: “aku
menemui Al Bukhori, kemudian aku berkata kepadanya: “wahai Abu Abdillah,
laki-laki ini (muhammad Ibnu Yahya Az Zuhli) orang yang disegani lebih-lebih di
kota ini, dan dia telah berkeras hati dalam masalah ini –pelafadzan Al Qu’an-,
sehingga tidak ada orang yang bisa menandinginyadalam bicara, bagaimana
pendapat anda?” lalu Al Bukhori memegang jenggot Ibnu Salama seraya membaca
firman Allah: “Dan aku menyerahkan urusan itu kepada Allah, susungguhnya Allah
Maha Melihat akan Hamba-hambanya.” Ya Allah ssesungguhnya aku tidaaak
mengharapkan kedudukan ataupun menyalahgunakan wewenang di “Naisabur”, hanya
saja hatiku belum menginginkan aku kembali ke negeriku, lantaran masih banyak
orang-orang yang menyelisihiku,,dan laki-laki ini – ibnu yahya azzuhli – telah
menabur iri atas nikamat yang engkau berikan atasku dan tidak untuk orarng
lain, “ kemudian ia berkata kepadaku : “ wahai Ahamad : “ Aku akan keluar besuk
hari supaya manusia meningalkan –
menyudahi – dari perkataan ibnu yahya Azzuhi karenaku . “
Al hakim berkata : “ Aku mendengar
Muhammad Ibnu Yahya yusuf Al Mua’dzin , aku mendengar Abu Hamid ibnu syarqi
berkata : “ Aku menghadiri majlis Muhammad ibnu yahya azzuhli , kemudiawn ia
berkata : “ Barang siapa mengaatakan : pelafatan dengan Al quran adalah mahluk
, maka jangan mendekatai majlis kami : “ mak bersirilah muslim ibnul hajaj dari
majlis itu . “
Muhammad ibnu Hatim berkata :” Ada
seorang laki-laki daatang menemui Al bukhori seraya berkata : “ Wahai Abu
Abdillah sesungguhnya si fulan tealh mengkafirkan anda . “ maka ia menjawab
dengan membacakan hadist nabi saw : “ apabila seorang laki-laki
mengatakankepada saudaranya : “ wahai kafir , “ sungguh salah seorang itu telah
kembali dengan perkataannya . “
Abdul majid ibnu ibrahim berrkata :
‘ mengapaa engkau tidak mendoakan bagi mereka – kejelekawn – yanga mendolimi
anda ? “ ia –Al bukhori – berkata , “ Nabi saw telah bersabda : “ sabarlah
kalian , sehingga kalian bertemu dengan aku di telaga ( al haud ) . ‘ Dannabi juga
bersabda : “ Baranga siapa mendoakan oranga yanga mendolimi nya , sungguh ia
telahmenang.”
WAFATNYA AL IMAM AL BUKHORI
Ibnu ‘ adi berkata :
aku mendengar abdul qudus ibnu abdil jabbar as samarkandi brrkata : “ Al bukhori datang ke “ Khortanka”- sebuah
desa 32 kilo dari kota Samarakan – untuk megunjungi kerabatanya , .kemudian ia
pun mampir dan menginap disana. Maka pada suatu malam aku mendengar ia berdoa
setelah sholat malam, “Ya Alloh sungguh telah sempit bumi ini bagiku setelah
lapangnya, maka ambillah aku untuk menghadapMu “. Dan belum genap satu bulan
wafatlah ia yang kemudian dimakamkan di Khortanka.
Muhammad ibnu Abi Hatim berkata:”Aku
mendengar ibnu Mansur Gholib ibnu Jibril –yang pernah disinggahi Al Bukhori-
berkata:”Dia –Al Bukhori- pernah singgah bersama kami beberapa hari, lalu ia
sakit, dan sakitnyapun terus bertambah parah, sehingga iapun mengutus seorang
utusan kekota Samarkhan untuk menjemput, tatkala telah datang, iapun
mempersilahkan Al Bukhori untuk naik kendaraan, lalu beliau mengenakan sepatu
dan imamahnya, maka setelah beliau berjalan kira-kira 20 langkah, beliau
berkata sedang kami membantu beliau turun,”Hantarkanlah aku, sesungguhnya aku
telah lemah”. Kemudian beliau berdoa dengan beberapa untaian doa lalu
berbaring, saat itulah Alloh mengambilnya. Dan dari badannya keluar keringat
(sesuatu yang tidak bisa digambarkan). Dan tidaklah keringat itu keluar kecuali
aku masukkan kedalam bajunya. Adapun sesuatu yang beliau wasiatkan adalah,
“Kafanilah aku dengan tiga lapis kain, tanpa ada-bentuk- baju dan imamah (ikat
kepala). Maka kamipun kerjakan sesuai dengan apa yang beliau wasiatkan. Setelah
kami kuburkan muncullah dari dalam tanah kuburnya bau yang sangat harum, lebih
harum dari minyak misk, dan itu terus berlangsung sampai beberapa hari. Dan
muncul pula semacam sinar putih yang memanjang dilangit kearah ujung kuburnya,
sehingga menjadikan manusia terheran-heran dan ta’ajub. Bahkan mereka sampai
menggali kuburnya, sehingga tak seorangpun yang bisa menghadang dan menjaganya
dengan tukang jaga, kemudian kamipun pasang kayu yang bersilang diatas
kuburnya, sehingga tak seorangpu yang bisa menyentuh kuburnya. Namun mereka
tetap tidak mau meninggalkan kubur itu, dan mereka tetap menggali tanah-tanah
disekeliling Al Bukhori. dan bau harum itu tetap saja tercium hingga beberapa
hari lamanya. Dan penduduk kota itu brbincang-bincang dan ta’ajub. Dan mereka
baru menyadari dan melihat permasalahan antara mereka dengan Al Bukhori –jelas-
setelah kematiannya. Sehingga orang-orang yang berselisih dengannya pun keluar
menuju kuburnya seraya menyesali dan taubat dari apa yang telah metreka
kerjakan.
Abdul wahid Ath
Thi wawisi berkata : “ Aku melihat Nabi saw didalam mimpi beliau ketika
itu sedang berada disuatu tempat bersama sahabatnya, lalu aku pun mengucapakan
salam kepadanya , kemudian beliau menjawab : “ aku sedang menuggu Muhammad ibnu
ismail Al Bukori , “ maka setelah beberapa hari kemudian , terdengar lah olehku
berita meninggalnyaAlbukhori dan setelah aku amati , dia meninggal waktunya pas
tatakal aku bertemu dengan beliau saw.”
Al Hasan ibnul husain Al bazaz
Albukhori berkata : “ AL bukhori meninggal pada malam ‘ iedul fitri setelah
sholat isya’, dan dia dikebumikan padahari ‘ iedul fitri setelah sholat dhuhur
tahun 256 H . Dia hidup selama 62 tahun kurang 13 hari . “
Abu Fath Nasr ibnul Hasan Assakati
As samarkandi berkata : “ Datang kepada kami Balansiah pada tahun 464 H. Ia
berkata : “ Negeri samarkandi telah kehabisan hujan , kmudian orang orang pu
sholat Istisqo untk meminta hujan setiap hari namun hujan belum juga kunjunga
datang , mak datang lah seoranga laki-laki , yang sholih menemui hakim
samarakan , dan berkata : “ Aku mempunyai saran yang ingin aku sampaikan kepada
anda. ‘ hakim itupun lalu menjawab : “ sampaikan kepada anda . ‘ Hakim itupun
lalu menjawab : “ sampaikanlah saran bawa itu . “ laki-laki sholih ituberkata :
“ Aku berharap , hendaknya anda bersama penduduk negeri ini keluara menuju
kubur Albukhori yagn berada di “ khartanta “-mintalah hujandisamping nya semoga
Allah mengabulkan nya . “Hakimitu lalu berkata : “ sungguh bagus apa yang telah
engka katakanitu . “ Maka keluarlah hakim itu bersama penduduk negeri setempat
untuk memintahujan disampingkuburan Al bukhori , mereka menangis dan meminta
–mnta syafaatmellalui kubur itu . Maka Allah mengirim hujan yaanga amat sangat
deras , dan manusia pun tinggal ditermpat itu untuk beberapa hari sebagai
rasasyukur ,daan tidak seorang pun yang
bisa smpai ketempat itu “ samarkan “ lantaran hujan yang deras , padahal
jarak antara khartanta dengan samarkan kurang lebih 3mil. “
Disarikan dari kitab “ siyar a’ lam an nubala’ “
12
/1391-469
Tidak ada komentar:
Posting Komentar