Jumat, 25 Maret 2016

BIOGRAFI IMAM AL-BUKHORI



AL IMAM AL BUKHARI


 Nama asli beliau adalah Muhammad Ibnu Ismail Ibnu Ibrahim Ibnu Al Mughirah Ibnu Bardizibah. Sang Imam dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Bukhara. Guru Imam Bukhari banyak sekali hampir tersebar disetiap kota diantaranya adalah:
Di kota Bukhara: Abdullah Ibnu Muhammad Ibnu Abdillah Ibnu Ja`far Ibnul Yaman Al Ju`fi Al Msusnadi, Muhammad Ibnu salam Al bikandi setrta ulama-ulama lain dikota balakh: Makki Ibnu Ibvrahim , ia termasuk guru  besar Imam Bukkhari dikota  ini.
 Di kota Marwah: Abdan Ibnu Usman Ali Ibnul Hasan Ibnu syaqib Sadaqah Ibnul Fadl serta ulama-ulama lain. Di kota Naisabur: Yahya Ibnu Yahya serta ulama-ulama lainnya. 
Di kota Baghdad. Muhammad Ibnu Isa Ibnu Khobat, Suraij Ibnu Nu`man, Muhammad Ibnu Syadi` dan Affan. Di kota basrahAbi Asyim Annabil, Al Anshori, Abdurrahman Ibnu Hammad, Muhammad Ibnu `ar`arah, Hajai Ibnu Minhal, Abdullah Ibnu Raja` dan Masih banyak sekali. Ulama` yang lain.
Dikota “kufah” : Ubaidillah Ibnu Musa, Abi Nuaim, Kholid Ibnu Makhlad, Tholq Ibnu Ghonam, dan kholid Ibnu Yazid al Muqri,
Dikota “Makkah” : Abi Abdirrahmann Al Muqri, kholid Ibnu yahya, hasan, Ibnu Hasan Asl basri, Abil Walid Ahmad Ibnu Muhammad Al azrogi dan Al Humaid.
Dikota Madinah : AbdulAziz Al uwaizy, Ayub Ibnu Sulaiman Ibnu Bilal dan Ibnu Ismail Ibnu Abi Uwais.
Dikota Mesir : Said Ibnu Abi Maryam, Ahmad Ibnu Isykab, Abdullah Ibnu Yusub dan ulama-ulama lainnya.
Dikota Syam : Abul Yaman , Adam Ibnu Abi Iyas, Ali Ibnu `Ayyas, Basar Ibnu Syu`aib, Abu Al Mughirah Abdul Kudus serta ulama-ulama yang lainnya.
            Al Imam Az Zahabi berkata : “diantara Ulama (guru) Al Imam Bukhari yang paling senior dari kalangan tabiin adalah : Abu Hasim, Al Anshory, Makki Ibnu Ibrahim, ubaidillahIbnu Musa, Abul  Mughirah, dll. Kemudian tingkatan dibawah mereka seperti : Al `auza`I, Ibnu Abi Zi`ib, Syu`bah , Syu`aib, Ibnu Abi Hamzah dan Ast Tsauri. Kemudian tingkatan mereka lagi adalah teman-teman Imam Malik, Al laist Hammad Ibnu Yazid dan Abi Awanah. Kemudian dibawahnya lagi adalah teman-teman Ibnul Mubarak, Ibnu Uyainah, Ibnu Wahab dan Walid Ibnul Muslim, dan tingkatan terakhir dari guru-guru Imal Al Bukhari adalah Muhamad Ibnu Yahya Azzuhly, Muhammad Ibnu Abdillah Al Mukhorimi dll.
            Adapun  para ulama yang pernah belajar dari Al Bukhari adalah :
Abu Isa Ath Turmuddi, Abu Hatim, Ibrahim Ibnu Ishaq Al Harbi, Abu Bakar Ibnu Abi Dunya, Abu Bakar Ahmad Ibnu Amru Ibnu Abi Ashim, Muhammad Ibnu Yusuf Al Firob, Abu Bakar Ibnu Abi Dawud, serta ulama-ulama yang lain dari berbagai wilayah.
Muhammad Ibnu Tjhohir Al Maqdisi berkata : juga telah meriwayatkan “shohih Bukhari” sekelompok ulama diantaranya : Al Fibrori, Hammad Ibnu Syakir, Ibrahim Ibnu Ma`kil dan Thohir Ibnu Makhlad dan An Nasa Fian.

KISAH PERJALANAN AL IMAM AL BUKHARI DALAM MENCARI ILMU

Muhammad Ibnu Abi Hatim Al Bukhari berkata : “Aku mendengar Abu Abdillah Ibnu Ismail – Al Imam Al Bukhari – berkata : “Setelah aku selesai mmeleakasanakan haji, ibu dan Adikku langsung kembali, Sedang aku tetap tinggal untuk mencari hadits, maka tatkala aku terkena sakit – diusia 18 tahun -, aku gunakan waktu  kosongku untuk menulis perkara-perkara dan fatwa. Kalangan sahabat dan Tabiin, waktu itu adalah masa dimana Ubaidillah Ibnu Musa hidup. Dan sungguh aku masih banyak berselilisih dengan para ahli fiqih kota warwa dikala aku masih bocah, setiap aku datang aku malu untuk berucap salam kepada mereka. Maka seorang syaikh dari mereka  berkata kepadaku : “Berapa hadits yang telah engkau tulis ?” lalu aku jawab : “dua hadits “ mereka serentak mentertawakan aku. Maka syaikh itupun berkata :” jangan  lah kalian mentertawakan dia, bisa jadi dia akan tertawakan kalian disuatu hari nanti.”
            Al Imam Aqzzahabi berkata :” Aku mendengar Al Bukhari Berkata :” Aku datang – bermajelis – dengan Al khumaidi sedang umurku baru 18 tahun, dan diantara Al Khumaididengan ulama-ulama yang lain waktu itu terjadi perselisihan. Maka tatkala Al Khumaidi melihatku ia langsung berkata :” Telah datang orang yang akan menengahi perselisihan diantara kita.” Lalui Ia sampaikan masalah itu kepadaku, maka aku selesaiakan pewrselisihan antara dia dengan orang-orang itu. Meskipun orang-orang itu tidak mau kembali dan tetap dalam keyakinannya. Lalu mereka pun mati dan masih dalam keadaan menyimpang.”
Dari Ahamd Ibnu Minhal Al ` Abid dari Abu Bakar  Al`Ayan berkata :”Kami menulis hadits dari Imam Al Bukhari melalui penulisnya – Muhamad Ibnu Yusuf - , dan kami tidak melihat diwajahnya bulu (kumis/jenggot), maka kami pun bertanya :”Berapa umurmu ?” Ia menjawab : “ 17 tahun”.
Kholaf  Al Khoyan berkata :”Aku mendengar Ibrahim Ibnu Maa`kil berkata : “Aku mendemngar Abu Abdillah (Imam Bukhari) berkata :”Ketika aku bersama-sama dengan Abu Ishaq Ibnu Rohawaih, sebagian temanku berkata :” Seandainya kalian ini ada yang menulis sebuah kitab yang memuat hadits-hadits Nabi Saw,” maka terbayanglah hal itu dibenamkku untuk menullisnya. Lalu akupun menulis kitab ini.”
Telah menceritakan kepada kami Al Muamil Ibnu Muhammad, dari Abul Yumni Al kind, dari Abu Mansur Al Qozas dari Abu Bakar Al Khotib dari Ali Ibnu Muhammad Al Aththori dari Abu Al Haitsam, aku mendengar Al Fibrori berkata :”Aku mendengar Al Bukhori berkata : “Aku tidak pernah menulis didalam kitab ini Ash Shahih – satui hadits pun kecuali aku telah mandi besar dan sholat dua rakaat.” Dan dalam keterangan lain Al Bukhari berkata :” Akupun tidak memasukkan satu haditspun  dalam kitab ini kecuali yang shohih dan aku hilangkan – hadits-hadits – yang tidak shohih agar kitab ini tidak terlalu tebal.”
Abu Ja’far Muhammad ibnu Abi Hatim berkata : Aku pernah bertannya kapada Al Bukhori :”   Apakah telah engkau hafal semua apa yang ada didalam kitab ini ?” Ia menjawab :” Tidak ada yang luput sedikit pun seluruh isi buku ini dariku.”
            Suatu kali Abu Ja’far juga berkata :Aku mendengar Al Bukhori berkata :” Aku menulis semua kitabku sebvannyak 3 kali .” dan dia – Al Bukhori – juga berkata :” Kalaulah  guru-guruku ditanya mereka tidak akan tahu bagaimana aku menulis kitabku –tarikh- .” kemudian ia melanjutkan lagi :” Aku menulis kitab ini sebannyak 3 kali.”
Suatu hari Imam Bukhori berkata : Ishaq ibnu Rahawaih mengambil kitab “ Tarikh” yang telah aku tulis, lalu ia tanyakan kitab itu kepada Abdullah Ibnu Thahir  Ia pun langsung ta’jub seraya berkata :” Aku tidak sanggub untuk memahami kitab yang ia karang.”
Dari Muhammad Ibnu Yusuf Al Bukhari berkata : “Aku bersama Muhjammad Ibnu Ismail (Imam Bukhari) Pada suatu malam dirumahnya, dan aku menghitungnya menyalakan lilin dan mengingat-ingat sesuatu (yang ia tangguhkan sampai malam itu) sebanyak delapan belas kali.”
Muhammad Ibnu Abi Hatim Al Wara` berkata : “Adalah Imam Bukhari jika aku sedang bersafar dengannya kami menginap pada suatu rumah – kecuali jika musim panas - , maka aku melihat dai bangun sebanyak 15-20 kali semalam. Dan setiap bangun ia mengambil  korek api lalu menyalakan lilin, kemudian ia lkeluarkan hadits-haditsnya dan mempelajarinya.”
Muhammada Ibnu Abi Hatim berkata : “Aku sedang bersama Muhammada Inbu Yusup Di syam, dan kami menjauhi perbuatan pemuda-pemuda Syam dan memakan buah “Firsyad” (sejenis Anggur), sedang Imam Bukhari juga bersama-sama kami, tetapi ia tidak mau peduli denmgan apa yang sedang kami lakukan, akan tetapi ia hanya mengurus hadits-hadiastnya.”
            Muhammad berkata : “Aku mendengar An Najm Ibnu Fudhail berkata : “ Aku melihat nabi Saw didalam mimpi sedang berjalan seadng Imam Bukhari berjalan dibelakang beliau. Dan setiap kali beliau mengangkat kakinya, ia selalu meletakkan kakinya pada bekas kaki Nabi saw.”
 KECERDASAN DAN KECEPATAN AL IMAM BUKHARI DALAM MENGHAFAL
Muhammad Ibnu Ahmad Qhunjari didalam “Tarikh Buchari” berkata: aku mendengar Abu Amru Ahmad Ibnu Muhammad Al Muqri’ berkata : Aku mendengar Muhib Ibnu Sulain berkata: Aku mendengar Ja’far Muhammad Ibnu Al Qothoni-Imam Karmania-berkata: Aku mendengar Muhammad Ibnu Ismail (Al Bukhari) berkata : Aku telah menulis dari 1000 syaikh lebih, dan dari setiap seorang dari mereka aku menulis 10.000 hadits lebih, dan tidaklah aku mempunyai hadits kecuali aku ingat akan sanadnya”.   
Ghunjar berkata : Telah bercerita padaku Muhammad Ibnu Imron berkata : Aku mendengar Abdurrahman Ibnuy Muhammad Al Bukhari berkata : Aku mendengar Muhammad Ibnu Isma’ il (Imam Bukhari) berkata : Aku telah berjumpa lebih dari 1000 orang ahli Hijaz, ‘Iraq, Syam, Basrah berkali-kali, aku juga bertemu dengan (orang-orang) penduduk Syam dan Mesir berkali-kali demikian juga Basrah. Dan aku tidak bisa menghitung sudah berapa kali aku masuk kota Bagdad bersama ulama-ulama hadits Khurosan.” Kemudian ia berkata lagi : “Aku tidak pernah melihat mereka berselisih behwa agama itu  - perlu pembuktian – lisan dan amal, dan Al Qur’ an adalah kalimat Allah.”
Dari Muhammad Ibnu Abi Hatim Al Warroq berkata : Aku mendengar Hasyid Ibnu Isma’il dan temannya berkata : adalah Imam Al Bukhari, itu berselisih dengan kami, dihadapan para ulama Basrah, padahal ia masih seorang bocah, ia tidak menulis hadits, sampai suatu hari kami katakan kepada dia : “Engkau telah menyelisihi kami dan kau tidak menulis (hadits), lalu apa yang akan kau perbuat ?.” ia menjawab kami setelah 16 hari : “Kalian telah banyak (hadits) dari saya dan kalian selalu paksasaya, kalau begitu bacakanlah kepadaku apa-apa yang telah engkau tulis.” Maka kami pun  bacakan  semua yang telah kami tulis dan tidak kurang dari 15000 hadits. Lalu iapun membacakan semua hadits itu diluar kepala, sehingga kami merasa bahwa apa yang telah  kami tulis telah ia hafal semua. Kemudian ia berkata : “ Apakah kalian melihatku menyelisihi kalian dalam kebatilan serta aku sia-siakan hari-hariku ?.”
Kami baru tahu kalau dia tidak mau mendahului orang lain.
Az Zahabi berkata : “Aku mendengar Hazid Ibnu Ismail dan rekannya berkata :”Sungguh para ulama dari kota Basrah berlarian dibelakang Imam Bukhari untuk mencari hadits – padahal ia adalah masih seorang pemuda – lalu mereka terus menyusulnya,dan mereka mendudukkanya dipinggir jalan. Lalu berkumpullah mereka disekelilingnya.”
Abu Ahmad Abdillah Ibnu Adi Al Hafids berkata :”Aku mendengar beberapa ulama bercerita bahwa Muhammad Ibnu Ismail Al Bukhari telah datang dikota Bagdad, maka terdengarlah hal itu oleh ulama-ulama hadits. Kemudian mereka bersepakat untuk menguji Imam Bukharidengan 100 hadits, yaitu dengan cara menukar antara sanad dengan matan haditsnya. Mereka menjadikan matan hadits ini untuk sanad hadits yang lain, dan sanad hadits ini untuk matan hadits yang lainnya pula. Setiap orang dari mereka harus menyodorkan 10 hadits yang telah ditukar tadi secara acak kepada Imam Bukhari – jumlah mereka sekitar 10 orang -. Maka berkumpullah manusia di malis Imam Bukhari, kemudian salah seorang pakar hadits tadi maju dan membacakan 10 hadits yang telah disiapkan dihadapan Imam Bukhari hingga habis, lalu Al Bukhari menjawab :’Aku tidak tahu.” Kemudian orang kedua pun maju dan membacakan hadits pula, lalu Al Bukhari menjawab : “Aku tidak tahu.” Hal itu terulang sampai hadits terulang sampai hadits yang kesepuluh. Maka para pakar hadits itu pun saling pandang seraya berkata :”laki-laki ini paham.” Dan barang siapa yang tidak tahu pasti ia akan mengatakan bahwa Al Bukhari tidak bisa. Lalu majulah salah seorang dari pakar hadist itu dan membacakan dihadapan Al Bukhari lagi sebagaimana yang pertama. Dan  Bukhari hanya menjawab : “Aku tidak tahu”. Lalu majulah orang keempat sampai orang kesepuluh. Dan Imam Bukhari tidaklah menjawab kecuali hanya mengatakan : Aku tidak tahu.” Lalu setelah Imam Bukhari yakin bahwa mereka telah maju semua, maka iapun berkata kepada orang yang pertama : “Adapun hadist pertama yang engkau baca adalah seperti ini, dan yang kedua seperti ini, ketiga sampai kesepuluhia sebutkan semua. Kemudian Imam Bukhari membetulkan setiap hadits yang telah dibolak-balikkan matan dan sanadnya dari hadits pertama sampai yang terakhir. Dan hal itu ia lakukan kepada seluruh pakar hadits dari yang pertama sampai yang terakhir. Maka manusia pun bersepakat dan menjulukinya sebagai seorang yang hafidz dalam bidang hadits.
Dari Abdullah Ibnu Ahmad Ibnu Ibrahim Az Zaqhuni berkata : “Aku mendengar Yusuf Ibnu Musa Al Marwaru Dzi berkata : “ketika aku sedang berada dikeramaiain kota Basrah ada sesweorang yang menyeru : “ Wahai ahli ilmu telah datang Muhammad Ibnu Ismail – Al Bukhari - .” maka orang pun berdiri dan mncarinya. Dan akupun ikut bersama-sama. Maka kamipun melihat seorang anak muda yang sedang sholat dibelakang tiang masjid. Maka setelah ia selesai dari shalatnya orang-orangpun langsung berkerumun dan memintanya untuk diadakan majelis Imla` (majelis didalam dibacakan hadits), dan Imam Bukhari pun menyetujui hal itu. Maka keesokan harinya berkumpullah manusia (± 1000 orang) untuk bermajelis bersamanya. Kemudian Al bukhari berkata : “Wahai penduduk Basrah, aku hannyalah seorang pemuda, dan kalian memintaku untuk membacakan hadits, maka aku akan bacakan hadits-hadits dari negeri kalian, oleh sebab itu ambillah faedahnya.” Kemudian ia berkata :” telah bercerita kepadaku Abdullah Ibnu Ibnu Usman Ibnu jabalah Ibnu Abi Rawad, Berkata : “telah bercerita bapakku dari syu`bah dan Mansyur dan lainnya, dari Salim dari Ibnu Abil ja`d dari Anas, bahwasannya seorang arab badui datang kepada Nabi Saw dan bertanya : “Wahai Rasulullah, seorang laki-laki cinta kepada suatu kaum…..” kemudian Al Bukhari, berkata lagi, : “Hadist ini tidak kalian miliki, yang kalian miliki adalah hadist yang diriwayatkan oleh selain Mansyur, dari Salim.
“Al Bukhari membacakan hadist dihadapan mereka dengan teratur, dan ia pada setiap hadist berkata : “Syu`bah – dalam hadist kalian – meriwayatkan hadist ini dengan seperti ini, adapun dalam riwayatnya si Fulan hadist ini tidak ada pada kalian.”
Az Zahabi berkata : “Aku mendengar Al Bukhari berkata : “setiap aku datang kepada seorang ulama`, pasti manfaat yang ia ambil dariku lebih banyak dari pada manfaat yang aku dapatkan darinya.”
Sulaim Ibnu Mujahid berkata : “Aku mendengar Abul Azhar berkata : “Di kota samarkandi ada 400 ulama` yang mencari hadist, kemudian mereka berkumpul selama 7 hari, dan bersepakat untuk menguji Imam Bukhari. Mereka menjadikan sanad-sanad negeri Syam kepada sanad-sanad negeri Irak, dan sanad-sanad wilayah Yaman kepada negeri Haromain – mekah dan Madinah -. Tapi mereka tidak mendapatkan kesalahan sedikitpun dari Imam Bukhari baik dalam hal sanad maupun matannya.”
Azzahabi berkata : “Aku mendengar Imam Bukhari berkata :”Aku tidak pernah menulis satu kisah pun kecuali aku telah mengahafalnya.” Dalam kesempatan lain ia juga pernah berkata :”aku menyusun kitab “Al I`tishom” dalam satu malam.”

PUJIAN ULAMA

Abu Ja`far Ibnu Abi Hatim berkata : “Aku mendengar sebagian sahabatku berkata: Tatkala Aku bersama Muhammad Ibnu Salam maka masuklah Muhammad Ibnu Isma`il Al Bukhari) menemuinya, maka tatkala ia keluar, berkatalah Muhammad Ibnu Salam : “ Setiap anak  ini masuk menemuiku, aku menjadi bingung ia menjadikan aku kacu dengan dengan perkara-perkara hadist dan lainnya. Dan aku senantiasa ketakutan sehingga dia keluar dariku.”
Abu Ja`far berkata : “ aku mendengar Abu Umar Sulaiman Ibnu Mujahid berkata : “Aku berada bersama Muhammad Ibnu Sulaim Al Bikandi berkata :”Seandainya kau datang lebih awal, kau akan melihat seseorang bocah yang menghafal 70.000 hadits.”
Dia berkata : “Lalu aku keluar mencarinya sampai kutemukan dia.” Lalu ia berkata : “kamukah yang mengatakan kamu menghafal 70.000 hadist ?” ia menjawab :”Betul, bahkan lebih, dan aku tidak membawakan hadist-hadist dari dari para sahabat dan tabiin kecuali aku akan beritahu kamu kapan mereka lahir, kapan mereka mati dan dimaa mereka tinggal, dan aku tidak meriwayatkan hadits dari sahabat dan tabiin kecuali aku punya dasarnya dari Al qur`an dan sunnah.”
Abu Ja`far berkata: ”Aku mendengar Yahya Ibnu Ja`far berkata: ”sekiranya aku punya kuasa untuk menambah umur Muhammad Ibnu Ismail (Bukhari) dengan umurku, tentu akan aku lakukan. Sebab kematianku hanyalah matinya seseorang laki-laki saja, sedang kematiannya berarti perginya ilmu pengetahuan.”
Suatu kali Yahya Ibnu Yusuf berkata kepada Imam Bukhari :”Kalu bukan karena kamu aku tidak akan bersedia lama-lama tinggal di kota bukhara ini.”
Muhammad berkata :” Aku mendengar Umr Ibnu Hafs Alasykor berkata :”Aku mendengar Abdan berkata :”kedua mataku tidak pernah melihat seorang pemuda yang lebih pandai  dari bocah ini, seraya tangannya mraih Muhammad Ibnu Ismail.”
Muhammad Ibnu Abi Hatim berkata :”Aku mendengar Al Bukhari berkata :”Sahabat-sahabat Amru Ibnu Ali Al Falasi menyewbutkan kepadaku sebuah hadist, kemudian aku katakan : aku tidak menulis hadist ini. – kelihatannya mereka senang – dan mereka lalu menemui Amru dan mengabarkan kejadian itu kepadanya. Mka iapun menjawab :”Jika hadits yang Bukhari tidak mengetahuinya berarti itu bukan hadits.”
Abdullah Ibnu Ahmad Ibu Hambal berkata: ”Aku mendengar Ayahku mengatakan :”Negeri Khurasan tidak pernah melahirkan seorang pemuda semisal Bukhari.”
Ibrahim Ibnu Kholid Al Maruzi Berkata: ”Aku melihat Abu Ammar Al Husain Ibnu Hurais memuji terhadap Imam Bukhari, ia mengatakan: ” Aku tidak pernah melihatpun orang semisal dia, seakan-akan ia tercipta dibumi ini hanya untuk hadits.”
Muhamad berkata :”Aku mendengar Muhammad Ibnu Yusuf berkata: ”tatkala aku masuk kota “Basrah”, lalu aku menemui Bundar, ia berkatam kepadaku :”Darimana engkau datang ? akupun menjawab :”Dari negeri Khurasan.” Ia brtanay lagi :”Dari Wilayah mana ?”. Aku katakan :”Dari wilayah Bukhara.” Ia berkata :”apakah kau kenal dengan Muhammad Ibnu Ismail – Bukhari - ?” aku termasuk kerabatnya.” Jawabku. Maka setelah kejadian itu iapun menghormatiku melebihi orang lain.”
Abu Quraisy Muhammad Ibnu Jam`ah Al Hafidz berkata :”aku mendengar Ibnu Basyar berkata :”Didunia ini ada 4 orang hafidz: Abu Zur`ah, dari Royya, Ad Darimi, dari samarkan, Al Bukhari dari Bukhar, dan Muslim dari Naisabur.”     
Muhammad berkata :”Telah bercerita kepadaku Ja`far Ibnu Muhammad Al Firbari, ia berkata :”Seseorang laki-laki dari sahabat Abdulalh Ibnu Munir keluar ke kota Bukhara untuk suatu keperluan. Maka tatkala ia telah pulang Ibnu Munir pun bertanya kepadanya: ”Apakah engkau bertemu dengan Al Bukhari ?” ia menjawab: ”Tidak.” Kemudian Ibnu Munir pun melemparnya seraya berkata: ”Sungguh engkau tidak akan dapat kebaikan setelah ini.” Sebabnya kau telah datang kekota “Bukhara” dan tidak _ mencari _ Al Bukhori.”
Dari Amru Al Mustamir Ibnu `Athiq berkata: ”Aku mendengar Raja` Al Hafidz berkata: ”Keutamaan Al Bukhori dibanding dengan para ulama` adalah seperti serang laki-laki dengan perempuan.” Dikatakan pula :”Dia adalah ayat dari ayat-ayat Allah yang berjalan diatas bumi.”
Muhammada Ibnu Yusuf berkata :”Kami dan Al Bukhori sedang bersama-sama dengan Muhammad Ibnu Basyar. Lalu ia menanyakan suatu hadits kepada Imam Bukhori dan langsung dijawab oleh Al Bukhori. Maka Ibnu Basyar pun berkata :”Dia adalah orang yangpaling alim diantara hamba Allah.”Seraya menunjuk ke arah Al Imam Al Bukhori.
Dari Sulaim Ibnu Mujahid berkata :”seandainya Waki`, Ibnu Uyainah Dan Ibnul Mubarak mereka masih hidup, sungguh mereka akan membutuhkan Muhammad Ibnu Ismail (Al Bukhori).”
Dari Abu Bakar Muhammad Ibnu Ishaq Ibnu Huzaimah berkata :”aku tidak melihat  dibawah kolong langit ini orang yang lebih tahu dan hafal tentang hadits –hadits Nabi Saw selain Al Bukhori.”
Muhammad Ibnu Hamdun Ibnu Rustam Berkata :”Aku mendengar Ibnu Muslim Ibnu Hajjaj – datang kepada bukhori -  dan berkata kepadanya :”Biarkanlah aku mencium kakimu wahai ustadz segala ustadz, tuannya pakar hadits, dan dokter bagi pakar hadits dalam hal `ilal.”
Ishak Ibnu Zabrok berkata :”Aku mendengar Muhammad Ibnu Idris Arrazi berkata (ditahun 247) :”Datang kepada kalian seorang laki-lakidari negeri Khurasan. Belum pernah keluar dari negeri itu orang yang lebih hafal (hadits) selain dia, dan belum ada yang datang ke wilayah orang iraq orang yang lebih alim dari dia. Maka datanglah kepada kami Al Imam al Bukhori.”
Muhammad Ibnu Ya`kub : Ibnul Akhram berkata :”Aku mendengar sahabat-sahabt kami berkata :”Tatkala Al Bukhori datang kekota “Naisabur” ia disambut oleh 4000 laki-laki yang menunggang kuda. Belum lagi mereka yang menunggang bighol, khimar dan pejalan kaki.”
Muhammad Ibnu Hammad Al Umli berkata :”Aku berharap sekali seandainya aku ini adalah sehelai rambut yang ada didada Al Bukhori.”
Dari Abu Sahl Muhammad Ibnu Ahmad Al Maruzi berkata :”Aku mendengar Abu Zaid Al Maruzi – Al Faqih -  berkata :”Tatkala aku tidur diantara rukun Yamani dan Maqom Ibrahim, aku bermimpi melihat Nabi Saw, kemudian beliau bersabda kepadaku :”Wahai Abu Zaid, sampai kapan kamu pelajari kitab Syafi`i dan tidak mempelajari kitabku ?” aku menjawab :”Kitab apa ya rosulullah ? beliau menjawab :”Kitab Muhammad Ibnu Ismail –Al Bukhori -.”

IBADAH, KEUTAMAAN, KEWARA`AN DAN KEBAIKAN

AL BUKHORI

Musabbih Ibnu Said berkata :”Adalah Al Bukhori, jka di bulan Ramadhan ia selalu mengkhatamkan Al Qur`an disiang hari pada setiap harinya dan pada malamnya satu kali khatam ketika sholat.”
Bakar Ibnu Munir berkata :”Aku mendengar Al Bukhori berkata :”Aku sangat berharap jika menemui Allah, dia tidak menghisabku dengan dosa Ghibah.”
Azzahabi berkata :”Aku mendengar  Al Bukhori berkata :”Aku tiodak pernah sama sekali berbuat ghibah. Setelah aku tahu bahwa ghibah itu laksana racun  bagi pelakunya.”
Azzahabi berkata :”Suatu kali Abu Abdillah (Al Bukhori) sholat diwaktu sahur sebanyak 13 rakaat, dan dia tidak pernah membanunkan aku ketika ia bangun, maka akupun berkata kepadanya :”Aku selalu melihat engkau bersusah payah – bangun malam -, dan tidak membangunkan aku.” ia menjawab :”kamu ini seorang pemuda, dan aku tidak ingin mengganggu tidurmu.”
Al Khotib meriwayatkan dari Firobri, bahwasannya ia pernah berkata :”Aku pernah melihat Nabi Saw didalam mimpiku dan beliau bertanaya kepadaku :”Mau Kemana engkau ?” jawabku :”Aku ingin menemui Muhammad Ibnu Ismail Al Bukhori.” Lalu beliau bersabda :”Kalu begitu sampaikan salamku untuknya.”
Muhammad Ibnu Abi Hatim berkata :”Aku mendengar Al Bukhori berkata kepada Abu Ma`syar Adh Dhorir :”Maafkanlah aku wahai Abu Ma`syar.” Lalu ia menjawab:”Dari Hal apa ?” Imam Bukhori lalu berkata :”suatu kali aku pernah meriwayatkan hadits, lalu aku melihat kearahmu, dan engkau merasa ta`ajub dengan – hadits – itu sehingga engkau gerakkan kepala dan tanganmu, maka akupun tersenyum karenamu.” Ia menjawab :”Aku telah memaafkan engkau dan semoga Allah merahmatimu wahai Abu Abdillah.”
Dan dari Abu Hatim ia berkata :”-Bukhori- suka pergi untuk memanah, dan selama aku menemani dia, aku tidak pernah ia salah sasaran kecuali hanya dua kali saja, dia adalah orang yang itu dan tidak pernah terkalahkan.”
Pernnah sebagian sahabat-sahabat Al Bukhori berkata kepadanya :”Sungguh engkau engkau telah berbuat ghibah kepada si Fulan.” Lalu ia menjawab.” Maha Suci Allah, aku tidak [pernah menyebut seseorang dengan kejelekan kecuali jika aku sedang lalai, dan tidak akan keluar nama si Fulan dibuku catatanku dihari kiamat nanti.”
Muhammad Ibnu Abi Hatim berkata :”Pernah Al Bukhori menyewa sebuah rumah, lalu aku pernah dia mendengar berucap :”Aku tidak pernah menyentuhkan kemaluankupada dinding atau lantai rumah ini (kencing).” Lau dia pun ditanya :”Mengapa begitu ?” ia menjawab :”Karena ini bukanlah rumahku.”
Ghunbar berkata :” Telah menceritakan kepadaku Ibrahim Ibnu Ahmad Al Mulahimi, dia berkata :”Aku mendengar Muhammad Ibnu Shobir Ibnu Katib, berkata :”Aku mendngar Umar Ibnu Hafs Al asykor, berkata :”Kami bersama-sama Al Bukhori dikota “Basrah” menulis hadits, maka pada suatu hari kami kehilangan dia, lalu setelah itu kami dapatkan dia disuatu rumah tanpa busana, karena semua yang ia miliki telah hilang. Maka kamipun kumpulkan uang dan kami belikan busana unutknya.”
Muhammad Ibnu Abi Hatim berkata :”Aku mendengar Al Bukhori mengatakan :”Suatu hari aku keluar menemui Adam Ibnu Abi Iyas, namun semua perbekalanku tertinggal, sehingga aku hanya memakan rerumputan, dan aku tidak mengkabarkan hal itu kepada siapapun maka pada hari yang ketiga, ada sseorang yang tidak aku kenal mendatangiku seraya menyerahkan sekantong uang dinar, lalu ia berkata :”Gunakanlah ini untuk nafkahmu.”
Al Husain Ibu Muhammad As samarkondi berkata :”Muhammad Ibnu Ismail mempunyai 3 hal kekhususan, yang mana tiga hal ini adalah sesuatu yang mulia, yaitu :”Dia sedikit bicara, tidak rakus dengan apa-apa yang ada pada manusia, tidak pernah menyibukkan dirinya terhadap urusan manusia, tapi ia hanya menyibukkan dirinya untuk ilmu.”
            Dari Sulaim ia pernah berkata :”Kedua mataku tidak pernah melhat orang yang lebih alim, wara`, dan zuhud terhadap dunia selama selama 60 tahun selain Muhammad Ibnu Ismail (Al Bukhori).”

KEDERMAWANAN AL IMAM AL BUKHORI

            Muhammad ibnu abi hatim berkata : “ Al bukhori mempunyai sepetak tanh yang ia sewakan kepada orang lain dengan harga 700 dirham pertahun dan orang ynag menyewaa tanahnya itu sering kali membawakan untuknay buah gisa’ ( sejenis mentimun ) , karena ia memnga menuyukai buah itu ,  tapi memng kadang ia juga suka makan buah semngaka , oleh karena itu imam Bukhori selalunya memberikan kepada laki-laki tersebut uawng senilai 100 dirham setiap tahun , lantaran beliau sering membawaakan buah giso’ kepadanya .”
            Ibnu Abi Hatim berkaata : “kami berada di “Fibrori“ dan imam Albukhori sedang membangun sebuah bengunan disamping kaata “ Al bukhori, “ Maka berkumpullah orang  banyak untuk membantunya kemudian Albukhori membaawakan susu . Maka aku berkata kepadanya : “engkau telaah berkecukupan wahaai Abu abdillah . “ lalu ia pun menjawaab : “ ini yang bisa bermanfaat bagi kita : “ kemudian ia membawa sekeeranjang buah dan memotong seekor sapi untuk merka . Dan ketikaa makanan telah sedia , ia pun memanggil mereka untuk makan , dan merekakira –kira 100 orang atau lebih . Akan tetapi Al bukhori tidak mengetahui – jumalah – orang yang telah berkmpul bersamanya itu .Dan kami bersama Al Bukhori hanya memberikan roti kepada mereka senilai 3 dirham atau bahkan kurang dari itu , lalu semua oarang yang hadir disitu pun makan semuadan meraih sisa satu potong roti . “
            Dan dari Abu Hatim ia berkata : Aku mendengar Abdullah ibnu Muhammad Ash – shorfi  berkata : “ Aku sedang bersama Al bukhori didalam rumahnya , lalu datanglah seorang budak wanita dan ia ingin masuk kedalam rumahnya , namun budak itu jatuh tergilincir lantaaran menginjak tempat tintang yang ada yangaada didepannya . lalu Albkhori berkaata kepadanya : “ Bagaimana engkau jalan / ‘ lalu ia menjawab : “ jika tidak ada jalan , bagiamana aku bisa lewat. “Kemudian Al Bukhori membentnagkan tangganya seraya berkata kepadanya  : “ Pergilah sana , aku telah bebaskan engkau . “ Abdullah ibnu Muhammad ash  Shofi berkata  : “ lalu imam bukhori ditanya lagi ; wahai imam apakah dia telah menjadiakan engkau marah , “ Ia pun mennjawab : “ jika ia menjadiakan aku marah , mak aku ridho dengan perbuatannya , “
            Muhammad ibnu abi hatim berkata : “ saya membeli rumah dengan harga 920 dirham , maka albukhori berkata kepadaku : ‘ aku perlu bantuan dari engkau, “Laluaku pun menjawab . “ Ya itu suatu kebajikan bagiku . “ lalu ia berkata : “ Hendaknya engkau pergi kepada Nuh Ibnu abi Syahdad Ash Shro pi , dan kau minta darinya uang 1000dirham dan bawalah kemari , “ Maka perintah itupun akukerjakan , “ kemudian ia berkata kepadaku : “ Ambillah uang itu sebagai ganti bunga runah yang telah engkau beli  . “ Aku lalu berkaata : “aku teriamitudarimu dan aku ucapkan syukur atasmu . ‘ kemudian setelah itu kami melanjutka menulis – yaitu : pembukuan dengan penyusunan kitab Aljamik dan setelah satu jam , lalu aku berkata kepadanya : sesungguhnya aku punya problem yang akumalu untuk meyampaikannya kepada anda , “ Dan ia mengira bahwa aku masih kurang dengan uanga yanga telah ia berikan kepdaku, makaa ia pun berkata “ janganlah kamu malu beritahukanlah kepadaaku apa yanga menjadi kebutuhanmu aku tidak ingin diambil siksa gara –gara kamu , “ lalu aku bertanya : “ Bagaiman hal itu bisa , “ Ia pun menjawab : “ karena Nabi saw menjadiak sahabat –sahabatnya teman –seraya membacakan sebuah hadist – lalu aku katakanpadanya ; “ telah aku jadikan  engkau terbebas dari hal itu dan telah aku hibahkan uanga yang engkau berikan itu kepadaku agar kita sama-sama seimbang , “ lalu ia berkata : “ Aku mempunyai istri dan tetangga , sedang engkau masih bujang , mak suatu keharusan bagiku untuk menjadiak antara engkau dan aku seimbang dalam harta ataupun yang lainnya , “ mak aku pun berkaata padanya . “ engkau telah lakukan yang lebih dari itu, kau berikan kepadaku apa-apa yang yang tidak kau berikan kepada orang lain.” Kemudian ia berkata lagi kepadaku: “apa kebutuhanmu?” aku menjawab: apakah engkau  menyesaikannya ? “ ia pun menjawab : “ Ya dan aku suka dengan itu , gunakannlah untuk keperluan anda . “ lalu aku katakan . “ ini uang 1000dirham yang engkau berikan itu gunakanlah untuk keperluan anda , “ lalu ia terima uang itu , hal itu karena ia telah memenuhi kebutuhanku . “ kemudian kami berdiam selam dua hari untuk menerusakan menulis kitab “ Al jamik “ Pada hari itu kami telah banyaqk sekalimenulis , sehingga datang waktu dhuhur , kemudian kami sholat dhuhur , lalu kami terusakan lagi untuk menulis tanpa makan siang -, dan tatkal telah mendekati waqktu ashar ia melihatku merasa gelisah , sehingga ia mengira aku telah bosan , pada hal saat itu aku merasakan sesak didadaku sehingga aku kesusahan untuk bangun , dan aku membungkuk –bungkuk menahan sakit itu . Maka imam Albukhori masuk rumah seraya mengeluarkan buntalan yang didalmnya uang sebesar 300 dirham , lalu ia berkaata : “jika anda tidak mau menrima uang – kemarin – sebagai gantinya harga rumah mak terimalah  ini untuk keperluanmu . “ ia pun memaksaku , dan aku tetap tidak menerimanya . Kemudian keesokan harinya kami menulis lagi . sehingga datang waktu dhuhur , lalu aku belikan dengan uang itu apa –apa yangaku ketahui ia menyukainya , lalu aku datanga dan kuberikan kepadanya , mak ia pun berkata : “Semoga Allah memutihkan wajahmu , ini bukanlah akal-akalanmu , dan tidak selayaknya   kita memberatkan diri kita . “ aku berkata kepadanya : “ sungguh teelah engkau kumpulkan kebaqikan dunia dan akhirat .Siapakah orang yang berbuaat baik kepada pembantunya seperti apa yang kau lakukakan hal ini kepadaku . Sungguh jika hal ini tidak aku ketahui , aku tidak akan tahu yanga lebih dari itu .





KISAH AL IMAM AL BUKHORI BERSAMA MUHAMMAD IBNU YAHYA
            Abu Ahmad Ibnu ‘Adi berkata” Beberapa ulama’ menyebutkan kepadaku bahwa, ketika Buchari datang ke kota Naisabur, berkumpullah manusia kepadanya, sehingga sebagian ‘ulama iri kepadanya disebabkan ia telah menarik semua perhatian orang, kemudian ia berkata kepada para ahli hadist : sesungguhnya Al Bukhari telah berkata “ pelafalan dengan Al Qur’an adalah makhluk” maka mereka menguju imam Bukhari di suatu majlis. Dan tatkala menusia telah berkumpul  dimajlis Imam Bukhari berdirilah seorang laki-laki dan berkata” Wahai Abu Abdillah, apa pendapatmu pelafalan dengan Al Qur’an, apakah ia makhluk atau tidak? “. Maka Bukhari pun tak menjawab, lalu laki-laki itu bertanya lagi sehingga tiga kali berulang-ulang soal yang sam, dan Al Bukhori tetap tidak menjawab. Kemudian Al Bukhori berkata: “Al Qur’an adalah kalam Allah, dan bukanlah makhluk, sedang perbuatan perbuatan manusia adalah malhluk, dan menguji –seseorang- adalah suatu kebid’ahan.” Maka laki-laki itu kaget (ribut), sehingga orang-orang ikut kacau manjauhi Al Bukhori, kemudian Al Bukhori berdiam di rumahnya.”
            Muhammad Ibnu Muslim Khosynan berkata: “di kota Naisabur Al Bukhori ditanya tentang lafadz, lalu ia berkata: “telah berkata kepadaku Ubaidah Ibnu Sa’id dari Yahya Ibnu Said berkata: “seliruh perbuatang manusia adalh makhluk,” maka seakan manusia tidak terima, kemudian mereka berkata kepadanya: “kembalilah engkau dari perkataan ini, sesungguhnya kami datang kepada anda.” Lalu Al Bukhori menjawab: “aku tidak akan melakukannya sehingga engkau membawakan kepadaku hujjah yang lebih kuat dari apa yang aku katakan.” Maka akupun ta’ajub dengan kemantapan Al Bukhori.” dalam suatu kesempatan Al Bukhori pernah berkata: “gerak-gerik mereka, suara,usaha dan tulisan-tulisan mereka adalah makhluk. Adapun Al Qur’an yang dibaca, yang dijelaskan, dan ditetapkan dalam mushaf, yang tertulis, terukir, yang tertambat di dalam hati adalahkalam Allah dan bukan sebagai makhluk.”
            Abu Hamid Asy Syarqi berkata: “aku mendengar Ibnu Yahya Az Zuhi berkata: “Al Qur’an adalah kalam Allah dan bukan makhluk, dari segala isinya dan segala perubahannya, maka barang siapa yang meyakini akan hal ini, maka ia tidak akan banyak bertanya tentang (pelafadzan) Al Qur’an, dan barang siapa yang berkeyakina bahwa Al Qur’an adalah makhkuk maka ia telah kafir, dan telah keluar dari keimanan, harus dipisahkan dari istrinya, lalu diberi kesempatan untuk bertaubat (jika mau) dan jika tidak maka ia harus dibunuh. Harta bendanya menjadi fa’I bagi kaum muslimin, dan jika mati ia tidak dikuburkan dalam pekuburan kaum muslimin. Adapun bagi orang yang diam, tidak mengatakan Al Qur’an itu makhluk atau bukan makhluk , dia telah menyerupai orang-orang kafir. Dan barang siapa yang mengatakan bahwa pelafadzan Al Qur’an adalah makhluk, berarti dia adalh ahlul bid’ah yang kita tidak boleh duduk-duduk bersamanya. Maka barang siapa yang pergi bermajelis bersama Al Bukhori setelah hari ini maka berhati-hatilah engkau dengannya, karena sesungguhnya tidaklah akan menghadiri majelisnya kecuali ia seperti madzhabnya –Al Bukhori-.”
            Thohi Ibnu Muhamamd Al Waroq berkata, aku mendengar Ibnu Syadzil berkata: tatkala terjadi perselisihan antara Yahya dan Al Bukhori, aku menemui Al Bukhori, kemudian aku berkata: wahai Abu Abdillah (alasan) apakah yang harus saya pegang terhadap perselisihan yang terjadi antara anda dengan Muhammad Ibnu Yahya, setiap orang yang bersamamu pasti ditolak.” Lalu ia menjawab: “berapa banyak (parah) hasad yang menimpa Muhammad Ibnu Yahya didalam hal ilmu. Ilmu adalah rizki yang Allah berikan kepada siapa saja yang ia kehendaki.” Lalu aku bertanya: “inikah masalah yang disebar-sebarkan dari anda?” ia menjawab: “wahai anakku, ini adalah perkara yang sial, aku melihat Ahmad Ibnu Hambal dan apa-apa yang menimpanya-gara-gara- masalah ini juga, sehingga aku ingin menjauhkan diriku dari berbicara tentang hal itu.”
            Muhammad Ibnu Syadzi berkat : “yang menjadi perkara adalah bahwa lafadz itu adalah makhluk, Al Bukhori pernah ditanya, kemudian dia diam tidak memberikan komentar apapun, dan tatkala ia diam ia berhujjah bahwa tingkah ;laku kita itu makhluk, dengan berdalil seperti itu Muhammad Ibnu Yahya memperkarakan terhadapnya masalah lafadz, kemudian iaberkomentar dan menghukumi –Al Bukhori- sesuai dengan apa yang dikatakan kepadanya. Dan Al Bukhori telah beromentardi dalam “Al Hikayah” yang diriwayatkan oleh ghundar* di dalam kitab “tarikh”,telah bercerita kepada kami Kholaf Ibnu Muhammad Ibnu Isma’il, aku mendengar Abu Amru Ahmad Inbu Nasr An Naisabur Al Kholaf di kota “Bukhoro”. Ia berkata: “suatu hari kami berada bersama Abu Ishaq Al Qolsi dan bersama kami juga Muhammad Ibnu Nasr Almaruzi, kemudian terjadilah cerita (pembincangan) masalah Al Bukhoti, Muhammad Ibnu Nasr berkata: “ aku mendengar dia (Al Bukhori) berkata: “barang siapa yang mengatakan bahwa aku mengatakan: pelafadzan Al Qur’an adalah makhluk, maka ia adalah seorang pendusta,karena aku tidak pernah mengatakanhal itu.” Maka akupun bertanya:   “wahai Abu Abdillah, manusiatelah banyak memperbincangkan hal itu.” Lalu ia menjawab: “aku tidak mengatan kecuali apa yang telah aku katakan saja.” Abu Amru berkata: “maka akupun mendatangi Al Bukhori, dan aku berdiskysi dengan dia masalah hadits, sehimgga ia menjelaskan dan menanganinya, kemudian aku berkata: “wahai Abu Abdillah, dalam hal inilah manusia banyak berbicara tentang anda, bahwa engkau yang mengatakan tentang perkataan ini.” Lalu iapun menjawab: “Wahai Abu Amru, ingat dan hafal baik-baik apa yang saya katakan, bahwa barang siapa yang berkeyakinan dari penduduk Naisabur, Qumis, Hamadan, halawan, Baqdad, Kuffah, Basroh, Makkah, atau Madinah bahwa aku (penah mengatakan: pelafadzan dengan Al Qur’an adalah makhluk maka ia adalah seorang pembi\ohing. Aku tidak pernah mengatakan hal itu, kecuali aku anya mengatakan: gerak-gerik (perbuatan) manusia adalah makhluk.
            Al Hakim berkata: aku mendengar Muhammad Ibnu Sholih Ibnu Hani’, aku mendengar Ahmad Ibnu Salamah berkata: “aku menemui Al Bukhori, kemudian aku berkata kepadanya: “wahai Abu Abdillah, laki-laki ini (muhammad Ibnu Yahya Az Zuhli) orang yang disegani lebih-lebih di kota ini, dan dia telah berkeras hati dalam masalah ini –pelafadzan Al Qu’an-, sehingga tidak ada orang yang bisa menandinginyadalam bicara, bagaimana pendapat anda?” lalu Al Bukhori memegang jenggot Ibnu Salama seraya membaca firman Allah: “Dan aku menyerahkan urusan itu kepada Allah, susungguhnya Allah Maha Melihat akan Hamba-hambanya.” Ya Allah ssesungguhnya aku tidaaak mengharapkan kedudukan ataupun menyalahgunakan wewenang di “Naisabur”, hanya saja hatiku belum menginginkan aku kembali ke negeriku, lantaran masih banyak orang-orang yang menyelisihiku,,dan laki-laki ini – ibnu yahya azzuhli – telah menabur iri atas nikamat yang engkau berikan atasku dan tidak untuk orarng lain, “ kemudian ia berkata kepadaku : “ wahai Ahamad : “ Aku akan keluar besuk hari  supaya manusia meningalkan – menyudahi – dari perkataan ibnu yahya Azzuhi karenaku   . “
            Al hakim berkata : “ Aku mendengar Muhammad Ibnu Yahya yusuf Al Mua’dzin , aku mendengar Abu Hamid ibnu syarqi berkata : “ Aku menghadiri majlis Muhammad ibnu yahya azzuhli , kemudiawn ia berkata : “ Barang siapa mengaatakan : pelafatan dengan Al quran adalah mahluk , maka jangan mendekatai majlis kami : “ mak bersirilah muslim ibnul hajaj dari majlis itu . “
            Muhammad ibnu Hatim berkata :” Ada seorang laki-laki daatang menemui Al bukhori seraya berkata : “ Wahai Abu Abdillah sesungguhnya si fulan tealh mengkafirkan anda . “ maka ia menjawab dengan membacakan hadist nabi saw : “ apabila seorang laki-laki mengatakankepada saudaranya : “ wahai kafir , “ sungguh salah seorang itu telah kembali dengan perkataannya . “
            Abdul majid ibnu ibrahim berrkata : ‘ mengapaa engkau tidak mendoakan bagi mereka – kejelekawn – yanga mendolimi anda ? “ ia –Al bukhori – berkata , “ Nabi saw telah bersabda : “ sabarlah kalian , sehingga kalian bertemu dengan aku di telaga ( al haud ) . ‘ Dannabi juga bersabda : “ Baranga siapa mendoakan oranga yanga mendolimi nya , sungguh ia telahmenang.”

 

WAFATNYA AL IMAM AL BUKHORI

Ibnu ‘ adi berkata : aku mendengar abdul qudus ibnu abdil jabbar as samarkandi brrkata  : “ Al bukhori datang ke “ Khortanka”- sebuah desa 32 kilo dari kota Samarakan – untuk megunjungi kerabatanya , .kemudian ia pun mampir dan menginap disana. Maka pada suatu malam aku mendengar ia berdoa setelah sholat malam, “Ya Alloh sungguh telah sempit bumi ini bagiku setelah lapangnya, maka ambillah aku untuk menghadapMu “. Dan belum genap satu bulan wafatlah ia yang kemudian dimakamkan di Khortanka.
            Muhammad ibnu Abi Hatim berkata:”Aku mendengar ibnu Mansur Gholib ibnu Jibril –yang pernah disinggahi Al Bukhori- berkata:”Dia –Al Bukhori- pernah singgah bersama kami beberapa hari, lalu ia sakit, dan sakitnyapun terus bertambah parah, sehingga iapun mengutus seorang utusan kekota Samarkhan untuk menjemput, tatkala telah datang, iapun mempersilahkan Al Bukhori untuk naik kendaraan, lalu beliau mengenakan sepatu dan imamahnya, maka setelah beliau berjalan kira-kira 20 langkah, beliau berkata sedang kami membantu beliau turun,”Hantarkanlah aku, sesungguhnya aku telah lemah”. Kemudian beliau berdoa dengan beberapa untaian doa lalu berbaring, saat itulah Alloh mengambilnya. Dan dari badannya keluar keringat (sesuatu yang tidak bisa digambarkan). Dan tidaklah keringat itu keluar kecuali aku masukkan kedalam bajunya. Adapun sesuatu yang beliau wasiatkan adalah, “Kafanilah aku dengan tiga lapis kain, tanpa ada-bentuk- baju dan imamah (ikat kepala). Maka kamipun kerjakan sesuai dengan apa yang beliau wasiatkan. Setelah kami kuburkan muncullah dari dalam tanah kuburnya bau yang sangat harum, lebih harum dari minyak misk, dan itu terus berlangsung sampai beberapa hari. Dan muncul pula semacam sinar putih yang memanjang dilangit kearah ujung kuburnya, sehingga menjadikan manusia terheran-heran dan ta’ajub. Bahkan mereka sampai menggali kuburnya, sehingga tak seorangpun yang bisa menghadang dan menjaganya dengan tukang jaga, kemudian kamipun pasang kayu yang bersilang diatas kuburnya, sehingga tak seorangpu yang bisa menyentuh kuburnya. Namun mereka tetap tidak mau meninggalkan kubur itu, dan mereka tetap menggali tanah-tanah disekeliling Al Bukhori. dan bau harum itu tetap saja tercium hingga beberapa hari lamanya. Dan penduduk kota itu brbincang-bincang dan ta’ajub. Dan mereka baru menyadari dan melihat permasalahan antara mereka dengan Al Bukhori –jelas- setelah kematiannya. Sehingga orang-orang yang berselisih dengannya pun keluar menuju kuburnya seraya menyesali dan taubat dari apa yang telah metreka kerjakan.
            Abdul wahid  Ath  Thi wawisi berkata : “ Aku melihat Nabi saw didalam mimpi beliau ketika itu sedang berada disuatu tempat bersama sahabatnya, lalu aku pun mengucapakan salam kepadanya , kemudian beliau menjawab : “ aku sedang menuggu Muhammad ibnu ismail Al Bukori , “ maka setelah beberapa hari kemudian , terdengar lah olehku berita meninggalnyaAlbukhori dan setelah aku amati , dia meninggal waktunya pas tatakal aku bertemu dengan beliau saw.”
            Al Hasan ibnul husain Al bazaz Albukhori berkata : “ AL bukhori meninggal pada malam ‘ iedul fitri setelah sholat isya’, dan dia dikebumikan padahari ‘ iedul fitri setelah sholat dhuhur tahun 256 H . Dia hidup selama 62 tahun kurang 13 hari . “
            Abu Fath Nasr ibnul Hasan Assakati As samarkandi berkata : “ Datang kepada kami Balansiah pada tahun 464 H. Ia berkata : “ Negeri samarkandi telah kehabisan hujan , kmudian orang orang pu sholat Istisqo untk meminta hujan setiap hari namun hujan belum juga kunjunga datang , mak datang lah seoranga laki-laki , yang sholih menemui hakim samarakan , dan berkata : “ Aku mempunyai saran yang ingin aku sampaikan kepada anda. ‘ hakim itupun lalu menjawab : “ sampaikan kepada anda . ‘ Hakim itupun lalu menjawab : “ sampaikanlah saran bawa itu . “ laki-laki sholih ituberkata : “ Aku berharap , hendaknya anda bersama penduduk negeri ini keluara menuju kubur Albukhori yagn berada di “ khartanta “-mintalah hujandisamping nya semoga Allah mengabulkan nya . “Hakimitu lalu berkata : “ sungguh bagus apa yang telah engka katakanitu . “ Maka keluarlah hakim itu bersama penduduk negeri setempat untuk memintahujan disampingkuburan Al bukhori , mereka menangis dan meminta –mnta syafaatmellalui kubur itu . Maka Allah mengirim hujan yaanga amat sangat deras , dan manusia pun tinggal ditermpat itu untuk beberapa hari sebagai rasasyukur ,daan tidak seorang pun yang  bisa smpai ketempat itu “ samarkan “ lantaran hujan yang deras , padahal jarak antara khartanta dengan samarkan kurang lebih 3mil. “

            Disarikan  dari kitab “ siyar a’ lam  an nubala’ “
                                                            12 /1391-469

Tidak ada komentar:

_Resolusi_

     Menjelang akhir tahun ini setiap orang pasti memiliki resolusi, ya memang resolusi ini dianggap penting apalagi pada moment-moment saat...