Sabtu, 29 Oktober 2016

BELAJAR DARI POHON PISANG




Di suatu malam, tepatnya malam kamis tanggal 27  Oktober 2016 ustadz mengqodho (mengganti) jam pelajaran beliau yang sempat tertunda di kelas kami..  waktu itu materi Aqidah.  Suasana malam itu... entah terlihat  sedikit berbeda...  seperti ada nuansa baru dalam belajar kali ini...
Ustadz mengajari kami dengan jiwa yang menggelora dan penuh semangat... seperti ceramah para pejuang ketika mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia (ah... menurutku itu terlalu berlebihan..) lebih tepatnya seperti semangat mujahid di kancah jihad.... beliau menjelaskan dengan begitu detail.. saat membacanyapun tak ada satu harokat akhir yang terlewat.. seluruh kaidah nahwu di kupas tuntas hingga akar-akarnya.. menterjemahkan dengan benar dan tepat.. sehingga tidak ada lagi keraguan dalam hati murid-muridnya dalam memahami aqidah ahlu sunnah wal Jama’ah..... aku termenung dalam hati... begitu banyaknya ilmu yang beliau kuasai.. tak terbayangkan berapa banyak buku yang telah beliau lahap dan pelajari.. (uuups.... koq pembahasannya ke situ...) ini hanyalah sebuah prolog dalam cerita  ketika ustadz menjelaskan tentang belajar dari pohon pisang....
Kita sendiri pasti telah mengenal pohon pisang... bagaimana bentuknya, ukurannya, hingga jenis warna dan daunnya..... bahkan kita pernah memakan buahnya..  sungguh.... kita tidak pernah berfikir bagaimana pohon pisang tumbuh, berkembang, dan apa saja unsur-unsur yang ada di dalam batangnya yang tak bertulang...
 bahkan.. ketika memakan buahnya pun kita tidak pernah berfikir bagaimana buah tersebut dihasilkan... memakannya dengan mengucapkan bismillahpun sudah dapat nilai plus.. apalagi ketika memakannya diiringi dengan penghayatan dan perenungan sang Pencipta pisang itu...
Mari kita lihat.... bagaimana sebatang pisang yang tumbuh.. kemudian bertunas dan bertunas sehingga disekelilingnya dipenuhi dengan tunas tunas kecil... akankah tunas-tunas kecil tersebut dapat tumbuh berkembang dan berbuah? Sungguh.. dia akan lambat berbuah jika kita biarkan begitusaja tanpa memindahkannya....
Ya.. karena tunas-tunas kecil yang kita pindahkan kelak akan tumbuh membesar dan berbuah serta melahirkan tunas-tunas kecil lainnya...
Begitu juga dengan manusia... jika manusia dibiarkan dalam ketiak kedua orang tuanya ia tidak akan bisa tumbuh mandiri... semuanya menjadi ketergantungan kepada keduanya.... ia tidak tangguh dalam menghadapi tantangan hidup....
Untuk itu.. merantaulah.... (bukan berarti menjauhi orang tua) karena para ulama’ terdahulu sering merantau dari suatu negeri  ke negeri yang lain...
Merantaulah... sebab engkau akan tahu bagaimana lelahnya bersafar...
Merantaulah..... ambil hikmah disetiap episode perjalananmu....
Kemudian... merantaulah... dan tumbuhkanlah tunas-tunas baru disetiap jejak langkahmu.....  


Selasa, 25 Oktober 2016

2 KONSEP HIDUP



Seluruh kehidupan di dunia hanya di bagi menjadi 2 hal , yaitu kebahagiaan dan kesedihan. Semuanya akan bermuara pada 2 hal tersebut.  Untuk itu Rosulullah SAW telah memberikan kita 2 konsep hidup dalam mensisati kehidupan. Agar semuanya ringan dirasa...
Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim No. 2999
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya
            Ya... 2 konsep hidup itu bernama Sabar & Syukur... 2 pelana kuda yang tak dapat dipisahkan dan tidak tahu mana yang lebih utama... begitulah perumpamaan Umar bin Khottob dalam mengkiyaskan Sabar & Syukur...
            Karena jika mendapatkan kebahagiaan dia bersyukur itulah yang paling baik baginya, dan jika mendapatkan kesedihan dia bersabar, maka hal itulah yang paling baik baginya. 2 kebaikan yang setara derajatnya dan tak dap dipisahkan dalam kehidupan ini....
            Inilah 2 konsep hidup yang diberikan Rosulullah SAW untuk ummatnya dalam mensiasati kehidupan... sebuah konsep yang tak dimiliki oleh agama lain dan orang lain kecuali dalam islam dan hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman....  
Oleh karena itu.... jika kita ingin sukses dalam dunia dan akhirat kita... 2 konsep inilah yang tidak boleh kita pisahkan disetiap hembusan nafas kita.... Wallahumusta’an  




Merindui Sosok Kepemimpinan Rosulullah Saw Di Tengah Hiruk Pikuk Dunia Perpolitikan




Kita sebagai ummat akhir zaman pasti merindukan sosok pemimpin yang bijaksana seperti Rosulullah SAW. Sosok yang menyinari seluruh penjuru Jazirah Arab dengan kemulian agama yang dibawanya, sosok yang memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi penduduk Ummul Qura’ dan sekitarnya, dan yang paling penting merupakan sosok yang paling dirindukan hari ini oleh seluruh ummatnya di dunia.
Semua ummat islam pasti akan merasakan kerinduan yang sangat dahsyat akan sosok kepemimpinannya di tengah hiruk pikuknya penguasa dzalim. Pemimpin yang tak lagi berasaskan nurani, tetapi malah menjadi tirani. Pemimpin yang rakus atas kursi kepemimpinan, dan tidak takut akan pertanggung jawaban. Pemimpin yang ambisius jabatan bukan dalam akhlaq kemuliaaan, pemimpin yang tampil elegan bukan yang tampil dengan kesedrahanan dan kebersahajaan..
Di tengah hiruk pikuk perpolitikan... kita akan selalu rindu ketenangan.. ditengah kegundahan hati yang kian mengiris... kita rindu kisah-kisah beliau yang penuh dengan humoris... membawa ketenangan ke seluruh penjuru alam..
Terciptanya Ketenangan dan kedamaian merupakan suatu hal yang sangat dirindukan oleh setiap insan...
Wahai Rosulullah... kami akan selalu rindu sosok kepemimpinanmu.... ditengah hiruk pikuknya dunia perpolitikan ini....
Allahummasholli a’la muahammad wa a’laa alihi wa mawaalah....



Minggu, 23 Oktober 2016

GURU, PROFESI MULIA YANG PATUT DIBURU






Islam selalu memuliakan profesi apapun itu, asalkan masih dalam koridor syari’at. Salah satunya adalah menjadi guru.  Betapa mulianya profesi ini, menjadi guru yang dirindu, dan mejadi sang pelopor kebaikan, yang akan senantiasa dikenang dan dimuliakan oleh peserta didiknya, sebagaimana yang tercantum dalam hadits :
خيركم من تعلم القران و علمه                                 
Orang terbaik kalian adalah yang mempelajari al Qur’an serta mengajarkannya”

 menjadi guru sebagai pelopor kebaikan tidaklah mudah, karena harus menjadi qudwah dihadapan anak muridnya. Tapi buah dari kepahitan itu akan terasa manis dirasa kelak diakhirat, pahalapun akan senantiasa mengalir. Sebagaimana dalam sabdanya:
                                    مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).
  
Guru merupakan pahlawan sepanjang waktu, tapi bukan berarti setiap waktu harus diingat atau diperingati pada waktu-waktu tertentu. Coba kita renungkan keadaan kita saat ini,  bukankah diri kita saat ini merupakan salah satu hasil didikan guru-guru kita dahulu??
            Lewat gurulah Allah SWT memberikan ilmu-Nya kepada kita berupa pengetahuan maupun keterampilan,  Guru bagaikan pelita ditengah gelap gulita, penguat hati ditengah gersangnya jiwa serta sebagai lambang keagungan orang yang berilmu.
            Sebagai seorang guru berarti harus siap untuk menunjukkan kepada anak didiknya kepada jalan kebaikan. Dan selalu menjaganya agar senantiasa berjalan lurus kedepan. Meskipun Allahlah yang memberikan hidayah kepada manusia sesuai yang dikehendaki-Nya, namun menunjukkan jalan kebaikan juga merupakan tugas utama seorang guru sebagai pembimbing bukan pemberi tugas semata.
Berbahagialah kalian,  wahai para guru!






BELAJAR DARI KASUS AHOK





 Kita sebagai seorang mukmin yang mencintai kebenaran pasti akan tersentak akan kejadian ini. Kita pasti akan marah disaat pedoman kehidupan kita dilecehkan, dihina dan diinjak-injak seenak perut mereka. Dan itu merupakan suatu hal yang memang seharusnya kita lakukan. Akan tetapi apakah itu semua hanya berujung di lisan kita saja ataukah tidak ? apakah kita benar-benar mencintai Al-Qur’an dan mengimaninya ? semua jawaban atas pertanyaan tersebut hanyalah kita sendiri yang bisa menjawabnya dan menilainya. Tanyalah pada hati nuranimu yang  jernih dan tidak terkontaminasi dengan hawa nafsu semata. Tanyalah dalam-dalam dan renungkanlah!
Kita pasti paham bahwasanya kejadian-kejadian yang terjadi di dunia ini bukanlah sebuah kebetulan, bukan sebuah rekayasa tanpa tujuan pasti.  Kita pasti ingat Firman Allah SWT QS Al Ahqof : 3 :
“ Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.”
Kejadian yang telah Allah rilis dalam kitab lauhul mahfudz, 50.000 tahun lalu sebelum manusia diciptakan. Setiap peristiwa yang terjadi di dunia ini jika orang-orang mukmin membuka hatinya dan tersadar, bahwa sebenarnya itu merupakan sinyal dari sang Pemilik Skenario Takdir. Sinyal untuk menyadarkan ummat islam yang telah terlalaikan dari Pedoman Kehidupan. Sehingga umat islam kacau tak terkendali sebab tidak menegakkan Pedoman Kehidupan.
Kita baru tersentak dan tersadar ketika lisan kafir melecehkannya. Kita baru coba membuka, membaca dan memaknai ayat yang dilecehkannya. Ayat yang sering kita baca dan ulang-ulang tanpa mentadabburi makna-makna yang terkandung di dalamnya. Satu ayat POLITIK yang  mengandung banyak pengetahuan tentang konsep kepemimpinan dalam islam demi meraih Ridho-Nya dunia dan akhirat.
Satu ayat yang harus kita fahami dan tingkatkan tentang hakikat aqidah Al Wala’ wal Baro’ , kita harus lebih bersyukur atas hikmah di balik peristiwa ini. Karena terkadang lewat lisan orang kafirlah Allah SWT mendobrak pintu hati kita yang selama ini terlalaikan, terbuai angan duniawi. Kita harus selalu mengimani setiap skenario takdir-Nya dan hikmah di balik setiap peristiwa dalam seluruh lini kehidupan. Wallohu Musta’an.




_Resolusi_

     Menjelang akhir tahun ini setiap orang pasti memiliki resolusi, ya memang resolusi ini dianggap penting apalagi pada moment-moment saat...