jujur, Hari itu aku benar-benar tergeletak di Kasur seperti orang sakit yang tak berdaya. Anak-anak asuhku pun menanyakan, us.. sakit ya,! Aku berusaha memaksakan untuk tersenyum manis. “ engga, ustadzah Cuma sakit biasa, istirahat sebentar nanti juga sembuh koq. Itulah aku, jika ada sedikit yang tidak beres dengan hatiku, aku butuh untuk menyendiri bertafakkur dan mendengarkan apa yang hatiku bicarakan. Sebenarnya bukan sakit fisik yang aku rasa, namun ada sesuatu yang entah kenapa saat itu aku harus menemukan masalahnya.
Jari jemariku menari-nari di atas keybord hp
ku, menulis beberapa paragraph, kemudian ku hapus lagi. Tapi setelah aku
fikirkan matang-matang, aku bertekad untuk menulis kembali hal yang aku
resahkan kepada umiku. Ya, aku menulis pesan…. ‘Umi, kenapa ya setiap kali aku
keluar rumah naik motor untuk antar adik-adik, atau perintah umi dan abi yang
lain hatiku terasa tidak enak. Karena kan wanita itu seharusnya berada di
rumahnya kan mi, dan tidak sering-sering keluar rumah …’ akhirnya pesan itu
terkirim juga, dan terlihat garis dua tanda biru menandakan kalau pesan
tersebut telah di baca. Sebenarnya, hati ku berdebar khawatir menyinggung atau
menambah beban perasaannya. Namun… tiba-tiba, terlihat tulisan umi sedang
mengetik….
“ iya ya teh, memang sepertinya sulit karena teteh juga tinggal dilingkungan pondok putra, tapi teteh ingatkan?? Kisah putrinya Nabi
Syu’aib Alaihissalam yang ikut
antri memberikan minum pada hewan ternaknya di tengah-tengah kerumunan para
gembala laki-laki? Bukankah putrinya melakukan hal tersebut karena Birrul walidain berbakti kepada orang tua, di saat orang tua itu punya udzur??? Teteh masih
ingatkan Ceritanya?
Melihat balasan pesan dari umi.. pikiranku
terbang melesat menerawang tentang kisah putri nabi syu’aib tersebut. Kini..
hatiku lega dan tak ada beban di hati lagi. Biarlah penilaian manusia terhadap
kita apa-apa yang tampak diluarnya saja, namun cukup Allah yang Maha Mengetahui
segalanya apa yang tersembunyi dalam hati ….
Untuk kalian para wanita, yang Allah takdirkan
banyak beraktifitas di luar rumah, ingatlah! Bagaimanapun juga kita itu fitnah,
dan apabila wanita keluar rumah maka setan itu akan berada di samping kanan
kirinya maupun depan belakang. Maka, jikalau mengharuskan untuk keluar rumah,
pastikan sudah melaksanakan rambu-rambu yang Allah tetapkan,diantaranya:
1. Menutup Aurat
serapat mungkin dan tidak tabarruj.
2. Meminta izin
kepada orang tua, maupun suami.
3. Pastikan tidak ikhtilat
atau campur baur antara laki-laki dan perempuan
Mungkin 3 hal di atas cukup mewakili semuanya…
ingatlah! Bagaimanapun juga, tempat terbaik seorang wanita adalah dalam rumahnya.
Wallahu ‘Alam bisshowab.
#MenulisUntukBerbagi
#SiapaTahuMenjadiSolusi
#UntukmuYangSedangDilemaSepertiKu
@NauraAlFirdausy