Jumat, 25 Maret 2016

IMAM ATH-THOBARI



                                                                                 بسم الله الرحمن الرحيم
             BIOGRAFI SINGKAT IMAM AT THOBARI DAN METODE PENTAFSIRAN BELIAU
                                          "JAMI'UL BAYAN FIE AHKAMIL QUR'AN"

I.       KELAHIRAN DAN NASAB BELIAU
Muhammah bin Jarir bin Yazid bin Katsir seorang imam, ulama' dan mujtahid, ulama' abad ini, kunyahnya Abu Ja'far Ath Thobari.
Beliau dari penduduk Aamuly daerah Thobristan.[1]
Beliau dilahirkan pada akhir tahun 224 H awal tahun 225.
Ayah beliau bersemangat dalam mendidik beliau untuk menuntut ilmu padahal saat itu beliau masih kecil. Ibnu Jarir berkata: "Aku sudah hafal Al Qur'an ketika aku berumur 7 tahun, dan sholat bersama manusia (jadi imam) ketika berumur 8 tahun, dan mulai menulis hadist ketika berumur 9 tahun, dan ayahku bermimpi, bahwa aku berada di depan Rosululloh dengan membawa tempat yang penuh dengan batu, lalu aku lemparkan didepan Rosululloh. Lalu penta'bir mimpi berkata kepada ayahku: "Sekiranya nanti beranjak dewasa dia akan berguna bagi diennya dan menyuburkan syare'atnya, dari sinilah ayahku bersemangat dalam mendidikku.[2]
Beliau banyak bersafar dan berguru dengan ahli sejarah, beliau juga salah seorang yang memiliki ilmu banyak, dan cerdas, banyak karangannya dan belum ada yang menyamainya.
Guru beliau 40 orang lebih, diantaranya: "Muhammad bin Abdul Malik in Abi Asy Syawarib, Ismail bin Musa As Suddi, Ishaq bin Abi Isroil, Muhammad bin Abi Ma'sar dan yang lainnya. (didalam tafsir beliau didapatkan, bahwa guru beliau berjumlah 62 guru).

II.    KEILMUAN DAN KESUNGGUHAN BELIAU
Abu Sa'id berkata: "Muhammaad bin Jarir berasal dari daerah Aamal, menulis di negri mesir. Lalu pulang ke Bagdad, dan telah mengarang beberapa kitab yang menumental, dan itu menunjukkan luasnya ilmu beliau.
Al Khotib berkata: "Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Gholib: "Beliau adalah salah satu aimmah Ulama' (sesepuh ulama'), perkataannya bijaksana dan selalu dimintai pendapatnya karena pengetahuannya dan kemulyaannya. Beliau telah mengumpulkan ilmu-ilmu yang tidak penah ada seorangpun yang melakukannya semasa hidupnya. Beliau adalah seorang Hafidz, pandai ilmu Qiro'at, ilmu Ma'ani faqih tehadap hukum-hukum Al Qur'an, tahu sunnah dan ilmu cabang-cabangnya, serta tahu mana yang shohih dan yang cacat, nasikh dan mansukhnya, Aqwalus Shohabah dan Tabi'in, tahu sejarah hidup Manusia dan keadaanya. Beliau memiliki kitab yang masyhur tentang "sejarah umat dan beografinya" dan kitab tentang "tafsir" yang belum pernah ada mengarang semisalnya dan kitab yang bernama "Tahdzibul Atsar" yang belum pernah aku (Imam Adz Dzahabi) lihat semacamnya, namun belum sempurna. Beliau juga punya kitab-kitab banyak yang membahas tentang "Ilmu Ushul Fiqih" dan pilihan dari aqwal para Fuqoha'.[3]
 Imam Adz Dzahabi berkata: "Beliau adalah orang Tsiqoh, jujur, khafidz, sesepuh dalam ilmu tafsir, imam (ikutan) dalam ilmu fiqh, ijma' serta (hal-hal) yang diperselisihkan, alim tentang sejarah dan harian Manusia, tahu tentang ilmu Qiro'at dan bahasa, serta yang lainnya.
Al Khotib berkata: "Aku mendengar Ali bin Ubaidillah bercerita: "Sesungguhnya Muhammad bin Jarir dirumah selama 40 th, setiap harinya beliau menulis 40 lembar.[4]
Al Qodhi Abu Abdillah Al Qudho'i: "Ali bin Nashir bin Ash Shobah telah menceritakan kepada kami, Abu Umar Uabidillah bin Ahmad As Simsar, dan Abul Qosim Al Waroq: "Bahwa ibnu Jarir At thobari berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Bagaimana pendapat kalian, bila aku akan menulis tentang sejarah alam dari sejak Adam sampai sekarang ini? Mereka bertanya: "Berapa banyakkah itu? Maka beliau menjawab, kira-kira 30 ribu lembar, lalu mereka berkata: " kalau begitu umurmu akan memutus pekerjaanmu sebelum engkau bisa menyempurnakannya? Lalu beliau sadar, dengan berkata: "Innaalillah! Lalu beliau mengurungkan niatnya. Kemudian beliau ringkas karangan itu sebanyak 3000 lembar, dan ketika beliau ingin membuat tafsir, berkata kepada mereka seperti itu.[5]

III. MADZHAB DAN AQIDAH BELIAU
Al Faroghi berkata: "Harun bin Abdul Aziz bercerita kepadaku:" Abu Ja'far At Thobari berkata: "aku memilih Madzhab imam Syafi'I, dan aku ikuti beliau di Bagdad selama 10 tahun.[6]
Bahwa beliau sebelum mencapai derajat mujtahid beliau bermadzhab Syafi'I, peryatan ini didapatkan dalam kitab "Thobaqotul Kubro" milik Ibnu As Sabki.
As Suyuthi berkata dalam kitab "Thobaqotul Mufassirin" hal: 3: "Pertama, beliau bermadzhab Syafi'I, lalu membuat madzhab sendiri, dengan perkataan-perkataan dan petikan-petikan sendiri, dan beliau mempunyai pengikut yang  mengikutinya.[7]
Adapun aqidah beliau aqidah salafus Soleh ahlus sunnah wal jamaah.[8]
E. Tentang Isroiliyat
Kita dapatkan juga beliau menyebutkan dalam tafsirnya mengenai kisah-kisah isroiliyat, yang beliau ambil dari Ka'ab Al Ahbar, Wahab bin Munabih, Ibnu Juraij, As Suda dan yang lainnya. Dan kita juga melihat beliau menukil banyak dari Muhammad bin Ishaq yang diriwayatkan oleh Maslamah seorang Nasroni.
Adapun sanad-sanad beliau yang masih membutuhkan penelitian adalah: "Dari Ibnu Hamid ia berkata kepadaku dan bercerita: "Bercerita kepada kami Salamah dari Ibnu Ishaq dari Abi Atab… ia seorang nasroni lalu masuk islam dan mempelajari Al Qur'an serta mendalami ilmu dien, disebutkan bahwa beliau memeluk agama nasroni 40 tahun dan memeluk islam 40 tahun juga. Cantoh ayat yang beliau riwayatkan dari orang Nasroni adalah Surat Al Isro' ayat 7 yang artinya:

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai".
Dan juga dalam surat Al Kahfi ayat 94 tentang Ya'juz dan Ma'juz:

"Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj, itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?".
Walaupun beliau memberikan kritikan terhadap kisah-kisah isroiliyat ini, akan tetapi masih membutuhkan kritikan yang lebih detail lagi.

IV.        KARANGAN-KARANGAN BELIAU
Beliau adalah seorang laki-laki yang mempunyai ilmu yang sangat luas, maka tidak heran jika karangan beliau tak bisa dihitung hanya dengan waktu 1000 detik. Namun sangat disayangkan, mayoritas kitab beliau hilang dan tidak samapai kepada kita kecuali hanya sedikit. Disini tidak akan kami sebutkan, dan bisa dilihat dalam kitab Tafsir Ibnu Jarir dalam Muqodimah pentahqiq (peneliti), Abdulloh bin Abdur Rohman at Turki:
1.            Kitab Adabul Qodho' ( Al Hukkam)
2.            Kitab Adabul Manasik
3.            Kitab Adabun Nufuus
4.            Kitab Syaroi'il Islam
5.            Kitab Ikhtilaful Ulama' atau Ikhtilaful Fuqoha' atau Ikhtilafu Ulama'il Amshor fie Akhkami Syaroi'il Islam.
6.            Kitab Al Basith, tentang kitab ini beliau Imam Adz Dzahabi berkata: "Pembahasan pertama adalah tentang thoharoh, dan semua kitab itu berjumlah 1500 lembar.
7.            Kitab Tarikhul Umam wal Muluk (Tarikhul Rusul wal Muluk)
8.            Kitab Tarikhul Rijal minas Shohabah wat Tabi'in.
9.            Kitabut Tabshir.
10.        Tahdzib Atsar wa Tafsiilust Tsabit 'Ani Rosulillah Saw Minal Akhbar
11.        kitab Tafsir beliau ini
12.        Al Jaami' fiel Qiro'at
13.        Haditsul Yaman
14.        Ar Rod 'Ala Ibni 'Abdil Hakim
15.        Kitabuz Zakat
16.        Al 'Aqidah
17.        Kitabul fadhoil
18.        Fadhoil Ala Ibni Tholib
19.        Mukhtashor Al Faroidz
20.        Kitab Al Washoya,
Dan masih banyak lagi kitab-kitab beliau yang tidak kami sebutkan disini.[9]

V.     WAFAT BELIAU
Beliau wafat pada hari Ahad dua hari pada akhir bulan syawal tahun. Selama hidupnya, umur beliau mencapai 85 atau 86 tahun, dan dikuburkan di tanahnya Ya'qub di Bagdad. [10]
والله اعلم
(OLEH : "Fikris Shofa")


REFERENSI
  • Abi Ja'far Muhammad bin Jarir Ath Thobari (224-310 H), Tahqiq DR. Abdur Rohman bin Abdul Muhsin Ath Thobari, Tafsir Ath Thobari Jami'ul Bayan 'An Ta'wili Ayil Qur'an, cetakan 1, Qohiroh 1422 H/ 2001. Markaz Al Buhuts wad Dirosat Al Arobiyah wal Islamiyah.
  • Al Imam Syamsuddien Muhammad bin Ahmad bin Utsman Adz Dzahabi, wafat 748 H. Siyar A'lamin Nubala, dan telah di tahqiq oleh Muhibbudien Abi Sa'id Umar bin Ghomah Al Amruwi.
  • DR. Muhammad Husain Adz Dzahabi, Tafsir Wal Mufassirun, pustaka Daarul Kutub Al Hadistah, cetakan ke-2, tahun (1396 H / 1976)
  • Mabahist fie Ulumil Qur'an oleh Manna'ul Qoththon, dicetak atas Nafkah perpustakaan dan percetakan Al Hidayah Surabaya, 1973 M / 1393.



[1]  Amul adalah kota paling besar di Thobastan.
[2]  Tafsir Ibnu Jarir At Thobari, juz: 1, hal: 12, dalam muqodimah tahqiqnya oleh DR. Abdulloh bin Abdur Rohman at Turki.
[3]  Siyar A'lamin Nubala', juz 11 hal: 292.
[4]  Siyar A'amin Nubala', Juz 11, hal : 294
[5]  Siyar A'amin Nubala', Juz 11, hal : 296
[6]  Siyar A'amin Nubala', Juz 11, hal : 296.
[7]  Tafsir wal Mufassirun, juz 1, hal : 326.
[8]  Tafsir Ibnu Jarir, juz: 1, hal : 55.
[9]   Tafsir Ibnu Jarir At Thobari, juz: 1, hal: 46, dalam muqodimah tahqiqnya oleh DR. Abdulloh bin Abdur      Rohman at Turki.
[10]   Ibid.

Tidak ada komentar:

_Resolusi_

     Menjelang akhir tahun ini setiap orang pasti memiliki resolusi, ya memang resolusi ini dianggap penting apalagi pada moment-moment saat...