(Bagian I)
Senin, 13 November 2017
Pagi
hari ini hatiku berdegup kencang, entah apa yang aku rasakan tak mampu ku
definisikan. Hari ini adalah hari yang sangat special, mengapa? Karena hari ini
umurku beranjak ke-20 tahun. Umur yang tak pantas lagi dianggap anak kecil,
umur yang beranjak pada gerbang kedewasaan. Umur dimana seseorang sudah
menentukan masa depannya. Ya, umur disaat egoisme perlahan-lahan surut dari
karakternya.
Angin berhembus dengan tidak bersahabat, entah mengapa dan ada apa dengan hari ini? akupun tak tahu. Tapi aku percaya akan ada keajaiban pada hari ini. aku bersekolah seperti biasanya, tak ada tanda-tanda apapun dalam setiap detik waktunya, semuanya berjalan seperti biasanya. Sore hari pun aku melakukan kegiatan rutinitas mingguan yaitu halaqoh dan dilanjutkan dengan ifthor bersama. Malam hari itu pun perasaanku masih tetap biasa sebagaimana yang lainnya.
Keesokan
harinya, aku mengirim SMS nasihat pada abi, tak kuduga abi membalasnya dengan
SMS yang membuat hatiku remuk seketika, kedua kakiku lemas tak berdaya, kesemangatanku
pun perlahan-lahan pudar bak pelangi yang hilang setelah hujan. Ya, aku
mendapatkan kabar bahwa umi tak sadarkan diri dirumah sakit. Ya Allah... ada
apa gerangan? Mengapa semuanya begitu tiba-tiba? Padahal baru hari Sabtu aku
bertemu abi, selang 2 hari kemudian umi masuk rumah sakit dalam kondisi tidak
sadarkan diri. Bibirku hanya mampu berdzikir, mataku sembab berlinang air mata,
suaraku pecah oleh tangisan. Ya Allah.. begitu capatkah kondisi ini berubah?
Kemarin adalah minggu ceria dan bahagia (sebab abi datang ke Ma’had
menjengukku) dan minggu ini adalah minggu duka dan air mata. MasyaAllah...
begitu cepatkah ini semua berubah? Begitu dahsyatkah ujian ini menimpa? aku
selalu berhusnudzan billah mengharapkan datangnya keajaiban disetiap do’a
dan istigfar yang kulantunkan.
Setelah
abi memberikan pesan-pesan yang harus kutunaikan, aku beranjak bewudhu untuk
melaksanakan sholat dhuha. Aku tidak ingin air mataku menetes terjatuh sia-sia,
aku ingin air mata ini berharga dan membuatku semakin mulia dihadapan-Nya. Tangisku
tak terbendung dalam setiap gerakan sholatku, lisanku bergetar kala kuucap
bait-bait do’a. Sungguh, saat itu aku merasa sebagai manusia yang lemah tak
berdaya, manusia yang tak sanggup menjalani takdir-Nya jika bukan karena-Nya
hidupku diliputi dengan keputusasaan.
Tak terasa
sejam berlalu, air mataku terkuras habis, mataku meninggalkan bekas gelembung-gelambung
di sekitar kelopak mataku. Aku berharap tangisku saat ini menjadi pemadam
panasnya api neraka yang membara, aku berharap tangisku saat ini dapat mengubah
jalan takdir-Nya. Aku berharap umi dapat lagi berkumpul bersama lagi dengan
kami. Setelah sholat aku SMS abi memaksa ingin segera pulang. Namun, abi
berkata: “ teh... satu hal yang kita butuhkan saat ini adalah bagaimana umi
bisa tertolong. Karena kalau kamu pulang kamu tidak akan fokus beribadah
dan berdo’a. Jadi, yang dibutuhkan saat ini adalah do’a-do’a dari kalian. Dengan
menggunakan wasilah “PENYAYANG” sebab umi penyayang kalian. Jadi mintakanlah
pada Allah, agar tidak mencabut salah satu sifat-Nya Ar-Rahiim yang Allah
tempatkan pada diri umi.” Aku tak kuat menahan semua itu, aku menangis
sesegukan, nafasku tak lagi teratur, tangan dan kakiku lemas tak berdaya. “ ya
udah bi, klo memang itu yang terbaik untuk kita saat ini teteh rela bersabar
disini seraya terus berdo’a memohon pertolongan-Nya” kataku sembari mengusap
air mata.
Sepanjang
itu aku terus menyendiri dan berdo’a memohon agar Allah mengubah jalan cerita-Nya,
berharap kebahagiaan berkumpul bersama keluarga masih kami rasakan sebagaimana
keluarga lainnya. Bayang-bayang wajah umi hadir di pelupuk mata, setiap
bayangan itu muncul semakin deraslah linangan air mataku. Tak terbayang
bagaimana adik-adikku harus hidup tanpa
kasih sayang seorang ibu (kami 12 bersaudara).
Malam itu,
aku merasakan capek dan ngantuk yang luar biasa. Mungkin karena tenagaku
terforsir seharian oleh tangisan. Dalam tidurku berharap esok akan ada
keajaiban yang menghampiri keluarga kami.
(bersambung.......)
(bersambung.......)