Selasa, 28 November 2017

Sepenggal Episode Kehidupanku



(Bagian II)
Kamis, 16 November 2017
            Pagi itu suasana hatikupun masih mendung, seluruh kegiatan ma’had kutinggalkan, mood ku pun belum kembali seperti biasa. Siang itu, aku berangkat ke Solo, ke rumah bulekku. Sebab, besok jam 09.00 kita start menuju cirebon, kampung halamanku. Siang itu cuaca hujan gerimis, hatiku mendadak gerimis dibuatnya. Alhamdulillah, ada tawaran mobil dari ustadz untuk ikut ke Solo karena kebetulan ustadz ada kepentingan di Solo. Kami diantar sampai ke depan rumah, Masyaallah.. ini adalah anugerah-Mu ya Allah... kami tak perlu lagi hujan-hujan menunggu mobil yang akan kami naiki, terlebih kamipun tak lagi mengeluarkan sepeser uang. Sesampainya di rumah bulekku, aku beristrirahat sejenak hingga besokpun tiba..

Jum’at, 17 November 2017
            Aku mendapatkan kabar gembira, bahwa umi sudah mengeluarkan bayinya tanpa harus operasi. Subhanallah... ini adalah karunia terbesar-Mu Ya Allah yang Engkau berikan pada keluarga kami yang lemah tak berdaya di hadapanMu. Bayi gagah itu keluar dalam keadaan meninggal. Ya, meninggalkan dunia yang fana ini menuju pangkuan Maha Rahiim. Adikku... ternyata Allah lebih menyayangimu agar tidak hidup di dunia yang sudah rapuh dimamah usia, dunia alkhir zaman yang penuh dengan fitnah, dunia yang sudah tidak indah lagi dirasa, justru seolah-olah menjadi gubuk derita bagi siapa saja yang hidup dan berjalan jauh dari Cahaya petunjuk-Nya. Selamat jalan adikku.. semoga engkau menjadi tabungan di akhirat kelak dan menjadi salah satu penghalang dahsyatnya api neraka dan kita sekeluarga.
            Di tengah perjalanan abi memberitahukan ku, bahwa adik bayi akan dikuburkan ba’da sholat Jum’at. Aku memohon pada abi untuk tidak di kuburkan terlebih dahulu hingga aku sampai ke rumah dan melihat adikku. Namun, abi tidak mengabulkan permohonanku dengan pertimbangan bahwa adikku sudah terlalu lama terbujur kaku kurang lebih 4 hari di dalam kandungan umi. Perlahan lahan aku ikhlaskan meskipun hati ini agak sulit menerima kenyataan, sebab perkiraan aku sampai ke sana ba’da maghrib.
            Sesampainya di RSUD 45 KUNINGAN......
            Aku bersama keluarga bulekku segera mencari lokasi dimana umi dirawat. Sepanjang perjalanan menuju ruang ICU hatiku sungguh merinding di buatnya. Ternyata ruang ICU itu benar-benar berbeda dengan ruangan lainnya. Suasananya pun sangat berbeda dirasakan, dan harus memasuki ke sebuah lorong di bagian atas. Benar-benar kamar khusus dan jalan ikhtiar terakhir seorang manusia.
            Ya, dikamar ini aku menyaksikan betapa kerdilnya manusia di hadapan takdir Sang Pencipta, betapa lemahnya ia yang hanya sanggup menguraikan air mata. Bahkan kehebatan seorang dokterpun teruji di ruangan ini. Sungguh, dokterpun tak akan mampu mengubah apa-apa yang sudah dikehendaki-Nya. Masyaallah... inikah hikmah dan pelajaran yang dapat aku ambil atas ujian ini Ya Allah? Betapa dahsyat-Nya setiap skenario-MU, betapa mendebarkannya setiap keputusan-keputusan-Mu.
            Ya Allah, kini kusemakin yakin bahwa manusia adalah makhluk yang sangat terbatas. Makhluk yang paling tidak layak untuk membanggakan dan menyombongkan diri sendiri. Makhluk yang tidak pantas kehebatan yang dilakukannya dinisbatkan pada dirinya. Semuanya adalah kehendak Allah Ta’ala, jika Allah menghendaki maka hanya mengatakan “Kun Fa Yakuun” jadilah! Maka semua kehendak-Nya akan terjadi.
            Selain makhluk yang terbatas, tapi sifat asli manusia adalah makhluk yang suka melampaui batas. Oleh karenanya Allah memberikan kita batasan-batasan Syari’at-Nya agar kita tidak melanggar aturan-aturanNya, juga demi kemaslahatan kehidupan manusia yang jarang sekali diantara kita menyadarinya. Allah juga memberikan kita Iman yang ke enam, yaitu Iman Kepada Qadha (ketentuan) dan Qadar (takdir). Agar kita tidak terlalu berambisi atas ikhtiar yang kita lakukan, bahwa ada Allah yang mengatur semua-Nya. Seorang manusia hanya mampu berikhtiar, namun Allahlah yang berwenang atas hasil ikhtiarnya. Namun, ikhtiar adalah jalan menuju Qadha danQadarnya, tanpa ikhtiar itu apa yang kita kehendakipun tidak akan pernah tercapai. Maka jangan pernah bosan untuk terus berikhtiar diiringi do’a dan tawakkal billah, agar ikhtiar kita tidak sia-sia...
            (Bersambung......)

_Resolusi_

     Menjelang akhir tahun ini setiap orang pasti memiliki resolusi, ya memang resolusi ini dianggap penting apalagi pada moment-moment saat...