Kamis, 18 Januari 2018

_Resah Pada Negri_





      Terkadang berada  dilingkungan pesantren membuatku tidak mengerti apa yang tengah ramai terjadi di luar. Sebab di pesantren waktu aku lebih banyak terforsir untuk belajar secara formal dan banyak membaca turats-turats. Aku merasa ada yang kurang dalam diriku. Ya, bagaimana realita dan kondisi umat islam diluar sana? Semakin membaikkah? Atau justru semakin bertambah buruk? Entahlah.. aku hanya bisa menerka-nerka lewat pemberitaan yang dibawa oleh media-media.
Entah itu media tulisan, media sosial ataupun media visual.

Sekedar untuk mengetahui, lewat media-media menurutku sudah cukup. Namun, untuk merasakan suasana, ternyata media tidak mewakili sepenuhnya. Sebab banyak drama dalam media dan pemberitaan, dan ada orang-orang yang berkepentingan demi kesejahteraan segelintir orang dibandingkan untuk memberikan kemanfaatan bagi banyak kalangan.  
Semakin hari masalah dinegri kita kian menumpuk, masalah-masalah yang adapun tidak tuntas terselesaikan, malah mendatangkan masalah yang baru dan lebih rumit. Masalah yang seharusnya cukup terselesaikan di ranah kepemerintahan, malah menjadi konsumsi publik dan membuat masyarakat semakin bingung dengan ulah-ulah para pemimpinnya.
Yang sebelum-sebelumnya para pengusa mempermainkan politik, kini semuanya berbalik 3600 akhirnya para penguasalah yang dipermainkan oleh politik-politik yang mereka buat sendiri. Sebagaimana yang kita lihat pada pemberitaan-pemberitaan di media. Kini, rakyat tinggal menonton sambil tertawa, melihat para kandidat calon penguasa memanas dan saling cakar mencakar. Tertawa seraya menangis dalam hati, miris melihat para manusia yang haus akan nafsu kekuasaan, mempertaruhkan hartanya demi mendapat jabatan. Padahal pada hakikatnya jabatan adalah sesuatu yang paling mengerikan di akhirat kelak, sebab jabatan bukan soal integritas tapi jabatan soal tanggung jawab.
Para profesionalis di bidangnya semakin bingung untuk menyelesaikan semua permasalahan yang melanda negeri ini. sebab negri ini memiliki segudang PR yang semuanya menuntut untuk diselesaikan. Perlahan-lahan semua orang merasa bosan, lelah, dan marah, namun entah kepada siapa rasa ini harus dilampiaskan, sebab semua orang tidak mau disalahkan dan tidak ada yang merasa bersalah. Ibarat sebuah kesalahan bersama yang harus di selesaikan bersama. Namun, ketika menyelesaikan suatu masalah tidak ada yang membuang ego diri, semua saling beradu ego, sehingga masalahpun tidak akan pernah selesai. Wallahu a’lam bishowab.  

_Resolusi_

     Menjelang akhir tahun ini setiap orang pasti memiliki resolusi, ya memang resolusi ini dianggap penting apalagi pada moment-moment saat...